Selamat Datang Di Blog Han Hyo Mi


widget

Kamis, 20 Desember 2012

[Fanfiction] PLAY FULL LOVE Part.3 ~The End~


PLAY FULL LOVE
Author              : Han Hyo Mi
Main Cast      : Resiana as Oh Hani, No Minwoo-Boyfriend, Oh Sehun-EXO K, Shi Minyeon, Gum Boah dan Cecilia Van Fender
Genre               : Romantic and House Life
For                     : 15 +
Soundtrack      : NS Yoon-G ft. Jay Park_If You Love Me
Part.3 the end
Hiaaa…author kalian datang lagi, lagi dan lagi…kangen gak sama akyu? #gak. Ih…readers jujur bengat. Ya sudah, pada penasarankan sama lanjutan part.2’a…haha ya dung. Author juga…#gak ada yg nanya =,=. Membuat fanfic ini harus segala nangkring dikandang ayam, tungkurep dikursi, kocek-kocek TV. Ya namanya juga nyari inspirasi. Kalau nyari inspirasi, author harus gelantungan gitu..bosenkan dnegar ocehan author. Ya sudah…langsung aja ke lubang buAYA…hahaha XD
^~^~^~^
“Ha-hani, ap-apa yang kau lakukan disini?” tanya Minwoo gagap.
“Siapa Minwoo?” teriak Minyeon dari dalam.
“Kau…kau bohong, kau bilang ada urusan kantor. Ternyata kau malah kesini” ucap Hani dengan mata yang mulai berair.
“Hani dengar dulu” ujar Minwoo.
“Apa lagi yang harus didengar? Semua sudah aku lihat sendiri. Walaupun aku tahu, kau tidak akan pernah mencintai ku. Tapi, kau harus status kita sekarang. Apa yang akan dikatakan orang kalau suamiku disini?” ujar Hani sambil menyeka air matanya.
“Minyeon sakit Hani” jawab Minwoo.
“Terus, aku kau apakan? aku juga sakit Minwoo. Aku istri mu. Aku benar-benar kecewa sekarang. Kemarin kau rela membuang waktu kerja mu hanya untuk menjadi modelnya. Sekarang kau membiarkan istri mu sakit dirumah sendirian. Aku sungguh bodoh sekarang mulai mempercayaimu” ucap Hani dengan terus mengeluarkan air matanya.
“Minwoo, siapa? Hah…Hani?” Minyeon yang terkejut.
“Eonnie tidak perlu terkejut. Eonnie juga harus tau, kalau Minwoo adalah suami ku. Mungkin Eonnie tidak pernah tau selama ini. Mianhae…kalau aku mengganggu malam kalian” ucap Hani sambil melangkah pergi dari hadapan mereka.
“HANI, JAKANMAN!” Minwoo berteriak mencoba untuk meraih lengan Hani.
“Minwoo” panggil Minyeon yang sudah duluan meraih tangan Minwoo.
“Minyeon, dia sakit. Dia istri ku” ujar Minwoo.
“Terus, kau meninggalkan ku disini sendirian? Apa kau mencintainya sekarang?” tanya Minyeon dengan mata sayunya.
                Minwoo kebingungan untuk memilih diantara mereka sekarang. Hani sudah tak terlihat lagi dilorong apartemen. Minwoo terus berpikir. Akhirnya, Minwoo lebih memilih menemani Minyeon di apartemen.
“Hiks…hah…hiks…PABO, PABO. Kau namja paling PABO di dunia Minwoo. Aku menyesal mulai mempercayai mu bisa menjaga ku. Tapi, apa? akhirnya kau membuang ku setelah kau terlalu memberi ku harapan besar dari sikap mu. Oppa, Eotteohke? Hati ku benar-benar sakit…aku tidak tau mau kemana? aku tidak tau harus mempercayai siapa?” ujar Hani yang duduk di halte bus.
“Hah…aku tau! Aku akan menemui Sehun Oppa di Korea” ucap Hani yang bertepatan bus datang.
                Hani pulang ke rumah menggunakan bus. Sepanjang jalan ia hanya terduduk diam sambil sesekali menyeka air matanya yang mengalir lembut di pipi bulatnya itu. Sesampai di rumah, ia melangkah dengan hati-hati dan sangat pelan saat masuk ke dalam rumah. Ia masuk kekamar dan mengambil kopernya. Ia masukkan seluruh baju dan barang-barangnya ke dalam koper. Ia tarik perlahan-lahan keluar dari kamar. Setelah sampai di depan rumah, Hani menatap sejenak rumah itu dan bergegas pergi sebelum ada yang melihatnya.
                Hani duduk sejenak menunggu taksi yang mau berhenti untuknya. Tak lama, sebuah taksi berhenti untuknya. Ia langsung menarik kopernya dan masuk ke dalam taksi.
                Tibalah Hani di bandara Paris. Syukurnya masih ada penerbanga ke Korea jam 11 malam. Ia langsung membeli tiketnya dan hanya menunggu 5 menit Pesawat ke Korea siap diterbangkan.
Seoul, Korea Selatan…
                Sampailah Hani dikampung halamannya. Ia langsung meraih ponselnya dari tas ranselnya dan menghubungi Sehun.
“Oppa, ini aku Hani” ucap Hani yang tergesa-gesa.
“Hani, ada apa?”
“Aku di Seoul. Sekarang aku di bandara Incheon”
“Jinjjayo? waeyo?”
“Jemput aku, Oppa!”
“Ah…n-ne. Jakanman, ok?”
“Ne. Ppali” jawab Hani.
                10 menit kemudian, Sehun telah tiba di bandara Incheon. Sehun terus berlari mencari Hani dipenerbangan Paris. Tak lama, ia melihat sosok yeoja yang duduk di kursi tunggu dengan wajah pucat dan lusuh.
“Hani?” panggil Sehun.
“Oppa” jawab Hani pelan seraya berdiri.
BUUK…
“HANI?” Sehun terkejut Hani tiba-tiba pingsan. Syukur Hani pingsan tepat dipelukan Sehun.
Dirumah Sakit…
                Hani belum sadarkan diri selama kurang lebih setengah jam. Sehun yang sedari duduk di kursi disamping Hani terus menunggu Hani sadarkan diri. Sesekali, Sehun menyeka poni dan memegang tangan Hani yang hangat itu.
“Hah…aku sudah akan mengira akan terjadi seperti ini. Minwoo memang laki-laki yang tidak pantas menjadi suamimu” ucap Sehun.
Paris…
“Tuan, tuan!” teriak seorang pembantu.
“Ada apa?” tanya kakek Minwoo yang sedang membaca Koran di ruang makan.
“Nona Hani, tidak ada dikamarnya” ucapnya dengan penuh kekhawatiran.
“Hani?”
“Iya, Tuan”
“Apa kemarin dia tidak pulang?”
“Mungkin. Tapi, semua pakaian dan barang-barang Nona tidak ada di lemari”
                Kakek Minwoo langsung melepas korannya dan menuju kamar Hani bersama pembantunya. Ia terkejut melihat lemari pakaian Hani yang terbuka dengan keadaan kosong.
“Dimaa Minwoo?” tanya kakeknya.
“Belum pulang Tuan dari kemarin”
“Jinjja?”
“Ne”
“Kemana dia?”
“Saya tidak tahu Tuan” jawab pembantunya.
“Cepat siapkan mobil!” perintah kake Minwoo.
                Setelah mobil siap, kakek Minwoo langsung pergi ke suatu tempat dimana Minwoo berada. Wajah amarah kakenya telah memancar. Sesampai di sebuah apartemen dimana itu adalah tempat Minyeon, kakek Minwoo langsung turun dan menuju kamar Minyeon.
TING TONG, TING TONG
“Iya, sebentar” jawab Minwoo seraya membuka pintu.
“Ha-haraboji?” ucap Minwoo gagap setelah milat kakeknya.
“Apa yang kau lakukan disini?”
“It-itu anu…”
“Kau benar-benar mengecewakan Haraboji, Minwoo”
“Haraboji, ini bukan seperti yang Ha…”
“Siapa Minwoo?” tanya Minyeon seraya menghampiri Minwoo.
“Cukup! Haraboji tidak ingin mendengarkan apa-apa lagi. Sudah sejak awal Haraboji, Eomma dan Appa mu, tidak suka kamu berhubungan dengan wanita murahan itu”
“Mwo?” ujar Minyeon terkejut dengan kata-kata kakeknya.
“Apa kau tidak sadar, kalau kau sudah beristri?” ujar kakek Minwoo.
“…” Minwoo terdiam.
“Kau tahu sekarang dimana istri mu?” tanya kakenya.
“Hani?”
“Dia tidak ada dirumah”
“Tidak ada?”
“Ne. Mungkin dia kabur dari rumah. Semua barang-barangnya tidak ada di kamar” ujar kakeknya.
“Kabur?” ujar Minwoo.
“Haraboji tidak perlu ikut dalam masalah kalian. Kalian sudah dewasa” ujar kakenya seraya meninggalkan Minwoo.
“Aku harus pergi, Minyeon” ucap Minwoo seraya mengambil jasnya di kamar Minyeon.
“Kau ingin meninggalkan ku? sendiri?”
“Mianhae. Aku adalah suaminya. Dia adalah istri ku”
“Apa aku bukan kekasihmu?”
“Jeongmal mianhae. Mungkin ini takdir kita”
“Maksud kita putus?”
“Ne. Kita akhiri saja sampai disini” jawab Minwoo seraya meninggalka Minyeon.
“Mi-minwoo…ah…” Minyeon terduduk di kursi tamu.
Drrrt, Drrrt
                Ponsel Hani berdering. Sehun yang tertidur disamping Hani, spontan terbangun dan melihat panggilan itu.
“Minwoo?” ucap Sehun. Sehun langsung menonaktifkan ponsel Hani.
“Aku tidak akan membiarkan Minwoo menyentuhmu” janji Sehun.
“Akh…dimana Hani? Dia terus saja pergi tanpa pamit. Pakai acara kabur-kaburan segala lagi” ujar Minwoo sambil mengacak-acak rambutnya didalam mobil.
“Ah…aku hubungi Appa-nya saja” ujar Minwoo seraya mencari kontak Ayah Hani.
“Eh….” desis Hani.
“Kau sudah sadar?” tanya Sehun ssambil memeriksa suhu badan Hani di jidadnya.
“Emh” jawab Hani pelan.
“Aku ingin minum” pinta Hani.
“Oh, ne” jawab Sehun seraya mengambilkan air minum.
“Ini!” ujar Sehun yang meminumkan air putih kepada Hani.
“Gomawo” ucap Hani.
“Ne”
“Dimana ponsel ku?”
“Oh, ini” Sehun memberikan ponsel Hani.
“Apa ada yang menghubungiku?”
“Ani” jawab Sehun. Hani mencari kontak Cecilia. Ia mencoba menghubunginya.
“Hallo?”
“Ya, Hallo. Hani…kau baik-baik saja? Kau sudah dua hari tidak masuk magang kata dosen. Apa benar?”
“Iya. Aku sakit”
“Sakit? Sakit apa?”
“Hanya demam”
“Kau yakin itu demam?”
“Iya. Kau tidak perlu khawatir”
“Iya. Sekarang bagaimana keadaanmu?”
“Lumayan. Sekarang aku berada di Korea”
“Kenapa?”
“Aku sedikit ada urusan penting. Aku sudah menghubungi dosen dan atasan ku dikantor”
“Ya, kalau kau sudah izin, ya tidak apa-apa”
“Aku hanya ingin mengabarkan ini saja”
“Emh. Cepat sembuh dan cepat kembali”
“Ya, Thank you”
“You’re welcome”  Cecilia yang mengakhiri pembicaraan dengan Hani.
“Permisi! Ini makan malamnya” ujar seorang suster yang masuk ke kamar rawat Hani.
“Ne” jawab Sehun seraya mengambilkan makan tersebut.
“Gomawo”
“Ne, cheonma” jawab suster itu sambil menutup pintu.
                Sehun membantu Hani untuk duduk agar makan malam. Sehun menyuapkan makanan itu kepada Hani. Hati Hani sekarang terasa lebih nyaman ketika melihat wajah namja dihadapannya itu.
Paginya…
“Kau mau kemana, Chagi-ya?” tanya Sehun yang melihat Hani membereskan tempat tidur rawatnya.
“Aku ingin bertemu dengan Boah”
“Tapi, kamu masih sakit, Hani”
“Hanya sebentar. Aku akan secepatnya kembali kesini”
“Hati-hati” ucap Sehun lemah.
“Ne, arraseoh. Oppa tidak perlu khawatir” ucap Hani sambil memegang tangan Sehun untuk menenagkannya.
                Hani pun memakai jaketnya dan memberikan senyum kepada Sehun sebelum ia meninggalkan kamarnya. Hani mengajak Boah untuk bertemu di café yang tak jauh dari Universitas Nasional Seoul yang dulunya akan menjadi kampus Hani. Sesampai disana, Hani sudah melihat Boah duduk di kursi depan café.
“Hani?” ujar Boah sambil menghampiri Hani. Boah langsung memeluknya untuk melepaskan kerinduan.
“Aku benar-benar merindukanmu” ujar Boah yang masih memeluk Hani.
“Ne. Aku juga” jawab Hani yang membalas pelukan Boah.
“Bagaimana kamu bisa kesini?” tanya Boah sambil mengajak duduk.
“Aku ada masalah dengan…”
“Minwoo?”
“Ne?”
“Waeyo?”
“Begini….” Hani menceritak semua kejadian yang membuatnya nekad ke Korea.
“Jahat sekali! Sementang-mentang Eonnie itu pacarnya, kau jadi ditelantarkan begitu. Walau bagaimana pun, kaukan tetap istrinya” ketus Boah jengkel.
“Makanya itu, aku kesini. Paling tidak aku bisa bertemu kau dan Sehun. Aku lebih senang bersama Sehun ketimbang dia yang hanya mempermainkanku seenaknya saja” ujar Hani.
“Ya sudah. Lupakan saja masalah mu. Nanti malah kau jadi tambah sakit lagi. Sekarang kau tinggal dimana?”
“Sore ini aku sudah boleh keluar dari RS.  Jadi, aku akan tinggal di rumah Oppa Sehun sementara” jawab Hani sambil meminum kopi susunya.
“Baguslah. Aku percaya dengan Sehun” ucap Boah tersenyum.
Dirumah Sehun…
                Hani tiba dirumah Sehun. Rumah yang cukup besar dengan tingkat dua. Sehun langsung membawa barang-barang Hani ke dalam rumahnya. Hani hanya mengikuti namjachingu-nya itu dari belakang.
“Rumah Oppa tidak berubah sama sekali” ujar Hani yang duduk di sofa ruang tengah.
“Kenapa harus berubah?”
“Kau saja rumah ini diperluas”
“Aku hanya tinggal sendiri. Untuk apa di luaskan”
“Hehehe, aniyo” Hani terkekeh.
                Sehun membawa masuk barang-barang Hani ke kamar tamu. Hani yang merasa gerah, ingin rasanya untuk segera mandi. Tapi, Hati Hani menjadi kepikiran tentang Minwoo.
“Kenapa disaat aku bersama Oppa, harus ada muka Minwoo di pikiranku? Ihs…” Hani yang merasa jijik.
“Wae?” tanya Sehun membuyarkan lamunan Hani.
“Hah, ani-ani. Aku ingin segera mandi. Tubuh ku terasa gatal” ujar Hani sambil garuk-garuk.
“Oh, aku siapkan air hangat dulu. Kau siap-siap saja”
“Ne” jawab Hani dan langsung ke kamarnya.
                Ketika masuk ke kamar mandi, Hani terkejut melihat Sehun yang duduk di tempat mandi. Hani menghampiri Sehun yang menaburkan mawar di atas sir hangat.
“Apa yang Oppa lakukan disini? Bukannya ku ingin mandi?”
“Masuklah. Aku akan mencuci rambutmu”
“Masuk? masa aku buka baju di depan Oppa”
“Tidak perlu dilepas. Masuk saja” perintah Sehun sambil menggiring Hani untuk masuk ke dalam bak tidur itu.
                Hani merebahkan tubuhnya dengan baju kaos dan celana pendek masih membalut tubuhnya. Ia merasa hangat dan harum saat masuk ke dalam bak itu.
“Kau sambil tidur saja. Biar aku mencuci rambut mu” ujar Sehun membelai lembut rambut Hani dan membasahinya.
                Dengan lembut, Sehum memijat kepala Hani sampai-sampai Hani benar-benar tertidur. Setelah Sehun bilas, ia membangunkan Hani dengan menggoyangkan pundak Hani secara pelan.
“Emh….Hahaha, aku tertidur. Mianhae” ucap Hani seraya bangun dari pemandiannya dan memakai handuk kimono.
“Lepaslah pakaian mu. Nanti kau akan masuk angin. Aku akan siapkan makan malam” ujar Sehun yang meninggalkan Hani dari kamar mandi.
                Hani pun melepaskan pakaiannya dan bergegas ke kamar mengenakan pakaian. Setelah selesai, ia mencium bau makanan yang benar-benar lezat.
“Emh…baunya enak sekali. Pasti masakan Oppa” ucap Hani yang berlari menelusuri tangga.
“Oppa masak apa?” tanya Hani manja sambil duduk di meja makan.
“Sup gurita” jawab Sehun tersenyum.
“Wah…aku mau” ujar Hani yang memberikan mangkuknya kepada Sehun untuk mengambilkannya,
                Sehun mengambilkan semangkuk nasi dan supnya. Ia pun juga menuangkan nasi dan sup ke mangkuknya. Mereka pun akhirnya makan dengan tenang dan penuh senyum.
“Huft…kenapa hatiku gak tenang yah?” ujar Hani sambil menatap langit-langit kamar.
“Kenapa ada Minwoo, Minwoo dan Minwoo di otak ku. Gak bisa musnah!” ketus Hani yang sedari tak bisa tidur.
Jam 01.00 Am…
“Sudah jam segini mata nggak bisa diajak kompromi. Badan sudah lemes. Gimana bisa sembuh” keluh Hani yang terus berputar-putar ditempat tidur.
Drrrt, Drrrt
                Ponsel Hani bordering. Itu panggilan dari Minwoo. Hani ragu mengangkatnya. Ia memilih untuk mematikannya.
“Dia terus menelpon ku. Kalau nelpon, aku matikan. Tapi, kalau aku diam otakku manggil Minwoo. Wah..nggak waras nih otak” ujar Hani menggaruk-garuk kepalanya.
“Tapi…aku kenapa merasa merindukan namja itu ya? Iihs….” Hani yang tiba-tiba merasa jijik dengan apa yang dikatannya.
Paginya…
                Hani mengucek-ucek matanya sambil menuruni tangga. Lagi-kagi ia menyium bau sedap dari ruang makan. Bau roti panggang, pikirnya.
“Emh….Annyeong Oppa” sapa Hani sambil duduk di meja makan.
“Eits, sikat gigi dan cuci muka dulu” cegah Sehun sebelum tangan Hani meraih roti bakar di piringnya.
“Hehehe, ne. Aku lupa” Hani bangkit dan menuju kamar mandi. Setelah selesai menyikat giginya, ia pun kembali ke ruang makan menyusul Sehun.
TING TONG, TING TONG
“Biar aku saja yang membukanya?” ujar Hani yang baru keluar dari kamar mandi.
“Jakanman!” teriak Hani menuju pintu depan.
“Siapa…” Hani terdiam kaku.
“Siapa Hani?” tanya Sehun menghampiri Hani.
“Ap-appa, Eomma?” ujar Hani yang gagap.
“Min-Minwoo?” ucap Hani gagap yang melihat Minwoo muncul dari belakang orang tuanya.
“Ajussi, Ajumma, Minwoo?” ujar Sehun.
“E…silahkan masuk!” ujar Sehun.
“Aniyo. Kami hanya perlu membawa pulang anak kami” ujar Ibu Hani lembut.
“ANI” Hani menolak.
“Wae? Apa kata orang kalau istri orang lain di rumah ini?” ujar Ayah Hani mencoba menarik Hani.
“ANDWE. Aku tida mau” Hani memberontak.
“Ajussi, sebaiknya kita bicaraka baik-baik dulu” cegah Sehun.
“Ani. Itu tidak perlu” jawab Mingo mendepani Sehun.
“Appa, lepaskan aku!” Hani tetap memberontak.
“Eomma, bawa baju-baju Hani” ujar Ayah Hani.
“Ne” jawab Ibu Hani yang bergegas masuk ke rumah Sehun.
“Kita harus pulang Hani. Haraboji mengkhawatirkan mu” ucap Minwoo mencoba menenangkan Hani.
“ANI, ANI, ANI. Aku tidak perduli. Aku membencimu. Aku sangat membenci mu. Kau namja paboya. Kau yang paling buruk” Hani terus berteriak sampai-sampai air matanya tak dapat ditahan lagi.
“Kajja, kita pulang!” ucap Ibu Hani yang sudah membawa koper Hani keluar.
“ANI!!!” Hani berteriak dan berlari meninggalkan mereka.
“Biar aku yang menyusulnya” ujar Sehun dan Minwoo bersamaan.
“Ani. Aku. Aku suaminya” cegah Minwoo seraya bergegas ke mobilnya.
                Minwoo memperepat mobilnya menyusul Hani yang berlari cukup cepat itu. Hingga akhirnya, Minwoo dapat menyusul Hani. Ia langsung menarik tangan Hani.
“Hiks…heh..hiks…” Hani menangis.
“Mianhae” Minwoo memeluk Hani yang terus menangis.
“Kau jahat Minwoo. Kau mempermainkanku” ujar Hani sambil memukul dada Minwoo.
“Aniyo. Aku mencintai mu. Saat itu aku sedang bimbang. Tapi, karena Haraboji. Aku menyadari kalau aku menyayangimu, Hani” ujar Minwoo yang terus memeluk Hani.
“Ani. Kau tidak menyayangiku” Hani menolak.
Chup…~
                Minwoo mencium Hani. Hani tak dapat berkutik ketika Mingo menciumnya. Tapi, air mata Hani tak dapat berhenti. Air mata kebahagian, bahwa sekarang ia dianggap sebagai istri Minwoo.
^~^~^~^
Paris…
                Pagi ini terasa lebih hangat. Matahari menembus ke dalam kama Hani dan Minwoo yang sedang tertidur lelap. Perlahan mata Hani terbuka.
“Emh…” Hani duduk sambil merentangkan tangannya.
“Oppa, sudah pagi. Kajja bangun!” Hani menggoyang-goyangkan tubuh Minwoo dengan pelan.
“Emh…ne” jawab Minwoo sambil membuka selimutnya.
Chup~
“Annyeong” sapa Minwoo setelah mencium pipi istrinya itu.
“Hah…” Hani terdiam kaku. Minwoo hanya membalasnya dengan senyuman.
                Pagi itu, Hani kembali untuk magang dikantor majalah. Sedangkan Minwoo juga harus kembali bekerja ke kantornya. Kakek Minwoo merasa senang melihat cucunya telah berdamai dengan Hani. Kakeknya pun merasa nyaman dengan keadaan mereka sekarang sebagai suami istri.
Kantor Majalah..
“Annyeong” sapa Hani kepada rekan kerjanya.
“Annyeong. Sudah kembali? Apa kabar?” tanya salah seorang pegawai disana.
“Baik. Kalian?”
“Baik juga” jawab mereka.
                Hani langsung menuju ruang pemotretan. Ia melihat Minyeon disana. Hati Hani terasa gelisah dan masih terpikir soal kejadian waktu itu. Tapi, Hani tetap teguh dan berjalan mendekati Minyeon.
“Annyeong” sapa Hani tanpa ragu.
“Annyeong” jawab Minyeon tersenyum. Hani terkejut melihat Minyeon tersenyum.
“Hah…hahaha” Hani terkekeh.
“Mari kita lupakan waktu itu. Aku sudah menerimanya” ucap Minyeon.
“Ah, ne. Kajja, kita mulai permotertannya. Lebih cepat lebih baik” ucap Hani sambil mengeluarkan kameranya.
                Mereka pun memulai pemotretan hingga sore hari dengan berbagai sesi. Jam 04.00 Pm, Hani sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia ingin bergegas pulang untuk memasak makan malam untuk Minwoo dan Kakek.
                Sesampai dirumah, ia memandikan tubuhnya yang gerah itu. Rapi memakai piyama, lalu menuju dapur dan memasakan makanan kesukaan Kakek Minwoo dan Minwoo.
TING TONG, TING TONG
“Ne, Jakanman” sahut Hani bergegas membukakan pintu rumah.
“Annyeong” sapa Minwoo yang baru pulang kerja.
“Ne, annyeong” jawab Hani sambil mengambil tas kerja Minwoo.
“Mandilah. Aku sudah siapkan makan malam” ujar Hani mengantar tas kerja Minwoo ke kamar.
                Setelah Minwoo mandi, mereka pun makan malam bersama seperti biasa. Terdengar mengobrol dengan akrabnya mereka. Setelah makan, Hani membereskan meja dan cuci piring. Semua beres dan Hani menuju kamarnya.
                Hani membuka laptopnya dan membuka akun Facebook-nya. Tiba-tiba Sehun online. Hani langsung mengajak Sehun chatting.
“Annyeong” sapa Hani.
“Annyeong, Hani. Apa kabar?”
“Baik. Kau?”
“Baik. Aku akan segera tunangan” ujar Sehun.
“Jinjja? Kapan?”
“Minggu ini”
“Wah…asiknya. Aku boleh datang?”
“Ne. Datanglah bersama Minwoo”
“Pasti” jawab Hani.
“Tidurlah. Sudah malam. Minwoo sudah menunggu 3:)” ujar Sehun.
“MWO??”
“Hahaha. Dah..” Sehun menutup pembicaraanya di online.
“Kau belum mau tidur?” tanya Minwoo yang masih setia dengan I-pad.
“Nih, mau tidur” Hani menutup laptopnya.
                Hani kekamar mandi menyikat giginya. Setelah selesai, ia duduk di depan cermin untuk membersihkan wajahnya dengan pembersih muka. Setelah selesai, ia duduk disamping Minwoo yang asik dengan I-padnya.
“Kau online?” tanya Hani.
“Ani” Minwoo mematikan I-padnya.
Drrrt, Drrrt
“Yoboeseyo, Eomma?” jawab Hani dengan ponselnya.
“Kau sudah tidur?” tanya Ibunya.
“Belum. Wae?”
“Bagus. Sekarang dengarkan Eomma baik-baik”
“Mwo?”
“Eomma pengen cucu” ucap Ibunya manja.
“MWO??” Hani berteriak terkejut.
“Mwoya?” tanya Minwoo pelan.
“Hahah, ani ani” jawab Hani.
“Eomma, jangan minta yang aneh-aneh deh. Shireo!”
“Ayolah! Eomma pengen gendong cucu”
“SHIRREO” lagi-lagi Hani berteriak.
“Waeyo? Kenapa kau terus berteriak?”
“Heheh. Sudahlah…aku ingin tidur. Annyeong” Hani menutup teleponnya.
“Eomma-mu ya?” tanya Minwoo.
“Ne” jawab Hani meletakkan ponselnya di atas meja lampu.
“Pasti mintu cucu?” tanya Minwoo lagi.
“Heh? Ko-kok tahu?”
“Eomma-mu juga nelpon aku tadi”
“Jin-jinjjayo?”
“Ne”
“Lalu?”
“Aku setuju” jawab Minwoo menatap pekat kearah Hani.
Deg…~
                Jantung Hani berdegup kencang. Wajah Minwoo semakin dekat dan dekat. Pundak Hani telah dikunci dengan tangan Minwoo sehingga Hani tak dapat menghindar dan berkutik.
“Ap-apa yang ingin kau lakukan, Oppa?” tanya Hani.
“Diam saja!” jawab Minwoo dengan wajah liciknya.
                Dan akhirnya….
Paginya…
“Hani, gwaencanayo?” tanya Minwoo dari luar kamar mandi.
“Aku mual-mual”
“Mual-mual?”
“Ne. Jangan-jangan aku masuk angin?”
“Masa?”
“Memang apa lagi?” tanya Hani keluar dari kamar mandi.
“Coba pakai ini!” Minwoo memberikan tes kehamilan.
“Mwo? Kau kira aku hamil?”
“Kemarin kan kita…”
“Arraseo, arrseo” Hani bergegas masuk ke kamar mandi dan menggunakan tes kehamilan.
                Minwoo tampak gelisah menunggu di depan kamar mandi. Tak lama, Hani keluar dengan mata melongo kaget.
“Wae? Positif?” tanya Minwoo. Hani mengangguk-angguk.
“Yes, aku punya anak” seru Minwoo.
“Yes kata mu?”
“Tentu saja. Itukan anugerah”
“Tapi, kan…” ucapan Hani terpotong.
“Aku ingin anak kita namja” ujar Minwoo.
“Yeoja” jawab Hani
“Namja” Minwoo tetap keras.
“YEOJA”
“NAMJA”
                Mereka pun berdebat soal jenis kelamin anak mereka. Pagi itu dimulai dengan perdebatan soal anak mereka, mulai dari kamar, ruang makan dan taman belakang. Kakek Minwoo yang melihat mereka hanya tersenyum dan merasakan anugerah yang besar dikeluarganya.

[THE END]

Close song=>She’z_UU
Tamat deeh…readers…Khamsahamnida sudah mau baca ff author selama ini…#author terharu :’)…gimana? Ayo kasih komen-komennya yah…kritik dan saran sangat di butuhkan buat author masukin di dalam toples #jiaah XD. Dari pada readers tompelan baca bakicot-bakicot author mending author maju diri. Dan pay pay… #aegyo bareng ayam dikandang #kris manyun -_-‘

1 komentar:

  1. Lucky Club: Best casino site for online gambling - Lucky Club
    Lucky Club offers you a massive gambling library which offers you access to hundreds of amazing games. From classics like slots to table games to live luckyclub.live

    BalasHapus