The Prince’s Two Loves
Author :Han Hyo Mi
Main
Cast :Song Hae Rin, Song Hae Ra, Park
Jae Kyung, Jung Yi In, EXO:Se Hun & Lay
Supp.
Cast : All members EXO=>Su Ho,
Chanyeol, Baekhyun, D.o, Kai, Kris, Lu Han, Chen, Xiumin, Tao
Genre :Romantic, School Life and Castle Life
Soundtrack :CN.Blue_Dream Boy
Untuk : 15 +
Untuk : 15 +
Part
1
Annyeonghaseyo
^_^v, iya kembali lagi dengan Author aegyo aegyo aegyo #PLAAK XD. Ini fanfic
selanjutnya yang masih menggunakan EXO sebagi pemeran utamanya, hehehe XD.
Karena hati Author sedang dijajah alien-alien DAEBAK dari EXO Planet, Author
hanya pasrah terjerat cinta alien-alien itu #Alay deeh >///<. Makanya
saat ini Author banyak mendapatkan inspirasi dari mereka. Selain fanfic author
juga update seputar Tentang Korea Selatan Lo..makanya jangan cuman baca fanfic
author aja. Baca juga info-info baru updatetan Author yang lainnya di Blog Han
Hyo Mi “Semua Tentang Korea”. Yap..tanpa banyak bakicot #Virus dari Risa, kita
langsung ke KTP..XD
*~*~*~*
Di pagi hari yang cerah, walaupun
matahari tak muncul sepenuhnya, dua orang Yeoja kembar di Istana Changdeok
menyambut pagi dengan senyuman manis mereka. Yang satu asik menata sarapan.
Yang satunya asik mandi. Mereka adalah Song Hae Rin dan Song Hae Ra. Anak dari
Pangeran Song Woo Young dan Putri Gum Hae Min.
“Annyeonghaseyo!”
teriak Hae Rin sambil menuruni tangga.
“Annyeong,
Ayo cepat makan!” jawab Hae Ra dari ruang makan.
“Ne”
jawab Hae Rin yang melempar tasnya ke kursi dan duduk di kursi itu.
“Selamat
makan!” teriak Hae Rin dan Hae Ra bersamaan.
“Enak
yah, jadi Hae Rin” ucap Hae Ra di sela makan.
“Ehmh?”
ujar Hae Rin yang bingung dalam keadaan mengunyah makanan.
“Kau
sehat, kuat, cantik dan penuh semangat” jawab Hae Ra lesu.
“Hehehe,
tidak begitu juga. Yang cantik itu kamu. Aku biasa-biasa saja” jawab Hae Rin.
“Aniyo.
Kau juga cantik” ucap Hae Ra.
“…”
Hae Rin hanya tersenyum.
“Hari
ini adalah kedua kalinya kau masuk sekolah baru. Tak terasa sekarang kau sudah
Godeung Hakkyo(SMA) ” ucap Hae Ra makin lesu.
“Ah…kau
ini! Jangan merendah begitu” ucap Hae Rin memusut lembut pundak kembarannya
itu.
“Hae
Rin benar, Hae Ra” sambung nenek mereka.
“Waktunya
ke sekolah, Tuan Putri” panggil Yi In seorang Yeoja pengawal pribadi mereka.
“Ne.
Aku duluan” ucap Hae Rin sambil menundukkan badannya dan memakan permen
lolipopnya.
“Annyeonghi
Kaseyo! Hati-hati ya, Hae Rin!” teriak Hae Ra sambil melambai-lambaikan
tangannya.
“Ne.
Annyeonghi Gyeseyo” teriak Hae Rin membalasnya.
“Deurowa!”
ucap Yi In mempersilahkan Hae Rin masuk ke dalam mobilnya.
“Ne”
jawab Hae Rin.
“Tuan
Putri, ini obatnya!” ujar pelayan mereka.
“Ne”
ucap Hae Ra meraih obatnya.
“Loaaak”
keluh Hae Ra karena rasa obat yang pahit.
“Kapan
aku berhenti meminum obat ini, Halmeoni?” Tanya Hae Ra pada neneknya.
“Sampai
kau sembuh” jawab neneknya dengan lembut.
“Kapan?”
ucap Hae Ra menekuk wajahnya.
*~*Di
Sekolah*~*
“Sekolahnya
bagus” ucap Hae Rin yang masih mengunyah lolipopnya. Sebelum ia memasuki
gerbang sekolah, ia memasang headshet ke telinganya.
Tanpa disadari Hae Rin, ia melewati
seorang Seonsaengnim yang menjaga di depan gerbang.
TAAAK
“Yaa…”
teriak Hae Rin yang sedang mendapat pukulan di kepalanya.
“Kau
tidak lihat guru berdiri di depan gerbang” Tanya Seonsaengnim dengan batang
bambu panjang di tangan kanannya.
“Ah…Annyeonghaseyo”
sapa Hae Rin sambil menunduk dan langsung pergi begitu saja.
“Ya…Yaa..”
teriak Seonsaengnim kembali.
“Anak-anak
zaman sekarang jadi seperti itu gara-gara globalisasi” ketus Seonsaengnim itu.
“Yaa…kau,
mana dasi mu?” teriak Seonsaengnim itu sambil menunjuk-nujuk dengan bambu
panjangnnya.
“Ah,
n..ne” jawab namja itu gagap.
Sementara
itu, dengan santainya Hae Rin berjalan menuju kelasnya melewati lapangan Sepak
Bola.
“AWAS!”
teriak seseorang dari arah lapangan. Hae Rin pun menatap asal suara itu dan…
BUUUUK
“Akh…”
keluh Hae Rin yang mendapati hidungnya memerah akibat lemparan bola kaki.
“Mianhae”
ucap namja itu yang hanya mengambil bola kakinya.
“Yaa…”
teriak Hae Rin.
Karena Hae Rin sudah darah tinggi,
akhirnya ia melepas sepatunya dan melemparkannya ke namja itu.
“Yaa..rasakan
itu!” teriak Hae Rin dengan semangatnya melempar sepatunya. Namja itu pun
menatap kebelakang dan…
PAAAK
“Akh…hidung
ku” keluh namja itu sampai terjatuh.
“Se
Hun, kau baik-baik saja?” panggil teman Se Hun yang namanya adalah Lay.
“Gwaencana”
jawab Se Hun seraya bangkit berdiri.
“Itu,
hidung mu berdarah” tunjuk teman Se Hun yang namanya adalah Lu Han. Se Hun pun
mengusap hidungnya dengan tangannya.
“Aissh”
ucap Se Hun sambil menatap licik pada Hae Rin.
“Rasakan
itu!” ucap Hae Rin yang mendekati mereka dan meraih sepatunya.
“Lainkali,
akan ada yang lebih dari itu. Jika, kau ulangi sekali lagi!” ancam Hae Rin
sambil meninggalkan mereka.
PLOK
PLOK PLOK
“Mwo?”
Tanya Hae Rin pada Yeoja yang berdiri di sampingnya. Yeoja dengan rambut bob
sepundak dan memiliki bentuk tubuh yang ideal itu.
“Kau
DAEBAK!!!” ujar Yeoja itu sambil mengacungkan ibu jarinya pada Hae Rin.
“Mwo?”
Tanya Hae Rin yang masih bingung.
“Ah,e..lupakan
saja! Emh..” ujar Yeoja itu memberikan tangan kanannya. Hae Rin pun meraihnya.
“Park
Jae Kyung Imnida. Panggil saja Jae Kyung”
“Song
Hae Rin Imnida. Hae Rin”
Mereka berdua pun saling berkenalan.
Tak disangka mereka mendapat ruangan kelas yang sama.
“Yah...permennya
habis” keluh Hae Rin. Ia pun melempar batang lolipopnya tepat pada bak sampah
di sampingnya.
“Yes…tepat
sasaran” ucap kemenangannya.
“Yaa…Hae
Rin!” teriak seorang Yeoja dari dalam kelas. Hae Rin pun melirik kiri kanan di
dalam kelas.
“Disini!
Duduklah disini!” ucap Jae Kyung.
“Kau
masuk dikelas ini?” Tanya Hae Rin seraya duduk di bangku samping Jae Kyung.
“Emh”
jawab Jae Kyung yang tersenyum manis pada Hae Rin.
“Lihat!
Ini I-Pad oleh-oleh dari ayah ku lo. Dari Paris” ujar seorang yeoja di samping
mereka.
“Tahu
nggak! Kemarin Ajumma aku datang dari Belanda dan membawakan aku sepatu dari
lapisan berlian lo. Hebatkan!” ucap seorang yeoja di belakang mereka.
“Huh..”
Jae Kyung yang menghela nafas ketika mendengarnya.
“Sudah,
jangan kau hiraukan omongan mereka. Anggap saja angin lewat” ucap Hae Rin
sambil memasang Headshetnya.
Tak lama kemudian, Seonsaengnim masuk
ke kelas dan memulai perkenalan pertama kepada mereka. Jam pertama dilewati
dengan lancar.
*~*Kantin*~*
“Kau
hanya makan keripik itu?” Tanya Jae Kyung yang masih dalam keadaan mengunyah.
“Emh”
jawab Hae Rin sambil menatap novel yang ia baca.
“Oh…”
balas Jae Kyung singkat.
“Hei,
itukan yeoja yang tadi melempar mu dengan sepatu?” lirik Lu Han kepada Hae Rin.
“Iya,
benar” ucap Kai.
“Heh…liat
saja nanti. Aku akan membalasnya. Berani sekali dengan Sunbae!” ucap Se Hun
yang masih menutup hidungnya dengan tisu (=..=)’.
Sedang asiknya Jae Kyung dan Hae Rin
dengan aktifitas mereka sendiri-sendiri, seorang yeoja dengan sengaja
membalikkan minumannya ke rok Hae Rin.
“Upss,
Sorry” ucap yeoja itu.
“Ciih”
ucap Hae Rin sambil memusut-musutkan roknya.
“Perlu
ku ganti?” Tanya yeoja itu dengan nada sombong.
“Kau
kira aku membutuhkan uang mu itu” jawab Hae Rin menatap pekat mata Yeoja itu.
“Hei,
hei lihat!” tunjuk Baekhyun melihat Hae Rin.
“Apa
yang dia lakukan lagi?” Tanya Se Hun.
“…”
Baekhyun hanya mengangkat kedua pundaknya.
“Mwo?”
Tanya Yeoja itu.
“Ah…”
Jae Kyung yang kebingungan apa yang ia harus lakukan melihat situasi semakin
membara.
“…”
Hae Rin hanya diam dan menyenggol pundak Yeoja itu.
“Kau
mau tetap disini?” Tanya Hae Rin pada Jae Kyung.
“Hah..aniyo”
jawab Jae Kyung yang ikut pergi.
“Aku
punya rencana” ucap Lay mendapatkan ide setelah melihat kejadian tadi.
“Mwo?”
Tanya Se Hun.
*~*Pulang
Sekolah*~*
Dengan santai Hae Rin berjalan ke
depan gerbang sambil mendengarkan lagu dengan Headshetnya. Hae Rin menutup
matanya sejenak dan menghirup dinginnya cuaca di Musim Dingin ini. Ia eratkan
syal di lehernya untuk menghangatkan lehernya.
“Yaa…”
panggil seseorang. Hae Rin pun langsung membuka matanya dan menurunkan
Headshetnya ke pundak.
“Mwo?”
Tanya Hae Rin santai.
“…”
segerombolan namja itu hanya diam dan mendekat pada Hae Rin.
“Mwoya?”
Tanya Hae Rin mulai mengeraskan suaranya.
“…”
mereka hanya tersenyum.
“Murid
baru” ucap Chanyeol salah satu dari mereka sambil menarik syal Hae Rin.
“Lepaskan!”
ucap Hae Rin yang langsung menampar tangan Chanyeol.
“Ganas
sekali yeoja ini” ucap Chanyeol yang langsung mengeluarkan tatapan mata
andalannya.
Hae Rin pun langsung mengambil
ancang-ancang. Ia sudah siap dengan posisi kuda-kudanya.
“Mau
ngajak berantem tuh” ucap Xiu Min salah satu dari mereka.
“Baiklah.
Akan ku layani” ucap Chanyeol yang juga mengambil ancang-ancang.
“Serang!”
teriak Hae Rin.
“Mwo?
Serang?” ujar Chanyeol yang bingung.
Tidak disangka, Bodyguard Hae Rin
datang dari belakang dan langsung menangkap mereka semua.
“Ya…yaa”
keluh mereka.
“Annyeong…”
ucap Hae Rin yang melambai-lambaikan tangan kepada mereka.
“Duerowa!”
ucap Yi In membukakan pintu mobil. Sebelum masuk, Hae Rin masih sempat mengolok
mereka.
“Loook”
ujar Hae Rin :p.
“Heh…”
ucap Se Hun yang sekarang benar-benar kesal.
“Licik
sekali yeoja itu” ucap Baekhyun.
“Pengecut!
Beraninya pakai Bodyguard-Bodyguard segala” ucap Se Hun.
“Ne”
sambar Lay.
“Aku
juga bisa” ucap Se Hun.
“Mana?”
Tanya Baekhyun.
“Tuuh”
tunjuk Se Hun kepada semua temannya itu.
“Yaa..”
teriak mereka sambil mendorong kepala Se Hun.
“Yaa..sakit
tahu!” ujar Se Hun.
“Yeoja
seperti dia itu harus dikalahkan dengan…” Kris yang belum selesai.
“Ketampanan”
jawab Tao.
“Dan..”
lanjut Kris yang terpotong lagi.
“Rayuan”
lanjut Chen.
“Ne”
lanjut Kris.
*~*Istana*~*
“Huaaa”
ucap Hae Rin yang menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.
“Eotteohkeyo?”
Tanya Hae Ra yang duduk disamping kembarannya itu.
“Mwo?”
“Disekolah
baru mu?”
“Biasa
saja. Malah lebih buruk dari sekolah Jung Hakkyo(SMP) ku dulu”
“Jinjjayo?”
“Emh”
jawab Hae Rin sambil melempar sepatunya.
“Apa
mereka semua jahat-jahat?”
“Bukan
jahat. Tapi, jual tampang dan pamer harta. Padahal jelas-jelas harta itu dari
keringat orang tua mereka”
“Hah?”
ucap Hae Ra bingung.
“Aku
lelah. Aku mau tidur” ucap Hae Rin yang mulai menutup mata.
“Emh.
Kau pasti sangat lelah” ujar Hae Ra mengangguk-angguk.
*~*Sore
Hari*~*
“Emh…”
Hae Rin yang melonggar-longgarkan tubuhnya.
“Sudah
bangun?” Tanya Hae Ra yang sibuk melukis.
“Emh.
Kau melukis lagi?” Tanya Hae Rin mendekat pada kembarannya itu.
“Ne”
jawabnya yang masih fokus dengan lukisanya itu.
“Siapa
itu?” tunjuk Hae Rin ke lukisan itu.
“Kau
da aku”
“Kau
dan aku?”
“Emh.
Kita ingin berangkat ke sekolah bersama dengan seragam baru” jelas Hae Ra.
“Heheh”
Hae Rin tertawa kecil.
“Oh
ya, disekolah apa kamu sudah mendapatkan teman?” Tanya Hae Ra.
“Emh.
Namanya Jae Kyung. Dia orang yang berbeda dari yang lainnya. Dia sama seperti
ku, dia tidak suka dengan kesombongan murid-murid disana”
“Jinjja?
Syukurlah” ucap Hae Ra lega.
“Kau
begitu khawatirnya?” Tanya Hae Rin sambil tertawa kecil.
“Tentu
saja. Aku khawatir kau sendirian”
“Kau
tidak perlu mengkhawatirkan ku” ucap Hae Rin sambil menatap mata Hae Ra agar ia
mengerti maksudnya.
“Makanlah!
Kau kan belum makan siang” ujar Hae Ra yang kembali melanjutkan melukisnya.
“Ne”
jawab Hae Rin yang pergi ke ruang makan.
*~*Di
Sekolah*~*
Pagi ini cuaca sangat dingin. Sebagian
salju telah menutupi kota Seoul karena sekarang cuaca bersuhu -12 C°. Semua
warga memakai pakaian tebal ketika beraktifitas diluar.
Jam 7 lewat 30 menit, Hae Rin sudah di
sekolah. Padahal sekolah masih begitu sepi.
“Emh…”
ucap Hae Rin yang menelusuri lembar-lembar yang tertempel di mading sekolah.
“Ah,
Taekwondo. Aku kira nggak ada. Aku akan lanjutkan latihan ku lagi, ah” ucap Hae
Rin yang merobek selembaran itu dan pergi ke kelas.
Tak di sadari, Kai salah satu teman Se
Hun mendengar ucapan Hae Rin. Ia pun bergegas ke kelas dan menemui
teman-temannya.
“Yaa…ha
hah ha hah” teriak Kai yang terengah-engah.
“Mwo?”
jawab Kris yang bingung melihat Kai.
“Itu,huh..itu”
“Itu
apa?” Tanya Se Hun.
“Gadis
kemarin, yang kita jaga di depan gerbang, bakal ikut klub Taekwondo kita” jelas
Kai yang masih mengatur nafasnya.
“Jinjja?”
Tanya Chanyeol dan Se Hun penuh semangat dendam.
“Ne”
jawab Kai.
“Heheh,
aku akan balas kau” ucap Se Hun dan Chanyeol bersamaan lagi dengan senyum licik
mereka.
*~*Di
Kantin*~*
“Kau
tidak makan lagi?” Tanya Jae Kyung sambil melahap Sushinya.
“Ne”
jawab Hae Rin singkat yang masih menatap novelnya.
“Waeyo?”
Tanya Jae Kyung.
“Harga
di sini terlalu jadi penyakit”
“Hah?”
Jae Kyung yang bingung.
“Kau
juga tidak makan dari di kantin ini kan?” Tanya Hae Rin.
“Hah?”
“Tuuh,
kau bawa bekal dari rumah” jelas Hae Rin.
“Heheh,
kau benar. Terlalu berpenyakit” jawab Jea Kyung malu-malu.
“Kertas
apa ini?” Tanya Jae Kyung yang mendapati Brosur Taekwondo.
“Waah…kau
ikut Taekwondo?” Tanya Jae Kyung kagum.
“Emh”
jawab Hae Rin yang masih fokus pada novelnya.
“Kau
tidak ikut eskul disini?” Tanya Hae Rin yang akhirnya menutup novelnya.
“Ah,
aniyo. Aku sudah ikut Les diluar” ucap Jae Kyung.
“Oh…”
jawab Hae Rin.
*~*Sore
Hari*~*
Seperti
yang Hae Rin katakan, sore ini ia akan ikut eskul Taekwondo di sekolah untuk
melanjutkan latihannya di Jung Hakkyo. Bisa dibilang Hae Rin ini yeoja tomboy.
Sangat berbeda dengan Hae Ra kembarannya yang anggun, lembut dan polos itu. Hae
Rin lebih sering menguncir rambut panjangnya dan lebih suka memakai pakaian
yang agak lebar dan bercelana. Sedangkan, Hae Ra lebih sering mengurai
rambutnya dengan pita dan bado untuk menghias rambutnya. Hae Ra juga lebih suka
memakai dress dan rok. Tapi, mereka tidak pernah mempermasalahkan soal penampilan
mereka hingga sekarang.
“Aku
berangkat!” teriak Hae Rin.
“Kau
mau kemana?” Tanya Hae Ra yang turun dari tangga.
“Latihan
Taekwondo”
“Oh”
jawab Hae Ra mengangguk.
“Annyeonghi
Gyeseyo!” teriak Hae Rin.
“Ne,
Hati-hati!” ucap Hae Ra.
Dengan semangatnya, Hae Rin berangkat
ke sekolah. Sesampai disana, ia langsung menuju ruang latihan dan bergegas
membuka pintu ruangan tersebut.
“Annyeo…”
sapa Hae Rin terpotong karena terkejut.
“Hah…Mwo?”
Hae Rin tercengang.
“Waeyo?”
Tanya Lay.
“A…an…aniyo.
Annyeonghaseyo” jawab Hae Rin gagap.
“Annyeong”
jawab mereka semua serentak.
“Dimana
yang lainnya?” Tanya Hae Rin celingak-celinguk.
“Kau
tidak lihat?” Tanya Kai.
“Hah?”
Hae Rin bingung.
“Ya
kami” jawab Kris.
“Maksud
ku, apa aku saja yang yeoja disini?”
“Ne”
jawab mereka serentak lagi.
“Ah..ha..”
ujar Hae Rin menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Kajja!
Kita mulai” ajak Kris.
“Jamkkanmanyo,
Kita belum perkenalan” ucap Hae Rin.
“Oh
iya” ucap Kris yang baru ingat.
Mereka pun melakukan perkenalan satu
persatu di mulai dari Kris cs. baru Hae Rin. Sebelum benar-benar mereka
memulainya, mereka melakukan pemanasan untuk pelonggoran pertama. Termasuk Hae
Rin pun melakukan pemanasan. Tapi, Hae Rin melakukan pemanasan sendiri, tidak
bersama Kris cs.
Sedang serius-seriusnya melakukan
pemanasan, mata Su Ho tercengang melihat kecantikan Hae Rin yang baru ia
sadari. Hae Rin pun merasa seperti itu. Hae Rin langsung menatap Su Ho secara
tiba-tiba.
“Mwo?”
Tanya Hae Rin.
“A…aniyo”
jawab Su Ho gagap dan langsung melanjutkkan pemanasannya.
“Yaa…”
teriak Chen. Hae Rin pun langsung menghentikan pemanasannya dan menatap orang
yang memanggilnya itu.
“Bisahkah
kau sedikit lebih sopan kepada kami? Kami kan Sunbae mu” ucap Chen.
“Ne
Sunbae” jawab Hae Rin dengan sangat terpaksa.
“Sudah-sudah,
hentikan! Kajja kita mulai!” ucap Kris sambil menarik Chen.
“Kau
sudah pernah ikut Taekwondo sebelumnya?” Tanya Kris.
“Ne”
jawab Hae Rin santai.
“Sudah
tingkat berapa?”
“Satu
tingkat lagi aku akan menjadi Guru”
“MWO!”
ucap Kris cs. serentak.
“Wae?”
Tanya Hae Rin heran.
“Kami
saja tinggal dua tingkat baru jadi guru” lugas Lay.
“Geuraeseo?”
Tanya Hae Rin.
“Pasti
kau bohong?” ucap D.o yang akhirnya sekarang angkat bicara.
“Untuk
apa aku bohong? Hanya pecundang yang begitu” ketus Hae Rin.
“Sudah-sudah,
untuk membuktikannya biar dia duel satu lawan satu dengan kita” saran Kris.
“Ne,
aku setuju” ucap Chanyeol dan Baekhyun bersamaan.
“O.k”
Hae Rin yang setuju.
Kris menyuruh yang lain berdiri
berjajar secara Horizontal, kecuali Hae Rin.
Kris pun memberikan aba-aba terlebih dahulu sebelum memulai duel mereka.
“Siap!”
ucap Kris. Hae Rin pun mengambil ancang-ancang. Lawan pertamanya adalah Tao.
“Ya”
teriak Kris yang bertanda mulai.
*~*3
Menit Kemudian*~*
“Akh…lengan
ku” keluh D.o.
“Akh…hah”
jerit yang lainnya.
“Sekarang
kalian percayakan?” Tanya Hae Rin yang mengeluarkan wajah kemenangannya.
“…”
Kris masih tercengang melihat teman-temannya terbantai kesakitan.
“Kau
belum lawan aku” ucap Kris yang tak mau kalah. Hae Rin hanya diam dan menerima
tawaran Sunbaenya itu.
Kris dan Hae Rin sudah mengambil
posisi mereka dan menyiapkan ancang-ancang. Mata mereka saling bertatapan dan
terlihat seperti peperangan. Yang lain pun hening dan tegang melihat Kris dan
Hae Rin.
Sebelum muncul tanda-tanda mulai, Kris
tiba-tiba tersenyum kepada Hae Rin. Hae Rin spontan bingung melihat Sunbaenya
itu. Kenapa tidak? Senyum Kris adalah senyum maut. Siapa pun yang melihatnya
akan seperti meleleh. Tapi, tidak untuk Hae Rin.
“…”
Hae Rin hanya diam dan menunggu gerak-gerik Sunbaenya itu.
“Apa
dengan senjata itu Kris akan berhasil?” Tanya Se Hun ragu.
“Kau
seperti tidak tahu senyuman Kris saja” jawab Kai.
Tidak disadari, Kris langsung menarik
tangan Hae Rin dan mengaitkan kakinya ke kaki Hae Rin.
“Akh…”
ucap Hae Rin yang hampir jatuh tapi, ditahan oleh Kris.
Wajah mereka pun hanya bejarak 5 jari
saja. Mereka saling menatap satu sama lain. Nafas Kris yang hangat itu pun
terasa di seluruh tubuh Hae Rin.
Melihat wajah Hae Rin mulai memerah,
Kris langsung mengedipkan satu matanya ke Hae Rin. Tentu saja itu sia-sia.
BAAAK
“Sunbae
kira, aku seperti yeoja yang lain bisa meleleh karena tatapan itu?” ucap Hae
Rin yang berhasil mehempas tubuh Kris ke matras. Kris hanya memalingkan
pandangannya dari Hae Rin.
“Ku
rasa, latihan hari ini cukup sampai di sini” ucap Hae Rin yang meraih tasnya
dan pergi dari ruang latihan Taekwondo itu.
“Heh…”
Kris hanya tertawa kecil melihatnya sambil duduk.
*~*Istana_Kamar*~*
“Eotteohkeyo?”
Tanya Hae Ra pada Hae Rin.
“Mwoya?”
“Latihan
Taekwondo mu?”
“Mengecewakan”
“Mwo?”
Tanya Hae Ra terkejut.
“Masa
Sunbae kalah sama Hoobae”
“Jinjjayo?
Wah…kau hebat sekali bisa mengalahkan Sunbae-sunbae mu” Hae Ra yang kagum.
“Ah,
biasa saja” jawab Hae Rin sambil membuka lembar-lembar buku pelajarannya.
“Permisi!”
ucap seorang pelayan yang masuk ke kamar mereka.
“Ne”
jawab mereka bersamaan.
“Tuan
Putri, waktunya minum obat” ucap pelayan itu.
“Ne”
jawab Hae Ra dengan nada datar.
“Permisi!”
ucap Yi In masuk ke kamar mereka.
“Ne”
jawab Hae Rin.
“Ratu
memanggil, Tuan Putri” ujar Yi In.
“Ne”
jawab Hae Rin yang menutup bukunya.
Mereka berdua pun pergi ke kamar nenek
mereka. Disana nenek mereka sudah menunggu.
“Annyeonghaseyo,
Halmeoni” ucap Hae Rin dan Hae Ra bersamaan sambil berlutut kepada neneknya.
“Annyeong”
jawab neneknya dengan tersenyum lembut kepada cucunya.
“Ada
apa Halmoeni memaggil kami?” Tanya Hae Ra.
“Empat hari lagi adalah ulang tahun kalian. Halmeoni ingin merayakan ulang tahun
kalian di istana ini. Halmeoni ingin
mengundang beberapa kekerajaan, Presiden dan pemerintahan lainnya” usul
nenek mereka.
“Jinjjayo?”
Tanya mereka bersamaan.
“Ne”
jawab nenek mereka.
“Emh,
kami serahkan semuanya pada Halmeoni. Kami hanya menerima apa yang Halmeoni
kehendaki saja” jawab Hae Rin.
*~*Di
sekolah_Perpustakaan*~*
Dengan lembut bola-bola salju putih
berguguran dan membuat kaca-kaca buram. Di perpustakaan yang sunyi, hanya Hae Rin
sendiri disana. Ia asik membaca novel dari Perpustakaan tersebut.
“TADA”
Jae Kyung datang sambil memberikan sebuah kado.
“Mwoya?”
Tanya Hae Rin.
“Buka
saja” ucap Jae Kyung penuh harapan.
“Bando?”
ujar Hae Rin heran.
“Emh”
jawab Jae Kyung.
“Sudah
tahu aku tidak suka dengan barang-barang seperti ini, kau masih saja
memberikannya pada ku” ucap Hae Rin sambil memasukan kembali bando itu ke dalam
kotak kado.
“Mwoya?
anggap saja itu tanda pertemanan kita” saran Jae Kyung.
“Mwo?
Pertemanan kita digambar seperti bando ini?”
“Aniyo.
Maksud ku, agar kau selalu mengingat ku kalau aku adalah teman terbaik mu” ucap
Jae Kyung sambil memasangkan bando itu ke kepala Hae Rin.
“Waah…kau
cantik!” ucap Jae Kyung sambil memberikan kaca pada Ponselnya.
“…”
Hae Rin hanya diam saja.
KRIIIIING
KRIIIIING
“Yah..masuk”
ucap Jae Kyung.
“Kajja!”
ucap Hae Rin yang mengajak Jae Kyung ke kelas.
Setelah bunyi bel tersebut, lorong
sekolah sangat padat karena murid-murid bergegas masuk kelas. Ada yang
bertabrakan, ada yang berlari-lari dan ada juga yang masih mengobrol di depan
kelas.
“Yaa…Hae
Rin!” teriak seorang namja.
“Hemh…siapa?”
Tanya Jae Kyung. Hae Rin pun membalik badannya dan menatap siapa yang
memanggilnya.
“Se
Hun?” ucap Hae Rin seperti berbisik.
“Siapa?”
Tanya Jae Kyung.
“Ah,
bukan orang penting” ucap Hae Rin yang langsung menarik tangan Jae Kyung.
“Jamsimanyo!”
perintah Se Hun. Tidak di sengaja, Se Hun menarik kunciran rambut Hae Rin dan
membuat rambut Hae Rin terurai.
“Yaa…”
Hae Rin teriak sambil menatap dingin ke arah Se Hun.
“Hah…”
Se Hun yang tercengang akan kecantikan Hae Rin yang benar-benar luar biasa. Se
Hun terdiam sambil berpikir bahwa yang dihadapannya sekarang adalah seorang
malaikatnya.
“Kembalikan!”
ucap Hae Rin sambil mengambil kuncirannya dari tangan Se Hun.
“Ah…mian…”
ucap Se Hun yang terpotong karena Hae Rin meninggalkannya masuk ke kelas.
PAAAK
“Au!
Yaa…” Teriak Se Hun.
“Hah?
Se..seonsaengnim?” ucap Se Hun yang gagap.
“Mwoya?
Tidak dengar apa bel sudah berbunyi?” ujar Seonsaengnim yang memukul Se Hun
dengan batang bambu. Se Hun pun celingak-celinguk dan mendapati lorong yang
sudah sunyi.
“Hahaha,
Chwisonghamnida” ucap Se Hun sambil tertawa kecil. Se Hun pun langsung berlari
ke kelas.
*~*Di
Kelas Se Hun*~*
Selama pelajaran berjalan Se Hun terus
saja melamunkan Hae Rin. Ia tidak pernah menyangka Hae Rin begitu cantik dengan
rambut terurai. Sampai-sampai D.o teman disampingnya saja sampai heran melihat
Se Hun tak sedikit pun berkutik dari awal pelajaran dimulai.
TUUUK
“Au..”
lirih Se Hun yang mendapati dahinya di lempar kapur.
“Kalau
kau tidak suka pelajaran ini, silahkan keluar!” ucap Seonsaengnim.
“Hah?
An..aniyo” ucap Se Hun gagap.
“Yaa,
kau ini kenapa, hah?” Tanya D.o sambil menyenggol sikut Se Hun.
“Ah,
aniyo” jawab Se Hun.
TAAAK
TAAAK
“Akh…”
keluh Se Hun dan D.o bersamaan mendapati kepalanya dipukul dengan batang bambu.
“Keluar
kalian!” usir Seonsaengnim mereka.
Mereka berdua pun mendapatkan hukuman
berlari keliling lapangan sampai jam pelajaran pertama selesai.
“Huh…ini
semua gara-gara kamu!” ucap Se Hun.
“Waeyo?”
Tanya D.o yang tak setuju.
“Coba
sa…ja kamu tadi ti…dak mengajak ku bi…cara” ucap Se Hun yang mulai kewalahan.
“Se…harusnya
kau berterimaka…sih kepada ku ka…rena aku mengkhawatirkan mu…” ucap D.o yang
juga mulai kewalahan.
KRIIIING
KRIIIING
“Waah..akhirnya
sudah jam istirahat” ucap mereka berdua bersamaan dan langsung duduk ditengah
lapangan sepak bola nan luas itu.
“Hah…cuaca
terasa lebih hangat. Sebentar lagi akan musim Semi” ucap D.o.
“…”
Se Hun hanya diam.
“Yaa,
kau tidak mendengarkan ku, ya?” Tanya D.o menatap Se Hun.
Ternyata mata Se Hun sedang menatap
Hae Rin yang berjalan dengan Jae Kyung ke arah Kantin. Mata Se Hun tak berhenti
menatap Hae Rin.
“Hae
Rin, namja yang tadi menarik kunciran mu itu, dia dari tadi menatap mu dari
lapangan” ujar Jae Kyung yang menyadari itu.
“…”
Hae Rin hanya diam dan menatap namja yang dimaksud oleh Jae Kyung.
“Biarkan
saja! Kajja!” ucap Hae Rin menarik tangan Jae Kyung.
“Wae?
Ada apa dengan yeoja itu?” Tanya D.o.
“Aniyo”
jawab Se Hun singkat.
*~*Istana_Kamar*~*
“Kamu
belajar?” Tanya Hae Ra yang terdengar bosan.
“Ani.
Wae?” Tanya Hae Rin.
“Aku
boleh meminta sesuatu kepadamu?”
“Mwo?”
“Boleh
aku bersekolah disekolahmu?” Tanya Hae Ra sambil memeluk Boneka Teddy Bear-nya.
“MWO!”
ucap Hae Rin terkejut.
“Ssst”
ujar Hae Rin sambil menutup mulutnya dengan jari telunjuk tangannya.
“Kau
ini aneh-aneh saja! Andwe” ujar Hae Rin yang langsung melanjutkan membaca
novelnya.
“Jebal!”
ucap Hae Ra sambil beraegyo.
“ANDWE!”
ucap Hae Rin mengeras.
“Ayolah!
Hanya beberapa hari saja kok. Aku pastikan semua akan baik-baik saja. Jeabal,
Jebal, Jebal!” janji Hae Ra.
“Andwe!”
jawab Hae Rin yang masih fokus dengan novelnya.
“Jebal……!”
Hae Ran dengan penuh harapan.
Melihat kembarannya itu, Hae Rin
tampak bimbang. Ia memang ingin sekali Hae Ra bersekolah sepertinya. Tapi,
karena Hae Ra sakit, ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk kembarannya itu.
Hae Ra mengidap penyakit yang belum diketahui nama
penyakitnya dan disebabkan oleh apa. Jika Hae Ra terlalu lelah atau berada di
bawah matahari terlalu lama, Dia akan pingsan. Setelah pingsan itu, mungkin
salah satu organ luar tubuhnya akan hilang. Misalnya, lumpuh, buta, tuli, dan
bisu.
Dia sudah mengidap penyakit ini sejak dia mulai bisa
berjalan ketika masih kecil. Maka dari itu, Hea Ra hanya berada di istana saja
sejak saat itu. Tapi, dia tetap besekolah yaitu, Home Schooling.
“Permisi!
Waktunya makan malam, Tuan Putri” ucap seorang pelayan.
“Ne”
jawab mereka bersamaan.
*~*Ruang
Makan*~*
Ditengah makan malam yang nyaman dan
nikmat ini, berkumpulah sebuah keluarga besar Istana Changdeok. Ada Ratu Moo
Gyul Hwa, Pangeran Song Woo Young dan Putri Gum Hae Min bersamaan kedua anak
kembarnya yaitu, Song Hae Rin dan Song Hae Ra, kemudian ada Dongsaeng Pangeran
Song Woo Young yaitu, Pangeran Song Seung Bin dan Putri Shin Ae Won bersama
anak tunggal mereka yaitu, Song Young Joo. Hanya saja tidak ada Raja Song Tae Woong.
Karena, sang Raja telah wafat mendahalui keluarganya dikarena sakit Jantung
yang menyerang sang Raja.
“Hae
Rin, Hae Ra, tak terasa umur kalian telah beranjak 17 tahun. Halmeoni juga
semakin lelah dan tua. Halmeoni, ingin kalian bertunangan dengan salah seorang
Putra Mahkota dari Kerajaan Gyeongbok” ucap Nenek mereka di sela makan malam
itu.
“Hah?”
ucap keduanya yang terkejut.
“Mianhae,
Halmeoni mengejutkan kalian. Halmeoni hanya ingin kalian bertunangan saja dulu.
Nanti setelah umur kalian 19 tahun, barulah kalian menikah” jelas Nenek mereka.
“Kami
berdua?” Tanya Hae Ra.
“Aniyo.
Salah satu dari kalian” ucap Ibu mereka.
“Eh…,
biar Hae Ra saja yang di tunangkan. Aku baik-baik saja kok” ucap Hae Rin.
“Animnida.
Hae Rin saja. Mana mungkin yeoja seperti aku diinginkan oleh Putra Mahkota”
ucap Hae Ra mengingat keadaannya sekarang.
“Aniyo.
Putra Mahkota sendiri yang akan memilih salah satu dari kalian. Karena, kalau
kami yang menentukannya. Itu terasa tidak adil” jelas Nenek mereka.
“…”
Hae Ra dan Hae Rin hanya saling menatap satu sama lain.
*~*Pagi
Hari di Istana*~*
Pagi-pagi sekali Hae Ra bangun dan
menyegarkan diri dengan mandi air hangat. Ia sempat terdiam menatap dirinya
dicermin.
“Waeyo?
Kenapa kau menjadi orang lemah? Kenapa kau harus mengidap penyakit ini? Aku
merasa tidak normal sekarang” ucapnya pada dirinya di cermin kamar mandi.
Tak disadari, Hae Rin mendengarkan apa
yang dikatakan kembarannya itu dari kamar mandi. Hati lembut Hae Rin, tersentuh
dan mungkin sekarang berair karena perihatin dengan keadaan kembarannya itu.
“Hae
Rin?” ucap Hae Ra yang terkejut mendapati Hae Rin berdiri di depan kamar mandi.
“Hah…heheh”
Hae Rin hanya terkekeh.
“Mwo
Haeyo?” Tanya Hae Ra.
“Ani.
Kajja!” ajak Hae Rin yang langsung menarik tangan kembarannya itu ke kursi make-up.
Ternyata, Hae Rin mencoba merombak
penampilan Hae Ra agar mirip dengannya. Dimulai menguncir rambut, memasangkan
anting bintang warna hitam kecil, gelang kain bergantung kancing baju dan
resleting.
“Sekarang
pakailah seragam sekolah ku!” perintah Hae Rin memberikan seragam sekolahnya.
“Ne?”
ucap Hae Ra bingung.
“Cepat
pakailah! nanti akan ada yang melihat” ucap Hae Rin.
“N..ne”
jawab Hae Ra gagap.
“Kau
hanya boleh bersekolah selama 3 hari saja” ucap Hae Rin disela Hae Ra memakai
seragamnya.
“Permisi!”
panggil Yi In.
“Ne”
jawab keduanya dalam posisi sudah siap.
“Waktunya
sarapan” ujar Yi In.
“Ne.
Kami akan segera ke bawah” ucap Hae Rin yang sekarang berposisi sebagai Hae Ra.
“Ne”
lanjut Hae Ra yang sekarang berposisi sebagai Hae Rin. Yi In pun meninggalkan
mereka berdua.
“Huft…”
ucap Hae Ra menghela nafas bebas.
“Jangan
terlalu gugup!” ucap Hae Rin yang tidak ia sadari kakinya terbuka lebar.
Padahal, ia memakai dress.
“Kau
juga, seharusnya kaki mu dirapatkan” ucap Hae Ra mendorong kaki Hae Rin dengan
kakinya.
“Oh…heheh,
Mianhae” ucap Hae Rin sambil menurunkan rok dressnya.
“Kamsahamnida,
Eonnie” ucap Hae Ra kepada kembarannya yang lebih tua 5 menit darinya itu
sambil memeluk hangat.
“Ne”
ucap Hae Rin sambil memusut punggung belakang Hae Ra dengan lembut.
“Jamkkanmanyo,
ini!” ucap Hae Rin memberikan bando dari Jae Kyung.
“Hemh,
bando? Ternyata kau juga punya bando?” Tanya Hae Ra sambil memakai bando
tersebut ke kepalanya.
“Emh.
Itu pemberian Jae Kyung”
“Wah…dia
baik sekali ya?”
“Emh”
jawab Hae Rin.
*~*Ruang
Makan*~*
“Waah…ada
Kimbap dan Ddeokbokki!” ucap Hae Ra seraya duduk di kursinya.
“…”
Nenek mereka hanya tersenyum melihat tingkah cucunya itu.
Mereka pun menikmati sarapan mereka
masing-masing, walaupun hanya bertiga saja. Karena yang lain harus bekerja
lebih pagi dari jam sekolah Hae Rin.
“Waktunya
berangkat, Tuan Putri” ucap Yi In.
“Ne”
jawab Hae Ra.
“Hati-hati
ya! Annyeonghi Kaseyo” ucap Hae Rin seraya melambai-lambaikan tangannya.
“Ne.
Annyeonghi Gyeseyo” balas Hae Ra. Hae Ra pun pergi ke sekolah baru untuknya.
“Tuan
Putri, Ini obatnya” ucap salah satu pelayan seraya memberikan nampan berisi
obat-obatan Hae Ra.
“…”
Hae Rin hanya dapat meneguk air ludahnya melihat 3 botol obat dinampan itu.
“N..ne”
jawab Hae Rin gagap.
Hae Rin pun harus meminum obat
tersebut. Ia menyembunyikannya di bawah lidah.
“Ah…aku
ke atas dulu!” ucapnya pamit kepada Neneknya.
“Sudah
selesai?” Tanya Neneknya.
“Ne”
jawab Hae Rin seraya bangkit dari tempat duduk dan menudukkan sedikit badannya
untuk berpamitan kepada Neneknya. Ia pun langsung berlari ke kamar mandi
kamarnya.
“Loaaak”
ujar Hae Rin mengeluarkan obat Hae Ra dari mulutnya. Ia pun langsung mengumur
mulutnya dengan air.
“Ah,
pahit sekali obat ini” keluh Hae Rin.
“Aku
tidak menyangka dia selama ini meminum obat yang rasanya kayak Jus Alpukat”
ucap Hae Rin yang sangat benci Jus Alpukat.
*~*Disekolah*~*
“Waah…benar
kata Hae Rin, Sekolah ini memang bagus!” ucap Hae Ra kagum. Ia pun langsung
melangkahkan kakinya ke gedung Sekolah itu.
Disana, Ia hanya tercengang penuh
kagum pada sekolah Hae Rin itu. Ia tak menyangka bahwa akan melihat banyak
teman-teman di sekolah ini. Ia juga kagum dapat melihat sepasang teman yang
saling mengobrol satu sama lain. Ada juga murid-murid yang berlari-lari saling
mengejar.
“DAAR”
ucap seorang namja yang menepuk pundak Hae Ra.
“Hah?”
ucap Hae Ra ter kejut langsung menatap namja yang menepuk pundaknya.
“Si…siapa
kau?” Tanya Hae Ra gagap.
“Kau,
Kau lupa siapa aku? Aku Se Hun. Sunbae mu di Klub Taekwondo dan yang kau lempar
dengan sepatu itu” jelas Se Hun sambil menunjuk dirinya dengan jari
telunjuknya.
“O..oh…,
Sunbae. Hehehe” Hae Ra hanya terkekeh karena memang benar-benar tidak tahu.
“Chwisonghamnida”
ucap Hae Ra sambil menundukkan kepalanya.
“…”
Se Hun hanya terdiam melihat tingkah Hae Ra yang ia kira Hae Rin itu.
“Ada
apa ya, Sunbae?” Tanya Hae Ra.
“Eh…itu..e,
Oh ya, sore ini kita latihan Taekwondo. Ingat ya!” ucap Se Hun agak gagap.
“Oh,n..ne”
jawab Hae Ra gagap. Hae Ra pun langsung melanjutkan langkahnya ke kelas.
“Ada
yang aneh dengah sikap Hae Rin. Apa dia lagi sakit, ya?” ucap Se Hun yang penuh
tanda Tanya di kepalanya.
*~*Dikelas*~*
“Annyeong”
sapa Jae Kyung dari bangku sambil melambaikan tangannya pada Hae Ra yang ia
kira adalah Hae Rin.
“Annyeong”
jawab Hae Ra yang juga ikut melambaikan tangannya.
“…”
Jae Kyung hanya terdiam. “Tumben dia
membalas salam ku dengan melambaikan tangannya. Biasanya dia hanya bilang
“Annyeong” dengan nada datar” pikir Jae Kyung.
Selama pelajaran di mulai, Jae Kyung
terus menatap Hae Ra yang terlihat berbeda. Biasanya kaki Hae Rin agak terbuka.
Sekarang, kaki itu tertutup rapat selayaknya Yeoja anggun. Jae Kyung langsung
membuyarkan pikirannya sebelum melenceng ke lain.
*~*Kantin*~*
“Tumben,
kamu makan Sup Rumput laut dengan Kimbap. Biasanya kamu hanya makan cemilan?”
Tanya Jae Kyung yang merasa sedikit heran melihat Hae Ra.
“Hah?
oh…eh itu, karena aku tadi tidak sarapan di rumah. Jadi, aku memilih makan di
sini. Ya, sekali-sekali” jelas Hae Ra yang gugup di tambah mulai keringat dingin.
“Dari
kemarin sampai hari ini, kau tampak aneh. Kau sakit ya?” Tanya D.o yang melihat
Se Hun melamun.
“Ah,
ani ani” jawab Se Hun yang terbuyar dari lamunannya. Se Hun sedang menatap Hae
Ra yang ia rasa sedikit berbeda hari ini.
“Jinjja?”
Tanya Chanyeol yang mendapati Se Hun menatap Hae Ra.
“Kau
melamunkan Hae Rin, kan?” goda Chanyeol.
“Aniyo.
Mana mungkin aku melamunkan Yeoja yang tidak normal itu? hanya membuang waktu
ku saja. Dia itu tidak PENTING” jawab Se Hun.
“Alah,
alasan saja itu. Se Hun mulai jatuh Cinta tuh sama Yeoja Tomboy itu, iya kan?”
ucap Tao yang ikut menggoda Se Hun.
“ANIYO”
jawab Se Hun yang mulai mengeraskan suaranya.
SRUUUT
“Hah…”
ucap Jae Kyung dan Hae Ra bersamaan yang mendapati Rok Hae Ra tertumpah Jus
yang benar-benar tidak disengaja.
“Hah?
Mianhe” ucap Yeoja yang juga pernah menumpahkan minuman ke rok Hae Rin itu
dengan sungguh-sungguh.
“Aniyo.
Seharusnya aku yang meminta maaf. Gara-gara aku, minuman mu tumpah” jelas Hae
Ra.
“Ani”
ucap Yeoja itu.
“Biar
ku ganti dengan yang baru minuman mu” ujar Hae Ra yang beranjak ingin
membelikan minuman untuk yeoja itu.
“Aniyo.
Aku yang bersalah” ucap Yeoja itu mencegah Hae Ra. Yeoja itu pun membersihkan
rok Hae Ra dengan sapu tangan miliknya.
“…”
Jae Kyung hanya terdiam melihat tingkah Hae Ra yang jauh berbeda dari
sebelumnya dengan tingkah Hae Rin.
“Biar
aku saja. Aku ke toilet dulu” ucap Hae Ra.
Hae Ra pun ke toilet dan membersihkan
roknya dari tumpahan Jus tadi. Ia hanya diam saja dan tidak memperdulikan
permasalahan ini lagi. Hae Ra pun selesai dan keluar dari Toilet.
“Kau
baik-baik saja?” Tanya Jae Kyung yang menunggu di depan Toilet.
“Ne”
jawab Hae Ra dengan tersenyum.
“Kau
sakit?” Tanya Jae Kyung.
“Ne?”
Tanya Hae Ra bingung.
“Hari
ini kau tampak berbeda. Apa ada sesuatu yang terjadi?” jelas Jae Kyung.
“…”
Hae Ra hanya terdiam dan mengartikan apa yang dimaksud Jae Kyung tadi dengan
wajah terkejut.
TBC…~
Song Close: SHINEe_The Reason
Yah,
Yah, Yah, TBC deh…Mianhae :/. Nggak papa. Gimana…~, Gimana…~, Gimana…~ #ala ayu
tong tong. Jelek, bagus, ato sedang? Mianhae kalau jelek. Biasa, author kan
makhluk ciptaan paling sempurna di antara monyet, ayam sama itik #author saraf
XD. Kalau masih ada yang berminat, Silahkan tunggu Part.2’nya ya? Oh ya,
sebelum pergi. Diminta kritik dan sarannya ya? Kritik dan saran sangat
bermanfaat untuk ku. Ya sudah, Annyeonghi Gyeseyo \^u^/ #pamit bareng
alien-alien DAEBAK (EXO maksudnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar