PLAY FULL
LOVE
Author : Han Hyo Mi
Main Cast :
Resiana as Oh Hani, No Minwoo-Boyfriend, Oh Sehun-EXO K, Shi Minyeon, Gum Boah
dan Cecilia Van Fender
Genre :
Romantic and House Life
For : 15 +
Soundtrack :
NS Yoon-G ft. Jay Park_If You Love Me
Part.3 the end
Hiaaa…author kalian datang lagi, lagi dan
lagi…kangen gak sama akyu? #gak. Ih…readers jujur bengat. Ya sudah, pada
penasarankan sama lanjutan part.2’a…haha ya dung. Author juga…#gak ada yg nanya
=,=. Membuat fanfic ini harus segala nangkring dikandang ayam, tungkurep
dikursi, kocek-kocek TV. Ya namanya juga nyari inspirasi. Kalau nyari
inspirasi, author harus gelantungan gitu..bosenkan dnegar ocehan author. Ya
sudah…langsung aja ke lubang buAYA…hahaha XD
^~^~^~^
“Ha-hani, ap-apa yang kau lakukan disini?”
tanya Minwoo gagap.
“Siapa Minwoo?” teriak Minyeon dari dalam.
“Kau…kau bohong, kau bilang ada urusan kantor.
Ternyata kau malah kesini” ucap Hani dengan mata yang mulai berair.
“Hani dengar dulu” ujar Minwoo.
“Apa lagi yang harus didengar? Semua sudah aku
lihat sendiri. Walaupun aku tahu, kau tidak akan pernah mencintai ku. Tapi, kau
harus status kita sekarang. Apa yang akan dikatakan orang kalau suamiku
disini?” ujar Hani sambil menyeka air matanya.
“Minyeon sakit Hani” jawab Minwoo.
“Terus, aku kau apakan? aku juga sakit Minwoo.
Aku istri mu. Aku benar-benar kecewa sekarang. Kemarin kau rela membuang waktu
kerja mu hanya untuk menjadi modelnya. Sekarang kau membiarkan istri mu sakit dirumah
sendirian. Aku sungguh bodoh sekarang mulai mempercayaimu” ucap Hani dengan
terus mengeluarkan air matanya.
“Minwoo, siapa? Hah…Hani?” Minyeon yang
terkejut.
“Eonnie tidak perlu terkejut. Eonnie juga
harus tau, kalau Minwoo adalah suami ku. Mungkin Eonnie tidak pernah tau selama
ini. Mianhae…kalau aku mengganggu malam kalian” ucap Hani sambil melangkah
pergi dari hadapan mereka.
“HANI, JAKANMAN!” Minwoo berteriak mencoba
untuk meraih lengan Hani.
“Minwoo” panggil Minyeon yang sudah duluan
meraih tangan Minwoo.
“Minyeon, dia sakit. Dia istri ku” ujar
Minwoo.
“Terus, kau meninggalkan ku disini sendirian?
Apa kau mencintainya sekarang?” tanya Minyeon dengan mata sayunya.
Minwoo
kebingungan untuk memilih diantara mereka sekarang. Hani sudah tak terlihat lagi
dilorong apartemen. Minwoo terus berpikir. Akhirnya, Minwoo lebih memilih
menemani Minyeon di apartemen.
“Hiks…hah…hiks…PABO, PABO. Kau namja paling
PABO di dunia Minwoo. Aku menyesal mulai mempercayai mu bisa menjaga ku. Tapi,
apa? akhirnya kau membuang ku setelah kau terlalu memberi ku harapan besar dari
sikap mu. Oppa, Eotteohke? Hati ku benar-benar sakit…aku tidak tau mau kemana?
aku tidak tau harus mempercayai siapa?” ujar Hani yang duduk di halte bus.
“Hah…aku tau! Aku akan menemui Sehun Oppa di Korea”
ucap Hani yang bertepatan bus datang.
Hani
pulang ke rumah menggunakan bus. Sepanjang jalan ia hanya terduduk diam sambil
sesekali menyeka air matanya yang mengalir lembut di pipi bulatnya itu.
Sesampai di rumah, ia melangkah dengan hati-hati dan sangat pelan saat masuk ke
dalam rumah. Ia masuk kekamar dan mengambil kopernya. Ia masukkan seluruh baju
dan barang-barangnya ke dalam koper. Ia tarik perlahan-lahan keluar dari kamar.
Setelah sampai di depan rumah, Hani menatap sejenak rumah itu dan bergegas
pergi sebelum ada yang melihatnya.
Hani
duduk sejenak menunggu taksi yang mau berhenti untuknya. Tak lama, sebuah taksi
berhenti untuknya. Ia langsung menarik kopernya dan masuk ke dalam taksi.
Tibalah
Hani di bandara Paris. Syukurnya masih ada penerbanga ke Korea jam 11 malam. Ia
langsung membeli tiketnya dan hanya menunggu 5 menit Pesawat ke Korea siap
diterbangkan.
Seoul, Korea Selatan…
Sampailah
Hani dikampung halamannya. Ia langsung meraih ponselnya dari tas ranselnya dan
menghubungi Sehun.
“Oppa, ini aku Hani” ucap Hani yang
tergesa-gesa.
“Hani,
ada apa?”
“Aku di Seoul. Sekarang aku di bandara
Incheon”
“Jinjjayo?
waeyo?”
“Jemput aku, Oppa!”
“Ah…n-ne.
Jakanman, ok?”
“Ne. Ppali” jawab Hani.
10
menit kemudian, Sehun telah tiba di bandara Incheon. Sehun terus berlari
mencari Hani dipenerbangan Paris. Tak lama, ia melihat sosok yeoja yang duduk
di kursi tunggu dengan wajah pucat dan lusuh.
“Hani?” panggil Sehun.
“Oppa” jawab Hani pelan seraya berdiri.
BUUK…
“HANI?” Sehun terkejut Hani tiba-tiba pingsan.
Syukur Hani pingsan tepat dipelukan Sehun.
Dirumah Sakit…
Hani
belum sadarkan diri selama kurang lebih setengah jam. Sehun yang sedari duduk
di kursi disamping Hani terus menunggu Hani sadarkan diri. Sesekali, Sehun
menyeka poni dan memegang tangan Hani yang hangat itu.
“Hah…aku sudah akan mengira akan terjadi
seperti ini. Minwoo memang laki-laki yang tidak pantas menjadi suamimu” ucap
Sehun.
Paris…
“Tuan, tuan!” teriak seorang pembantu.
“Ada apa?” tanya kakek Minwoo yang sedang
membaca Koran di ruang makan.
“Nona Hani, tidak ada dikamarnya” ucapnya
dengan penuh kekhawatiran.
“Hani?”
“Iya, Tuan”
“Apa kemarin dia tidak pulang?”
“Mungkin. Tapi, semua pakaian dan
barang-barang Nona tidak ada di lemari”
Kakek
Minwoo langsung melepas korannya dan menuju kamar Hani bersama pembantunya. Ia
terkejut melihat lemari pakaian Hani yang terbuka dengan keadaan kosong.
“Dimaa Minwoo?” tanya kakeknya.
“Belum pulang Tuan dari kemarin”
“Jinjja?”
“Ne”
“Kemana dia?”
“Saya tidak tahu Tuan” jawab pembantunya.
“Cepat siapkan mobil!” perintah kake Minwoo.
Setelah
mobil siap, kakek Minwoo langsung pergi ke suatu tempat dimana Minwoo berada.
Wajah amarah kakenya telah memancar. Sesampai di sebuah apartemen dimana itu
adalah tempat Minyeon, kakek Minwoo langsung turun dan menuju kamar Minyeon.
TING TONG, TING TONG
“Iya, sebentar” jawab Minwoo seraya membuka
pintu.
“Ha-haraboji?” ucap Minwoo gagap setelah milat
kakeknya.
“Apa yang kau lakukan disini?”
“It-itu anu…”
“Kau benar-benar mengecewakan Haraboji,
Minwoo”
“Haraboji, ini bukan seperti yang Ha…”
“Siapa Minwoo?” tanya Minyeon seraya
menghampiri Minwoo.
“Cukup! Haraboji tidak ingin mendengarkan
apa-apa lagi. Sudah sejak awal Haraboji, Eomma dan Appa mu, tidak suka kamu
berhubungan dengan wanita murahan itu”
“Mwo?” ujar Minyeon terkejut dengan kata-kata
kakeknya.
“Apa kau tidak sadar, kalau kau sudah
beristri?” ujar kakek Minwoo.
“…” Minwoo terdiam.
“Kau tahu sekarang dimana istri mu?” tanya
kakenya.
“Hani?”
“Dia tidak ada dirumah”
“Tidak ada?”
“Ne. Mungkin dia kabur dari rumah. Semua
barang-barangnya tidak ada di kamar” ujar kakeknya.
“Kabur?” ujar Minwoo.
“Haraboji tidak perlu ikut dalam masalah
kalian. Kalian sudah dewasa” ujar kakenya seraya meninggalkan Minwoo.
“Aku harus pergi, Minyeon” ucap Minwoo seraya
mengambil jasnya di kamar Minyeon.
“Kau ingin meninggalkan ku? sendiri?”
“Mianhae. Aku adalah suaminya. Dia adalah
istri ku”
“Apa aku bukan kekasihmu?”
“Jeongmal mianhae. Mungkin ini takdir kita”
“Maksud kita putus?”
“Ne. Kita akhiri saja sampai disini” jawab
Minwoo seraya meninggalka Minyeon.
“Mi-minwoo…ah…” Minyeon terduduk di kursi
tamu.
Drrrt, Drrrt
Ponsel
Hani berdering. Sehun yang tertidur disamping Hani, spontan terbangun dan
melihat panggilan itu.
“Minwoo?” ucap Sehun. Sehun langsung
menonaktifkan ponsel Hani.
“Aku tidak akan membiarkan Minwoo menyentuhmu”
janji Sehun.
“Akh…dimana Hani? Dia terus saja pergi tanpa
pamit. Pakai acara kabur-kaburan segala lagi” ujar Minwoo sambil mengacak-acak
rambutnya didalam mobil.
“Ah…aku hubungi Appa-nya saja” ujar Minwoo seraya
mencari kontak Ayah Hani.
“Eh….” desis Hani.
“Kau sudah sadar?” tanya Sehun ssambil
memeriksa suhu badan Hani di jidadnya.
“Emh” jawab Hani pelan.
“Aku ingin minum” pinta Hani.
“Oh, ne” jawab Sehun seraya mengambilkan air
minum.
“Ini!” ujar Sehun yang meminumkan air putih
kepada Hani.
“Gomawo” ucap Hani.
“Ne”
“Dimana ponsel ku?”
“Oh, ini” Sehun memberikan ponsel Hani.
“Apa ada yang menghubungiku?”
“Ani” jawab Sehun. Hani mencari kontak
Cecilia. Ia mencoba menghubunginya.
“Hallo?”
“Ya,
Hallo. Hani…kau baik-baik saja? Kau sudah dua hari tidak masuk magang kata
dosen. Apa benar?”
“Iya. Aku sakit”
“Sakit?
Sakit apa?”
“Hanya demam”
“Kau
yakin itu demam?”
“Iya. Kau tidak perlu khawatir”
“Iya.
Sekarang bagaimana keadaanmu?”
“Lumayan. Sekarang aku berada di Korea”
“Kenapa?”
“Aku sedikit ada urusan penting. Aku sudah
menghubungi dosen dan atasan ku dikantor”
“Ya,
kalau kau sudah izin, ya tidak apa-apa”
“Aku hanya ingin mengabarkan ini saja”
“Emh.
Cepat sembuh dan cepat kembali”
“Ya, Thank you”
“You’re
welcome” Cecilia yang mengakhiri pembicaraan dengan
Hani.
“Permisi! Ini makan malamnya” ujar seorang
suster yang masuk ke kamar rawat Hani.
“Ne” jawab Sehun seraya mengambilkan makan
tersebut.
“Gomawo”
“Ne, cheonma” jawab suster itu sambil menutup
pintu.
Sehun
membantu Hani untuk duduk agar makan malam. Sehun menyuapkan makanan itu kepada
Hani. Hati Hani sekarang terasa lebih nyaman ketika melihat wajah namja
dihadapannya itu.
Paginya…
“Kau mau kemana, Chagi-ya?” tanya Sehun yang
melihat Hani membereskan tempat tidur rawatnya.
“Aku ingin bertemu dengan Boah”
“Tapi, kamu masih sakit, Hani”
“Hanya sebentar. Aku akan secepatnya kembali
kesini”
“Hati-hati” ucap Sehun lemah.
“Ne, arraseoh. Oppa tidak perlu khawatir” ucap
Hani sambil memegang tangan Sehun untuk menenagkannya.
Hani
pun memakai jaketnya dan memberikan senyum kepada Sehun sebelum ia meninggalkan
kamarnya. Hani mengajak Boah untuk bertemu di café yang tak jauh dari
Universitas Nasional Seoul yang dulunya akan menjadi kampus Hani. Sesampai
disana, Hani sudah melihat Boah duduk di kursi depan café.
“Hani?” ujar Boah sambil menghampiri Hani.
Boah langsung memeluknya untuk melepaskan kerinduan.
“Aku benar-benar merindukanmu” ujar Boah yang
masih memeluk Hani.
“Ne. Aku juga” jawab Hani yang membalas
pelukan Boah.
“Bagaimana kamu bisa kesini?” tanya Boah
sambil mengajak duduk.
“Aku ada masalah dengan…”
“Minwoo?”
“Ne?”
“Waeyo?”
“Begini….” Hani menceritak semua kejadian yang
membuatnya nekad ke Korea.
“Jahat sekali! Sementang-mentang Eonnie itu
pacarnya, kau jadi ditelantarkan begitu. Walau bagaimana pun, kaukan tetap
istrinya” ketus Boah jengkel.
“Makanya itu, aku kesini. Paling tidak aku
bisa bertemu kau dan Sehun. Aku lebih senang bersama Sehun ketimbang dia yang
hanya mempermainkanku seenaknya saja” ujar Hani.
“Ya sudah. Lupakan saja masalah mu. Nanti
malah kau jadi tambah sakit lagi. Sekarang kau tinggal dimana?”
“Sore ini aku sudah boleh keluar dari RS. Jadi, aku akan tinggal di rumah Oppa Sehun
sementara” jawab Hani sambil meminum kopi susunya.
“Baguslah. Aku percaya dengan Sehun” ucap Boah
tersenyum.
Dirumah Sehun…
Hani
tiba dirumah Sehun. Rumah yang cukup besar dengan tingkat dua. Sehun langsung
membawa barang-barang Hani ke dalam rumahnya. Hani hanya mengikuti
namjachingu-nya itu dari belakang.
“Rumah Oppa tidak berubah sama sekali” ujar
Hani yang duduk di sofa ruang tengah.
“Kenapa harus berubah?”
“Kau saja rumah ini diperluas”
“Aku hanya tinggal sendiri. Untuk apa di
luaskan”
“Hehehe, aniyo” Hani terkekeh.
Sehun
membawa masuk barang-barang Hani ke kamar tamu. Hani yang merasa gerah, ingin
rasanya untuk segera mandi. Tapi, Hati Hani menjadi kepikiran tentang Minwoo.
“Kenapa disaat aku bersama Oppa, harus ada
muka Minwoo di pikiranku? Ihs…” Hani yang merasa jijik.
“Wae?” tanya Sehun membuyarkan lamunan Hani.
“Hah, ani-ani. Aku ingin segera mandi. Tubuh
ku terasa gatal” ujar Hani sambil garuk-garuk.
“Oh, aku siapkan air hangat dulu. Kau
siap-siap saja”
“Ne” jawab Hani dan langsung ke kamarnya.
Ketika
masuk ke kamar mandi, Hani terkejut melihat Sehun yang duduk di tempat mandi.
Hani menghampiri Sehun yang menaburkan mawar di atas sir hangat.
“Apa yang Oppa lakukan disini? Bukannya ku
ingin mandi?”
“Masuklah. Aku akan mencuci rambutmu”
“Masuk? masa aku buka baju di depan Oppa”
“Tidak perlu dilepas. Masuk saja” perintah
Sehun sambil menggiring Hani untuk masuk ke dalam bak tidur itu.
Hani
merebahkan tubuhnya dengan baju kaos dan celana pendek masih membalut tubuhnya.
Ia merasa hangat dan harum saat masuk ke dalam bak itu.
“Kau sambil tidur saja. Biar aku mencuci
rambut mu” ujar Sehun membelai lembut rambut Hani dan membasahinya.
Dengan
lembut, Sehum memijat kepala Hani sampai-sampai Hani benar-benar tertidur.
Setelah Sehun bilas, ia membangunkan Hani dengan menggoyangkan pundak Hani
secara pelan.
“Emh….Hahaha, aku tertidur. Mianhae” ucap Hani
seraya bangun dari pemandiannya dan memakai handuk kimono.
“Lepaslah pakaian mu. Nanti kau akan masuk
angin. Aku akan siapkan makan malam” ujar Sehun yang meninggalkan Hani dari
kamar mandi.
Hani
pun melepaskan pakaiannya dan bergegas ke kamar mengenakan pakaian. Setelah
selesai, ia mencium bau makanan yang benar-benar lezat.
“Emh…baunya enak sekali. Pasti masakan Oppa”
ucap Hani yang berlari menelusuri tangga.
“Oppa masak apa?” tanya Hani manja sambil
duduk di meja makan.
“Sup gurita” jawab Sehun tersenyum.
“Wah…aku mau” ujar Hani yang memberikan
mangkuknya kepada Sehun untuk mengambilkannya,
Sehun
mengambilkan semangkuk nasi dan supnya. Ia pun juga menuangkan nasi dan sup ke
mangkuknya. Mereka pun akhirnya makan dengan tenang dan penuh senyum.
“Huft…kenapa hatiku gak tenang yah?” ujar Hani
sambil menatap langit-langit kamar.
“Kenapa ada Minwoo, Minwoo dan Minwoo di otak
ku. Gak bisa musnah!” ketus Hani yang sedari tak bisa tidur.
Jam 01.00 Am…
“Sudah jam segini mata nggak bisa diajak
kompromi. Badan sudah lemes. Gimana bisa sembuh” keluh Hani yang terus
berputar-putar ditempat tidur.
Drrrt, Drrrt
Ponsel
Hani bordering. Itu panggilan dari Minwoo. Hani ragu mengangkatnya. Ia memilih
untuk mematikannya.
“Dia terus menelpon ku. Kalau nelpon, aku
matikan. Tapi, kalau aku diam otakku manggil Minwoo. Wah..nggak waras nih otak”
ujar Hani menggaruk-garuk kepalanya.
“Tapi…aku kenapa merasa merindukan namja itu
ya? Iihs….” Hani yang tiba-tiba merasa jijik dengan apa yang dikatannya.
Paginya…
Hani
mengucek-ucek matanya sambil menuruni tangga. Lagi-kagi ia menyium bau sedap
dari ruang makan. Bau roti panggang, pikirnya.
“Emh….Annyeong Oppa” sapa Hani sambil duduk di
meja makan.
“Eits, sikat gigi dan cuci muka dulu” cegah
Sehun sebelum tangan Hani meraih roti bakar di piringnya.
“Hehehe, ne. Aku lupa” Hani bangkit dan menuju
kamar mandi. Setelah selesai menyikat giginya, ia pun kembali ke ruang makan
menyusul Sehun.
TING TONG, TING TONG
“Biar aku saja yang membukanya?” ujar Hani
yang baru keluar dari kamar mandi.
“Jakanman!” teriak Hani menuju pintu depan.
“Siapa…” Hani terdiam kaku.
“Siapa Hani?” tanya Sehun menghampiri Hani.
“Ap-appa, Eomma?” ujar Hani yang gagap.
“Min-Minwoo?” ucap Hani gagap yang melihat
Minwoo muncul dari belakang orang tuanya.
“Ajussi, Ajumma, Minwoo?” ujar Sehun.
“E…silahkan masuk!” ujar Sehun.
“Aniyo. Kami hanya perlu membawa pulang anak
kami” ujar Ibu Hani lembut.
“ANI” Hani menolak.
“Wae? Apa kata orang kalau istri orang lain di
rumah ini?” ujar Ayah Hani mencoba menarik Hani.
“ANDWE. Aku tida mau” Hani memberontak.
“Ajussi, sebaiknya kita bicaraka baik-baik
dulu” cegah Sehun.
“Ani. Itu tidak perlu” jawab Mingo mendepani
Sehun.
“Appa, lepaskan aku!” Hani tetap memberontak.
“Eomma, bawa baju-baju Hani” ujar Ayah Hani.
“Ne” jawab Ibu Hani yang bergegas masuk ke
rumah Sehun.
“Kita harus pulang Hani. Haraboji
mengkhawatirkan mu” ucap Minwoo mencoba menenangkan Hani.
“ANI, ANI, ANI. Aku tidak perduli. Aku membencimu.
Aku sangat membenci mu. Kau namja paboya. Kau yang paling buruk” Hani terus
berteriak sampai-sampai air matanya tak dapat ditahan lagi.
“Kajja, kita pulang!” ucap Ibu Hani yang sudah
membawa koper Hani keluar.
“ANI!!!” Hani berteriak dan berlari
meninggalkan mereka.
“Biar aku yang menyusulnya” ujar Sehun dan
Minwoo bersamaan.
“Ani. Aku. Aku suaminya” cegah Minwoo seraya
bergegas ke mobilnya.
Minwoo
memperepat mobilnya menyusul Hani yang berlari cukup cepat itu. Hingga
akhirnya, Minwoo dapat menyusul Hani. Ia langsung menarik tangan Hani.
“Hiks…heh..hiks…” Hani menangis.
“Mianhae” Minwoo memeluk Hani yang terus
menangis.
“Kau jahat Minwoo. Kau mempermainkanku” ujar
Hani sambil memukul dada Minwoo.
“Aniyo. Aku mencintai mu. Saat itu aku sedang
bimbang. Tapi, karena Haraboji. Aku menyadari kalau aku menyayangimu, Hani”
ujar Minwoo yang terus memeluk Hani.
“Ani. Kau tidak menyayangiku” Hani menolak.
Chup…~
Minwoo
mencium Hani. Hani tak dapat berkutik ketika Mingo menciumnya. Tapi, air mata Hani
tak dapat berhenti. Air mata kebahagian, bahwa sekarang ia dianggap sebagai
istri Minwoo.
^~^~^~^
Paris…
Pagi
ini terasa lebih hangat. Matahari menembus ke dalam kama Hani dan Minwoo yang
sedang tertidur lelap. Perlahan mata Hani terbuka.
“Emh…” Hani duduk sambil merentangkan
tangannya.
“Oppa, sudah pagi. Kajja bangun!” Hani
menggoyang-goyangkan tubuh Minwoo dengan pelan.
“Emh…ne” jawab Minwoo sambil membuka
selimutnya.
Chup~
“Annyeong” sapa Minwoo setelah mencium pipi
istrinya itu.
“Hah…” Hani terdiam kaku. Minwoo hanya
membalasnya dengan senyuman.
Pagi
itu, Hani kembali untuk magang dikantor majalah. Sedangkan Minwoo juga harus
kembali bekerja ke kantornya. Kakek Minwoo merasa senang melihat cucunya telah
berdamai dengan Hani. Kakeknya pun merasa nyaman dengan keadaan mereka sekarang
sebagai suami istri.
Kantor Majalah..
“Annyeong” sapa Hani kepada rekan kerjanya.
“Annyeong. Sudah kembali? Apa kabar?” tanya salah
seorang pegawai disana.
“Baik. Kalian?”
“Baik juga” jawab mereka.
Hani
langsung menuju ruang pemotretan. Ia melihat Minyeon disana. Hati Hani terasa
gelisah dan masih terpikir soal kejadian waktu itu. Tapi, Hani tetap teguh dan
berjalan mendekati Minyeon.
“Annyeong” sapa Hani tanpa ragu.
“Annyeong” jawab Minyeon tersenyum. Hani
terkejut melihat Minyeon tersenyum.
“Hah…hahaha” Hani terkekeh.
“Mari kita lupakan waktu itu. Aku sudah
menerimanya” ucap Minyeon.
“Ah, ne. Kajja, kita mulai permotertannya. Lebih
cepat lebih baik” ucap Hani sambil mengeluarkan kameranya.
Mereka
pun memulai pemotretan hingga sore hari dengan berbagai sesi. Jam 04.00 Pm,
Hani sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia ingin bergegas pulang untuk memasak
makan malam untuk Minwoo dan Kakek.
Sesampai
dirumah, ia memandikan tubuhnya yang gerah itu. Rapi memakai piyama, lalu menuju
dapur dan memasakan makanan kesukaan Kakek Minwoo dan Minwoo.
TING TONG, TING TONG
“Ne, Jakanman” sahut Hani bergegas membukakan
pintu rumah.
“Annyeong” sapa Minwoo yang baru pulang kerja.
“Ne, annyeong” jawab Hani sambil mengambil tas
kerja Minwoo.
“Mandilah. Aku sudah siapkan makan malam” ujar
Hani mengantar tas kerja Minwoo ke kamar.
Setelah
Minwoo mandi, mereka pun makan malam bersama seperti biasa. Terdengar mengobrol
dengan akrabnya mereka. Setelah makan, Hani membereskan meja dan cuci piring.
Semua beres dan Hani menuju kamarnya.
Hani
membuka laptopnya dan membuka akun Facebook-nya. Tiba-tiba Sehun online. Hani
langsung mengajak Sehun chatting.
“Annyeong” sapa Hani.
“Annyeong, Hani. Apa kabar?”
“Baik. Kau?”
“Baik. Aku akan segera tunangan” ujar Sehun.
“Jinjja? Kapan?”
“Minggu ini”
“Wah…asiknya. Aku boleh datang?”
“Ne. Datanglah bersama Minwoo”
“Pasti” jawab Hani.
“Tidurlah. Sudah malam. Minwoo sudah menunggu
3:)” ujar Sehun.
“MWO??”
“Hahaha. Dah..” Sehun menutup pembicaraanya di
online.
“Kau belum mau tidur?” tanya Minwoo yang masih
setia dengan I-pad.
“Nih, mau tidur” Hani menutup laptopnya.
Hani
kekamar mandi menyikat giginya. Setelah selesai, ia duduk di depan cermin untuk
membersihkan wajahnya dengan pembersih muka. Setelah selesai, ia duduk
disamping Minwoo yang asik dengan I-padnya.
“Kau online?” tanya Hani.
“Ani” Minwoo mematikan I-padnya.
Drrrt, Drrrt
“Yoboeseyo, Eomma?” jawab Hani dengan ponselnya.
“Kau sudah tidur?” tanya Ibunya.
“Belum. Wae?”
“Bagus. Sekarang dengarkan Eomma baik-baik”
“Mwo?”
“Eomma pengen cucu” ucap Ibunya manja.
“MWO??” Hani berteriak terkejut.
“Mwoya?” tanya Minwoo pelan.
“Hahah, ani ani” jawab Hani.
“Eomma, jangan minta yang aneh-aneh deh. Shireo!”
“Ayolah! Eomma pengen gendong cucu”
“SHIRREO” lagi-lagi Hani berteriak.
“Waeyo? Kenapa kau terus berteriak?”
“Heheh. Sudahlah…aku ingin tidur. Annyeong”
Hani menutup teleponnya.
“Eomma-mu ya?” tanya Minwoo.
“Ne” jawab Hani meletakkan ponselnya di atas
meja lampu.
“Pasti mintu cucu?” tanya Minwoo lagi.
“Heh? Ko-kok tahu?”
“Eomma-mu juga nelpon aku tadi”
“Jin-jinjjayo?”
“Ne”
“Lalu?”
“Aku setuju” jawab Minwoo menatap pekat kearah
Hani.
Deg…~
Jantung
Hani berdegup kencang. Wajah Minwoo semakin dekat dan dekat. Pundak Hani telah
dikunci dengan tangan Minwoo sehingga Hani tak dapat menghindar dan berkutik.
“Ap-apa yang ingin kau lakukan, Oppa?” tanya
Hani.
“Diam saja!” jawab Minwoo dengan wajah liciknya.
Dan
akhirnya….
Paginya…
“Hani, gwaencanayo?” tanya Minwoo dari luar
kamar mandi.
“Aku mual-mual”
“Mual-mual?”
“Ne. Jangan-jangan aku masuk angin?”
“Masa?”
“Memang apa lagi?” tanya Hani keluar dari
kamar mandi.
“Coba pakai ini!” Minwoo memberikan tes
kehamilan.
“Mwo? Kau kira aku hamil?”
“Kemarin kan kita…”
“Arraseo, arrseo” Hani bergegas masuk ke kamar
mandi dan menggunakan tes kehamilan.
Minwoo
tampak gelisah menunggu di depan kamar mandi. Tak lama, Hani keluar dengan mata
melongo kaget.
“Wae? Positif?” tanya Minwoo. Hani
mengangguk-angguk.
“Yes, aku punya anak” seru Minwoo.
“Yes kata mu?”
“Tentu saja. Itukan anugerah”
“Tapi, kan…” ucapan Hani terpotong.
“Aku ingin anak kita namja” ujar Minwoo.
“Yeoja” jawab Hani
“Namja” Minwoo tetap keras.
“YEOJA”
“NAMJA”
Mereka
pun berdebat soal jenis kelamin anak mereka. Pagi itu dimulai dengan perdebatan
soal anak mereka, mulai dari kamar, ruang makan dan taman belakang. Kakek
Minwoo yang melihat mereka hanya tersenyum dan merasakan anugerah yang besar
dikeluarganya.
[THE END]
Close song=>She’z_UU
Tamat deeh…readers…Khamsahamnida sudah mau
baca ff author selama ini…#author terharu :’)…gimana? Ayo kasih komen-komennya
yah…kritik dan saran sangat di butuhkan buat author masukin di dalam toples
#jiaah XD. Dari pada readers tompelan baca bakicot-bakicot author mending
author maju diri. Dan pay pay… #aegyo bareng ayam dikandang #kris manyun -_-‘
Lucky Club: Best casino site for online gambling - Lucky Club
BalasHapusLucky Club offers you a massive gambling library which offers you access to hundreds of amazing games. From classics like slots to table games to live luckyclub.live