I can do it
Author :Han Hyo Mi
Main Cast : Park Min Yeol and Park Chanyeol EXO-K
Genre :Romantic and School Life
Untuk : 15 +
Soundtrack : SHINee_Dazzling Girl
*~*~*~
Setiap pagi, dengan setia akan
pengabdiannya, seorang yeoja yang memiliki displin yang tinggi selalu menegur,
menasehati dan mencatat siswa-siswi yang selalu melanggar peraturan sekolah.
Tepat setiap jam 7 kurang 15 menit, ia akan berdiri di depan gerbang sekolah
dengan sebuah buku catatan khusus. Ia seorang Sexi Kesiswaan di OSIS sekolahnya.
Namanya adalah Park Min Yeol atau Min Yeol.
“Yaa…lihat
baju mu itu! cepat masukan!” teriak Min Yeol pagi-pagi di depan gerbang.
“Ne, ne”
seorang namja yang jengkel.
“Itu, mana
dasi mu?” tegur Min Yeol.
“Ne, aku
pakai” jawab yeoja itu.
KRIIIING (suara
bel sekolah)
“Ppali,
ppali!” teriak Min Yeol seraya perlahan menutup gerbang sekolah. Siswa-siswi
pun berlarian ke dalam gerbang sekolah.
“Jamkkanman!”
teriak seorang namja yang berlari-lari dari luar gerbang.
“Ani. Gerbang
sudah di tutup. Kau terlambat” jelas Min Yeol.
“Hanya…5
detik kok” jawab namja itu.
“Oh..nama namja ini Park Chan Yeol” ujar Min
Yeol dalam hati saat membaca nama namja itu di seragam namja itu.
“Tetap saja
itu terlambat” ucap Min Yeol sambil menulis nama namja itu di buku catatannya.
“Mwo?”
“Wae? Nama mu
sudah ku catat di sini” ujar Min Yeol memperlihatkan buku catatan khususnya
itu.
“Ahk…” keluh
namja itu sambil menampar gerbang sekolahnya. Min Yeol hanya diam dan
meningglkan namja itu.
Ternyata, namja bernama Park
Chanyeol itu cukup memenuhi catatan Min Yeol. Min Yeol sempat bingung, kenapa
namja itu selalu terlambat. Hingga akhirnya, Min Yeol memanggil namja itu untuk
menemui Wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan.
“Lagi-lagi
kau terlambat. Heh…kau tidak ada jera-jeranya, yah? kau tahu seberapa banyak
namamu dalam buku catatan ku?” ucap Min Yeol yang berdiri di depan gerbang.
“Heh..heh…haruskah
aku menjelaskan alasan ku padamu?” ujar Chanyeol yang masih ngos-ngosan.
“Tidak perlu.
Kau jelaskan saja pada Wakil Kepsek kesiswaan. Beliau sudah menunggu mu di
ruangannya” ucap Min Yeol seraya pergi meninggalkan namja yang masih
ngos-ngosan itu.
Pada jam istirahat, Min Yeol duduk
sendiri di kantin dengan tumpukan buku yang cukup tinggi. Bisa di bilang, ia
adalah murid pintar di sekolahnya. Tapi, ia tidak memiliki banyak teman. Ia
akan mendapatkan teman, jika temannya membutuhkan bantuannya.
Sesekali Chanyeol yang duduk agak
jauh dari Min Yeol, menatap Min Yeol. Tapi, Min Yeol tidak menyadari itu.
Entah, apa maksud dari tatapan itu.
Esok harinya, lagi-lagi Chanyeol
terlambat masuk sekolah. Sekarang, ia terlambat 1 menit. Hingga membuat Min
Yeol beranjak pergi.
“Yaa…jakkanman!
Min Yeol” teriak Chanyeol dari luar gerbang sekolah.
“Kau
terlambat satu menit. Ku rasa jam terlambat mu semakin banyak” ucap Min Yeol
dan kembali lagi berjalan.
“Hah…”
Chanyeol yang terduduk di depan gerbang sekolah.
Jam 2 siang, waktunya jam pulang
sekolah. Min Yeol sangat terkejut ketika mendapati sosok namja yang ia kenal
tertidur pulas di depan gerbang sekolah.
“Yaa!” Min
Yeol menendang Chanyeol.
“Emh…kau?
mwoya?” ucap Chanyeol terbangun.
“Heh..kau
bilang mwoya?” ujar Min Yeol.
“Enak sekali
kau tidur disini. Hah…sepertinya kau memiliki penyakit ngantuk yang luar biasa
aneh?” ucap Min Yeol.
“Hah…” hela
nafas Chanyeol berdiri sambil membersihkan celana belakangnya yang kotor.
“Sebaiknya
kau pulang. Kau hanya membuat pemandangan sekolah ini kotor saja” ucap Min Yeol
yang pergi.
“Yaa…apa yang
kau katakan? jaga bicara mu, ya?” Chanyeol yang berteriak. Min Yeol tetap saja
berjalan tanpa menghiraukan Chanyeol.
*~*~*~*
TING TONG,
TING TONG (suara bel)
“Ne,
jakkanman!” ucap suara seorang Ibu dari dalam sebuah rumah yang sederhana itu.
“Annyeonghaseyo”
sapa Min Yeol.
“A..annyeonghaseyo.
Temannya Chanyeol, ya?” Tanya Ibu itu setelah melihat Min Yeol yang bertamu.
“Ne.
Chanyeolnya ada?” Tanya Min Yeol.
“Ah, ne, Ada.
Sebentar, ya? eh..Deurowa” ucap Ibu Chanyeol.
“Ani. Saya
tunggu di luar saja” ucap Min Yeol.
Cukup lama, Min Yeol sudah menunggu
di luar. Sesekali ia melihat jam tangannya dan merasa gelisah.
“Chanyeol,
bangun…di luar ada teman yeoja mu menunggu” ucap Ibunya sambil
menggoyang-goyangkan tubuh anaknya itu.
“Emh…siapa,
Eomma?”
“Eomma tidak
tahu. Cepat bangun! kasihan dia menunggu mu”
“Ne, ne”
jawab Chanyeol dengan nada suara pelan sekali.
Chanyeol pun segera ke kamar mandi
dan mengguyurkan tubuhnya dengan air hangat. Gerak Chanyeol sangat lambat. Mana
lagi mata Chanyeol seperti setengah tidur.
“Siapa?”
Tanya Chanyeol seraya keluar dari rumah.
“Lama sekali
kau itu. Ini sudah jam berapa?” omel Min Yeol.
“Hoh, Min
Yeol. Apa yang kau lakukan di sini?” ucap Chanyeol yang terkejut melihat sosok
yeoja yang akhir-akhir ini sedikit membuat kehidupannya berantakan.
“Jangan
banyak tanya. Kajja kita berangkat! Ajumma kami berangkat dulu. Annyeonghaseyo”
Min Yeol pamit sambil menarik tangan Chanyeol.
“Ne.
Hati-hati ya!” jawab Ibu Chanyeol.
“Yaa!
pelan-pelan” keluh Chanyeol.
“Tidak ada
pelan-pelan. Waktu kita cuman 3 menit lagi” jawab Min Yeol.
Min Yeol terus memegang tangan
Chanyeol sambil berlari. Chanyeol sangat heran akan tingkah yeoja ini. Kurang
satu menit jam tujuh mereka sampai di sekolah.
“Huft…hampir
saja kita telat” ucap Min Yeol kelelahan.
“Kenapa kau
menjemput ku, hah?” tanya Chanyeol yang lebih lelah dari Min Yeol.
“Kau bilang
kenapa? seharusnya kau berterima kasih aku sudah membantu mu mengurangi catatan
di buku ku” ucap Min Yeol seraya berjalan ke gedung sekolahnya.
“Dasar Pabo!”
“Mwo? aku
melakukan ini bukan maksud apa-apa. Aku hanya melakukan tugas ku sebagai Sexi
Kesiswaan” ujar Min Yeol yang mendengar kata-kata Chanyeol tadi.
Esok paginya, Min Yeol menjemput
Chanyeol lagi seperti kemarin. Lagi-lagi namja itu belum bangun dan harus
menunggunya lagi.
“Annyeonghaseyo”
sapa Min Yeol ketika pintu rumah Chanyeol di buka.
“Annyeong.
Eh, kamu lagi. Mau menjemput Chanyeol, ya?” tanya Ibunya.
“Ne. Dia
sudah bangun?”
“Eh, belum.
Tapi, Ajumma bangunkan kok. Mianhae, merepotkan mu”
“Ani ani,
Gwaencanayo. Eh, ajumma, aku boleh bertanya?”
“Ne. Mwo?”
“Kenapa
Chanyeol sering datang terlambat ke sekolah? Padahal dia sudah mendapat
peringatan dari Wakil Kepsek”
“Oh itu. Dia
mengidap penyakit susah bangun tidur sejak kecil. Sampai sekarang, itu belum
ada obatnya. Dia sangat susah di bangunkan. Kalau sudah bangun, geraknya akan
lambat dan akan cepat lelah. Tapi, penyakit itu tidak berbahay untuknya”
“Oh, ne. Aku
sekarang mengerti”
“Ya sudah,
ajumma bangunkan Chanyeol dulu. Deurowa!” ujar Ibunya yang mempersilahkan
masuk.
“Ani. Saya
menunggu di teras saja” ucap Min Yeol seraya duduk di teras rumah Chanyeol.
Dua puluh menit kemudian, akhirnya
Chanyeol keluar rumah. Wajahnya terlihat lusuh dan matanya pun berkantung.
“Heh…lama
sekali. Lebih lama dari seorang yeoja” ucap Min Yeol.
“Cerewet
sekali kau” jawab Chanyeol.
“Kajja!” ujar
Min Yeol.
“Kenapa kau
mau melakukan ini untuk ku, hah?” tanya Chanyeol.
“Untuk
kebaikan mu. Agar kau terbiasa bangun pagi tepat waktu”
“Jadi, kau
menganggap aku tidak biaa bangun pagi, begitu?”
“Ne. Memang
begitukan kenyataanya?”
“Kau meremehkan
ku. Kau kira aku tidak bisa?”
“Jangan
banyak bicara. Kajja!” ucap Min Yeol sambil berjalan.
“Aku bisa
melakukan itu” ujar Chanyeol.
“Jinjja?
Buktikan itu” ujar Min Yeol.
“Oke. Aku
akan buktikan kepadamu mulai besok” jawab Chanyeol sambil berjalan di belakang
Min Yeol.
Min Yeol berjalan lebih dulu dan
diikuti oleh Chanyeol di belakangnnya. Sesekali Min Yeol berhenti dan melihat
kebelakang. Chanyeol terkejut ketika Min Yeol berhenti dan melihatnya. Chanyeol
pun mempercepat langkahnya.
“Lambat
sekali kau berjalan. Seperti siput” ucap Min Yeol sambil berjalan kembali.
“Ciih” ketus
Chanyeol.
Mereka pun sampai di sekolah tepat
bel berbunyi. Sesampai di pembelokkan lorong sekolah Min Yeol berhenti.
“Aku tunggu
janji mu besok” ucap Min Yeol.
“Ne. Kau
tenang saja. Aku adalah namja sejati yang selalu tepati janji” jawab Chanyeol
santai.
*~*~*~*
Hari ke-1
Jam 7 kurang 3 menit, Chanyeol belum
juga datang. Siswa-siwi di jalan mulai sepi. Min Yeol sesekali melihat jam
tangannya dan mencari-cari sosok namja yang sering terlambat itu. Min Yeol
merasa gelisah dan bolak-balik di depan gerbang sekolah.
“YAA! AKU
TIDAK TERLAMBAT” teriak seorang namja.
“Chanyeol?”
Min Yeol yang melihat Chanyeol berlari-lari.
“Hah…ha…hah…huft.
Aku tidak terlambat kan?”
“Emh”
“Hahaha.
Bagus. Sudah ku bilang aku bisa buktikan itu. Seterusnya, aku tidak akan pernah
terlambat lagi” ucap Chanyeol sambil mewink Min Yeol dengan menunjuk wajah Min
Yeol dengan jari telunjuknya.
“…” Min Yeol
hanya diam dan meninggalkan Chanyeol.
“Yaa! Jakkanman”
Chanyeol yang berlari menyusul Min Yeol.
Hari ke-2
Seperti kemarin, jam 7 kurang 3
menit, Chanyeol juga belum datang. Min Yeol berdiri di gerbang sambil melipat
kedua tangannya ke depan sambil sesekali melihat jam tangannya.
“Yaa!
hah..ha..hah…aku tidak terlambat kan?” tanya Chanyeol sambil ngos-ngosan.
“Ani” jawab
Min Yeol santai.
“Hahaha”
Chanyeol tertawa dalam keadaan masih ngos-ngosan.
Hari ke-3
“Ap…apa aku
terlambat?” jawab Chanyeol sambil berpegangan pada pagar gerbang sekolah.
“E…ani” jawab
Min Yeol yang heran melihat Chanyeol.
“Hehehe”
Chanyeol cengengesan.
Hari ke-4, 5, 6 dan 7, Chanyeol
memang tidak terlambat. Tapi, keadaan Chanyeol memburuk. Keadaanya makin lusuh
dan wajahnya juga pucat berkeringat dingin.
“Hah…ha…hah,
ak..akuh ti..dakh terlam..bath kan?” tanya Chanyeol sambil berpegangan pada
gerbang sekolah.
“A..aniyo.
Gwaencanayo?” tanya Min Yeol sambil melihat Chanyeol.
“Hahaha.
Gwaencana. Aku kuat kok” jawab Chanyeol sambil berusaha berdiri.
BRAAK
“Chanyeol?
Chanyeol bangun” ujar Min Yeol sambil menopang kepala Chanyeol.
“Tolong!
Tolong!” teriak Min Yeol meminta tolong.
“Ada apa,
nak?” tanya Pak Satpam.
“Tolong
angkat Chanyeol ke UKS” ujar Min Yeol.
Pak Satpam pun mengangkat Chanyeol
ke UKS. Muka Min Yeol begitu gelisah dan khawatir. Min Yeol langsung
menghirupkan minyak angin ke hidung Chanyeol. Perlaha-lahan mata Chanyeol
terbuka.
“Chanyeol?
kau sudah sadar?” tanya Min Yeol.
“Emh. Dimana
aku?”
“Kau di UKS.
Tadi, kau pingsan. Aku khawatir sekali”
“Jinjja?”
tanya Chanyeol dengan tatapan licik.
“Eh…it-itu.
Bukan maksud apa-apa kok”
“Oh. Lalu
kenapa wajah mu begitu khawatir sekali?”
“Memangnya
aku tidak boleh khawatir dengan keadaan mu, ya?”
“Aniyo. Hanya
saja kau terlihat berbeda”
“Berbeda?”
“Ah, lupakan
saja” ujar Chanyeol.
“Kenapa kau
tidak menceritakan soal penyakit mu itu?”
“Penyakit?
tahu dari mana kau?”
“Eomma mu
yang menceritaknnya kepada ku. Katanya, kau mengidap penyakit yang susah bangun
tidur sejak kecil”
“Oh. Tidak
saja”
“Kau malu
dengan panyakit mu?”
“Aniyo”
“Jangan
bohong! untuk apa juga kau harus malu? semua orang juga punya penyakit mereka
sendiri-sendiri” jelas Min Yeol.
“Aku, aku
hanya merasa diriku lemah”
“Harus kah
kita merasa lemah di setiap kita memiliki penyakit? Kita itu harus kuat. Itu
adalah cobaan”
“….” Chanyeol
hanya terdiam.
“Kau harus
kuat. Aku yakin kau bisa” ucap Min Yeol sambil memegang punggung tangan
Chanyeol.
Deg..
Chanyeol
spontan langsung menatap mata Min Yeol. Mereka saling bertatapan satu sama
lain. Keduanya merasakan sesuatu yang spesial ketika mereka bertatapan. Min
Yeol pun langsung menarik tangannya.
“Mi..mianhae”
ucap Min Yeol.
“Gwaencana.
Eh, itu aku…aku menyukai mu” ujar Chanyeol.
“Ne?”
“Aku menyukai
mu. Entah sejak kapan aku menyukai mu. Hanya saja aku merasa nyaman jika berada
di dekat mu” jelas Chaneyol.
“Jinjjayo?”
“Emh. Maukah
kau menjadi yeojachingu ku?”
“Ne” jawab
Min Yeol dengan mantap.
“Jin..jinjjayo?”
“Emh. Aku
juga merasa nyaman jika berada di dekat mu”
“Heheh.
Gomawo”
“Ne. Cheonma”
Mereka pun saling tersenyum satu
sama lain. Mana lagi Chanyeol tiba-tiba mencium pipi kiri Min Yeol. Spontan
kedua pipi cabi Min Yeol langsung merah seperti tomat masak.
~The End~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar