Selamat Datang Di Blog Han Hyo Mi


widget

Rabu, 09 Januari 2013

[Fanfition] Let's Dance Chap. 1


“Let’s Dance”

Author             : Han Hyo Mi
Main Cast        : Kang Hyun Ae as Novia, Choi Siwon & Leeteuk
Sups Cast      : Hyoyeon, Yoona, Taemin, Kai, Lay, Eunhyuk (Seonsaengnim=guru), Yunho (Seonsanegnim=guru), Shindong.
Genre              : Romantic, School Life & santai biar gak keriputan bacanya… ^o^
Soundtrack      : I Got A Boy_Girls’ Generetion
Chapter 1

Kembali lagi dengan ff baru, ini lumayan spesial. Cuz, untuk Sups Cast-nya adalah semua Lead Dancer di SM Entertainment. Genrenya juga tentang Dance. Ini masih ff request dari temanku. Maybe ini ff request yang terakhir. But, kita lajutkan setelah aktifitas author yang sibuk kelar or free. Yah, ini ff yang santai. Gak usah serius. Tapi, misterius. Bikin kalian bilang “Cius” #kok jadi ngerap thor?. Jadi yups cekidot…

~O~O~O~O~O~
            Skill yang kumiliki sekarang adalah Dance. Hidupku sekarang tergantung Dance. Sejak kecil aku selalu dilatih Eommaku Dance. Mulai dari Sexy Dance, Hip Hop dan Robot Dance. Sampai ballet pun sempat di ajarkan Eommaku.
            Okeh, kita mulai dari latar belakang keluarga ku. Aku punya Eomma dan Appa. Tapi, sekarang aku hanya tinggal dengan Eomma saja. Cuz, Appa aku sudah punya Istri lagi. Huft…aku dengan Eomma bisa dibilang telah dibuang. But, aku tidak peduli lagi sama Appa aku. Sekarang yang aku pikirkan adalah hidup aku ke depan.
            Sejak Appa meninggalkan kami, aku tidak lagi melanjutkan sekolah. Aku hanya membantu Eomma mencari uang. Aku menjadi Street Dance untuk mencari uang bersama teman-temanku. Biasanya, kami mencari tempat yang ramai, kemudian disitulah kami akan melakukan Street Dance.
            Satu lagi, aku punya Idola idaman. Kalian tau BoA? Ah…dia adalah sang Diva Korea. Aku benar-benar mengaguminya. Dia punya skill dance yang tak diragukan lagi. Dia sudah pernah debut di Amerika. Negara Hollywood yang merupakan Negara utama di seluruh dunia. Aku ingin sekali dance bersamanya. Suatu saat nanti aku akan tampil dengannya.
BUK, PLAK, DAG…
“Huh…suara apa itu?” ujarku mendengar suara pukulan yang tak jauh. Aku mulai memutar tangkai permen lollipop yang ada dimulutku.
“Ada apa disana?” tanyaku lagi berjalan perlahan ke suatu gang kecil. Aku bersembunyi dibalik tembok.
“Cepat keluarkan uang mu! kau sudah kalah taruhan. Ppali!” ucap seorang namja yang hanya belakangnya saja yang dapat ku lihat.
“Tap-tapi, aku belum punya uang sekarang. Aku akan langsung membayarnya, jika aku sudah punya uang nanti” jawab namja yang sudah babak belur itu.
“Hah…hajar dia!” perintah namja yang sepertinya dia adalah ketua dari geng itu.
            Pakaian seragam mereka sama. Mereka sepertinya satu sekolah. Siapa namja sombong itu, yah? seberapa hebat sih dia, sampai bisa menyiksa orang seperti itu?
“Sekolahkan bayar. Kok bisa-bisanya dia membuang waktu hanya untuk menyiksa orang saja” ketusku sambil melanjutkan jalan ku.
            Aku berjalan menuju sebuah taman yang cukup ramai sekarang. Itulah tempat yang aku cari. Ku lihat teman-teman ku sudah mengumpul disana. Aku langsung bergabung dengan mereka. Disana ada Hyoyeon, Taemin, dan Kai. Klub kami diketuai oleh Taemin. Berkat aku bertemu dengannya, aku bisa mencari uang.
“Hai! Hyun Ae” panggil Hyoyeon dengan girang.
“Hai!” balasku menghampirinya.
“Nah, sekarang kita sudah kumpul. Kita mulai saja, oke?” ujar Taemin ketua dari klub kami.
“Kajja!” ajak ku.
            Kami pun mengambil posisi. Kami mulai dengan Dance Mirotic yang dibawakan oleh Boyband TVXQ. Dance ini sangat terkenal dizaman mereka dulu sebelum mereka terpisahkan. Musik kami mulai, orang-orang pun mulai berkumpul disekitar kami. Kami mengerahkan seluruh tenaga untuk tampil maksimal, walaupun ini hanya dijalanan. Melihat senyuman penonton pun itu sudah membuat ku merasa senang.
“Hah…hah…” nafasku yang terengah-engah setelah Dance selesai.
PLOK, PLOK, PLOK
“Khamsahamnida” ucap kami bersamaan kepada penonton.
            Kai mulai berkeliling meminta uang dari penonton dengan topinya. Sesekali Kai menundukkan kepalanya untuk memberi hormat kepada penonton yang sudah mau melihat kami.
“Ini!” Taemin melempar sebotol Sprite kepadaku dan yang lainnya.
“Gomawo” ucap ku menangkapnya.
“Hari ini kita dapat berapa?” tanya Hyoyeon seraya meminum minumannya.
“Lumayan. Lebih banyak dari hari kemarin” jawab Taemin menghitung uangnya.
“Berarti hari ini aku bisa makan enak nih!” ucap Kai girang.
“Alah, makan mulu!” ujar Taemin seraya mendorong kepala Kai.
“Ya, Hyung! hidup adalah makan dan makan adalah hidup” jawab Kai tak mau kalah.
“Itu motto hidup kamu aja” sambar Hyoyeon.
“Hahaha” aku hanya tertawa.
            Hari mulai gelap, aku bergegas pulang untuk menemui Eomma. Pasti Eomma kelelahan seharian dipasar berjualan sayurnya. Aku mampir sebentar ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan untuk makan malam. Aku juga ingin memasakannya untuk Eomma.
“Eomma, aku pulang!” aku berteriak seraya membuka pintu rumah.
“Ne” jawab Eomma dengan suara lantangnya. Ku lihat Eomma sedang memijat pundaknya sendiri. Pasti Eomma kelelahan.
“Aku akan masak makan malamnya” ujar ku berjalan ke dapur.
            Setelah mandi, aku ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Aku terus melihat Eomma yang sedang berusaha memijat pundaknya yang terlihat sakit itu. Ku tata makanan di atas meja di ruang keluarga. Aku duduk didepan Eomma.
            Kami makan dengan tenang dan tak ada pembicaraan yang khusus. Karena sehari-hari kami hanya itu-itu saja. Selesai makan, aku membereskan meja dan mencuci semua mangkok dan gelas.
“Sini! biar aku pijat. Eomma pasti lelah” ucap ku yang langsung duduk dibelakang Eomma.
“Wah…coba dari tadi” ucap Eomma sedikit terkekeh.
“Hahaha, ne” jawab ku tertawa kecil.
~O~O~O~O~O~
            Pagi ini seperti biasa, aku bersama teman-teman akan melakukan Street Dance lagi. Tapi, di tempat yang baru. Pastinya yang ramai. Aku pergi melalui jalan seperti biasa, melalui SMA Yaego.
BUUUK
“HAH?!” mata ku membulat sempurna saat melihat seorang namja terlempar keluar dari sebuah gang.
“Tangan ku sudah gatal untuk menghajarmu” ucap namja dengan suara yang aku kenali. Suara itu adalah suara namja yang kemarin hanya ku lihat bagian bekalangnya.
“YAA! HENTIKAN!!” ucapku menghampiri mereka.
“Siapa kau? mau apa kau?” tanya namja yang menurut ku lumayan tampan itu.
“Kalian tidak lelah terus memukul orang seperti itu. Kalian itu pelajar. Belajar disekolah itu pakai uang. Kalian kira orang tua kalian gampang apa mencari uang itu, HAH?” ujarku berkacak pinggang.
“Dia bicara apa?” tanya salah satu teman namja itu yang gendut.
“M-mwo?” tanya ku.
“Siapa kau? mau apa kau?” tanya namja itu lagi.
“Hah…baiklah. Joneun Kang Hyun Ae imnida” jawabku dengan nada malas.
“Cepat hajar dia!” perintah namja itu.
“Hah?” aku bingung.
            Kedua teman namja itu mendekati ku dan menarik kerah baju namja yang sekarang tergeletak di belakang ku. Ku kira aku yang akan dihajar mereka. Mereka menghajar namja itu lagi, hingga mengeluarkan darah di sudut bibir namja itu.
“YAA! HENTIKAN!! SEONSAENGNIM ADA YANG BERKELAHI DISINI!!!” aku berteriak kearah gedung sekolah mereka yang terletak di seberang jalan.
“YAA! Diam kau!!” ucap namja yang tampan itu.
“Hentikan itu!” perintah ku mencoba melindungi namja yang sudah babak belur itu.
BUUUK
“Akh…” aku terjatuh sampai terduduk. Aku merasakan sakit dipipi kananku. Waduh…bisa hancur wajahku. Paling tidak wajah ku adalah harta berharga yang bisa dipakai dimasa depan nanti.
“YAA! Ada apa disana, hah?” ucap seorang guru yang menghampiri kami.
“Itu seonsaengnim. Kajja, kita lari!” ucap namja tampan berhati batu itu.
“Gwaencanayo?” tanya ku pada namja yang sekarat itu.
“Ne. Khamsahamnida” ucapnya berdiri. Aku pun berdiri.
“Ada apa ini? Kau kenapa babak belur seperti itu?” tanya seonsaengnim pada namja di sebelahku itu.
“Dia dipukuli oleh temannya sendiri. Tadi, mereka kabur” jawab ku.
“Jinjja? siapa?”
“Bukan siapa-siapa” jawab namja disebelahku. Aku hanya tercengang menatap wajahnya.
“Kau siapa?” tanya seonsaengnim yang kulihat wajahnya sangat muda untuk menjadi seorang seonsanegnim.
“Ak-aku…aku Kang Hyun Ae. Aku hanya orang lewat yang melihat perkelahian itu” jawab ku gagap.
“Oh, kau sekarang, masuk ke sekolah” perintahnya kepada namja disampingku.
“Annyeong” sapa ku pamit meninggalkannya.
“Yaa! Kau lama sekali. Kau kemana saja, hah?” tanya Kai setelah aku sampai menghampiri mereka.
“Ada apa?” tanya Taemin.
“Ada sedikit masalah” jawab ku duduk bergabung dengan mereka.
“Pipimu bengkak. Kau berkelahi, ya?” tanya Hyoyeon.
“Ani. Untuk apa aku berkelahi. Aku tidak pernah punya musuh” jawab ku menutup wajah ku.
“Lalu, itu kenapa?” tanya Hyoyeon lagi.
“Ak-aku…terpeleset di kamar mandi. Makanya bengkak seperti ini, hehehe” jawab ku terkekeh.
“Kajja, kita mulai!” ajak Taemin.
            Kami pun mulai mengambil posisi seperti biasa. Sekarang kami melakukan Dance SHINee Lucifer. Aku cukup bangga bisa menarikannya. But, itu gak gampang buat dipelajari. Gerakannya cepat dan juga energik.
“Dapat berapa?” tanya ku kepada Kai.
“Lebih sedikit dari biasanya” jawabnya.
“Jinjja?” tanya Hyoyeon agak shock.
“Ne. Sepertinya, kita harus melakukan Dance lagi” ucap Kai.
“Ya sudah. Kajja!” ajak Taemin dengan tersenyum. Disaat seperti ini, namja itu bisa tersenyum. Sangat jarang bisa bertemu dengan orang yang tidak pantang menyerah sepertinya.
            Kami kembali melakukan Dance dengan dengan lagu Energic dari BoA. Kami dengan semangat dan tersenyum melakukannya dengan penuh hasrat. Semua mata tertuju pada kami. Satu persatu penonton mulai bertambah.
“HENTIKAN!!” teriak seseorang.
            Kami sentak langsung berhenti. Kai mematikan musik dari speakernya. Kami menatap sumber suara diantara gerumunan penonton.
“Kita ketemu lagi!” ucap namja yang berteriak kepada kami.
“Di-dia…” ujar ku.
“Siapa dia? kau mengenalnya?” tanya Taemin.
“Ani. Aku tidak mengenalnya” jawabku tanpa ragu.
“Bagaimana rasa tamparan ku tadi?” tanya salah satu teman namja tampan itu.
“Tamparan? Jadi, pipi Hyun Ae bengkak itu karena mu?” ujar Kai yang ingin menyerang. Syukur Taemin langsung memegang tubuhnya.
“Heh, hari ini aku cukup lelah untuk bermain kasar. Tapi, urusan ku dengan yeoja itu belum selesai” ucapnya dengan tatapan dingin.
“A…” seluruh urat ku menegang.
“Kalau kau berani-berani mengganggunya, kau akan berurusan dengan kami” ucap Hyoyeon bagaikan kutukan untuk mereka.
“Siapa takut” jawab salah satu temannya yang berbadan gendut.
“Eish…dasar kuda nil. Pergi sana!” ucap Kai.
“Aku tidak membalasnya sekarang. Tapi nanti, ketika kita bertemu lagi. Kajja!” ajak namja tampan itu.
            Aku terdiam mengingat kata-katanya. Jika, aku bertemu dengannya nanti, eotteohke? jika aku sendirian dijalan dan bertemu dengannya, eotteohke? Aku tidak boleh takut. Aku tinggal membalasnya, jika dia berani menyerangku.
“Kau tidak perlu takut. Kami akan menjaga mu” ucap Taemin.
Aku tersenyum kepadanya. Mereka semua sudah ku anggap seperti keluarga ku sendiri. Kami sudah bersama selama 2 tahun sampai sekarang.
Hari mulai malam. Kurasa aku harus pulang. Eomma pasti khawatir denganku. Saat ku masukkan tanganku ke saku jaket, aku menemukan sesuatu didalamnya. Aku mendapatkan uang. Kulihat tak jauh dari aku berdiri, ada yang menjual Twigim. Aku pun berlari kesana.
“Wah…enak sekali!” ucapku setelah melahap Twigim yang masih panas itu.
“Jinjja?” tanya seseorang dari sampingku.
“Woh…” aku terkejut melihat seonsaengnim dari SMA Yaego ini.
“Annyeong” sapanya.
“Ne, annyeong” balasku sambil mengambil Twigim lagi.
“Jam segini, kau belum pulang?” tanyanya smabil mengambil Twigim juga.
“Hehehe, belum. Aku baru saja pulang bekerja”
“Bekerja?”
“Ne”
“Bekerja apa?”
“Sebagai Street Dance”
“Kau tidak sekolah?”
“Ani. Uang hari-hari hanya cukup untuk makan saja” jawabku sambil mengunyah Twigim.
“Kau kenal BoA?” tanyanya tiba-tiba.
“Hemh. Ne, tentu saja aku kenal Diva Korea itu. Aku sangat mengidolakannya”
“Jinjja? Dia akan mengadakan Audisi. Untuk menjadikan muridnya seperti dirinya” ucap seonsanegnim tampan itu.
“MWO?! Jinjjayo? Wah….aku mau, aku mau, aku ingin sekali. Bagaimana caranya?” tanya ku kegirangan.
“Kau harus bersekolah”
“M-mwo? aku tidak sekolah. Eotteohke?”
“Maka dari itu, aku ke sini untuk menawarkanmu bersekolah ditempat ku. Tapi, kau harus bisa memenangkan Audisi itu. Sebelum mengikuti Audisi, kau harus mengalahkan klub Dance di SMA Yaego dulu. Lalu, kau tidak diperbolehkan Street Dance lagi. Itulah peraturannya” jelasnya.
“MWO?! Ah…tap-tapi, aku tidak bisa kalau tidak Street Dance. Bagaimana aku bisa menambah keuangan dirumah?”
“Itulah resikonya. Kau bisa pikirkan itu. Tapi, batas hanya sampai esok hari. Temui aku besok disekolah” ucapnya.
“Ah, siapa nama anda?” tanyaku sebelum seonsaengnim itu pergi.
“Eunhyuk” jawabnya.
“Ah, jeneun Kang Hyun Ae imnida” ujarku.
“…” seonsaengnim itu hanya tersenyum kemudian pergi.
            Sesampai dirumah, aku sudah melihat Eomma menyajikan makan malam diatas meja. Aku menyapanya dengan senyuman, kemudian aku segera mandi. Setelah mandi dan merasa segar, aku duduk untuk menyantap makan malam.
“Eomma, aku akan bersekolah” ucapku.
“Jinjja? tapi, darimana kau mendapatkan uang untuk membayar sekolah?” tanya Eomma terkejut.
“Ne. Aku akan sekolah. Ada seorang guru dari SMA Yaego menawarkannya kepadaku. Tapi, aku tidak bisa membantu Eomma mencari uang lagi” ucapku agak murung.
“Wae?” tanya Eomma bingung.
“Karena itu peraturan sekolahnya. Tapi, Eomma tidak usah khawatir. Aku akan mengikuti Audisi yang diselenggarakan BoA sang Diva Korea itu”
“Jinjja? Lalu?”
“Aku akan menjadi seperti BoA, Eomma” jawabku tersenyum lebar.
“Kau yakin?”
“Ne. Tentu saja. Makanya, Eomma do’akan aku, yah?”
“Ne. Eomma do’akan yang terbaik untukmu” jawab Eomma memusut punggung tanganku. Aku tersenyum menatap wajahnya.
~O~O~O~O~O~
            Pagi-pagi aku sudah berangkat ke SMA Yaego itu. Aku masih menggunakan baju biasa. Cuz, aku belum dapat seragamnya. Aku sudah memasuki halaman SMA Yaego. Semua mata menatapku. Aku cukup tak menghiraukan mereka saja.
“Bukankah kau yeoja jalanan itu?” ucap seseorang.
“…” aku hanya diam menatap namja tampan dengan hati batu itu. Dia bersama dua temannya lagi. Tapi, ada satu yeoja di antara mereka.
“Wae? kenapa kau menatap ku seperti itu, hah?” tanyanya menghampiriku.
“Oh, Hyun Ae” panggil seseorang dari belakang.
“Ah, seonsaengnim” jawabku.
“Kajja!” ajaknya kepadaku.
            Aku pun mengikutinya. Sebelum jauh, aku menengok kebelakang dan menjulurkan lidah ku kepada namja tampan berhati batu itu. Matanya spontan melongo melihat tingkah ku.
“Ini seragam mu dan buku untukmu!” ujar Eunhyuk seonsaengnim kepadaku.
“Ah, ne. Khamsahamnida” ucapku.
“Bersekolah lah yang baik” ucapnya.
“Ne” jawabku seraya keluar dari ruangannya.
            Sekarang aku kembali untuk bersekolah, karena sudah dua tahun aku tidak sekolah. Aku sudah memakai seragam SMA Yaego. Aku benar-benar merindukan seragam sekolah. Aku menyebrangi halaman sekolah yang luas itu untuk menuju kelasku.
“AWAS!” teriak seseorang yang aku tak ketahui darimana.
“Mwo?” tanyaku bingung melihat sekeliling ku.
BUUUK
“Hah…” mataku membulat saat melihat sebuah bola basket ditangkap oleh seseorang. Aku masih terduduk ditempat untuk menghindari bola basket tadi. Aku tak dapat melihat wajah orang yang menangkap bola basket itu. Cuz, sinar matahari menghalangiku.
“Gwaencanayo?” tanyanya. Suaranya seperti seorang namja.
“Hah? N-ne” jawabku gagap seraya berdiri.
“Wah…si tampan itu datang!” teriak seorang yeoja yang membuat gempar sekolah.
“Khamsahamnida” ucapku saat menatapnya.
            Tampan dan benar-benar tampan. Tampan dari pada namja berhati batu itu. Dia seperti memiliki sebuah kharisma yang memancar dari dirinya. Aku saja tercengang olehnya.
“Sepertinya kau murid baru disini?” tanyanya sambil melempar bola basket kesebuah ring basket dilapangan itu. Bola basket itu tepat masuk kedalam ringnya.
“Wu…” semua murid terpesona olehnya.
“Wah…ne” jawabku terkagum-kagum.
“Jeneun Choi Siwon imnida. Semoga kau menyukai sekolah ini!” ucapnya lembut kepadaku.
Deg~
            Jantungku sempat terhenti sejenak dan kemudian berdetag dengan cepat. Aku gugup luar biasa saat dia tersenyum kepadaku. Dia terus menatapku. Ah…dia menungguku memperkenalkan diri.
“Ah, jeneun Kang Hyun Ae imnida” ucapku agak kaku.
“Hahaha, ne. Aku adalah sunbae mu disini. Jika kau butuh bantuan, datang saja ke kelas ku di XII-1” ucapnya seraya meninggalkan ku.
“Ne” jawabku pelan.
“Wah…Siwon Sunbae memang murah hati. Ah, aku bisa gila karenanya” ujar salah seoarang yeoja diantara gerumunan itu.
            Aku kembali mencari kelasku. Setelah ku temukan kelasku, aku masuk kedalam kelasku. Astaga, ini bukan kelas, tapi pasar. Aku terkejut melihat murid-murid dikelasku. Saat ku tengok papan nama kelasku, XI-8. Kelas paling akhir dimana adalah kelas yang memilki murid-murid bodoh.
“Akh…” geramku. Aku duduk disebuah bangku yang menurutku kosong.
DUUUK
“AUW!...AKH!!” keluhku terjatuh. Ah tidak, bangku untuk ku duduk ditarik oleh seorang namja dan aku terjatuh didepan semua teman-teman. Bukan, masih calon teman.
“Kau kenapa duduk disitu, pengemis?” ucap namja yang menarik bangku ku itu.
“Mwo? Pengemis? Hah…kelas mengerikan” ucapku sambil membersihkan rok ku yang kotor.
“Kau yang mengerikan” ucap seseorang. Suara seorang yeoja.
“Ah, kau yeoja yang bersama namja tampan berhati batu itu kan?” ujarku.
“Berhati batu?” tanya yeoja itu.
“Nah, itu dia!” tunjukku kepada namja tampan berhati batu itu. Dia masuk kedalam kelas dan duduk dibangkunya.
“Kuharap kau bisa menjaga mulutmu, karena dia tidak akan segan-segan menghabisimu” ucap yeoja itu. Aku hanya memutar kedua bola mataku.
“Yaa! Yoona” panggil namja berhati batu itu kepada yeoja yang sedang berbicara padaku.
“Ne. Aku kesana” jawab yeoja bernama Yoona itu.
“Annyeong” sapa seorang seonsaengnim masuk ke kelas kami.
“Aku duduk dimana?” ujar ku mencari tempat duduk.
            Kulihat hanya ada satu bangku disebelah namja berhati batu itu. Aku ragu untuk duduk disitu. Manalagi, dia sedari terus melihatku. Aku terus berpikir untuk duduk disana.
“Kau murid baru? kenapa tidak duduk?” tanya seonsaengnim.
“Hah? ah, ne” jawabku gagap. Aku pun dengan berat hati duduk dibangku sebelah namja berhati batu itu.
            Pelajaran pertama berjalan dengan nyaman. Namja disebelahku itu pun bersikap dengan tenang. Rasa gugup ku sudah berkurang. Jadi, aku merasa aman duduk disampingnya.
KRIIIIING
“Yah, silahkan istirahat!” ucap seonsaengnim seraya meninggalkan kelas kami.
“Ah, aku ing…ah, kenapa ini? kok rok ku lengket?” ujarku mencoba berdiri. Aku merasa ada sesuatu yang membuat rok ku lengket.
SRAAAK
“Hah?” aku terkejut melihat rok ku yang robek. Aku langsung duduk kembali sebelum ada yang melihatnya.
“YAA! Kau ya, yang menaruh lem disini, HAH?” tanyaku kepada namja disebelahku.
“Mwo?” tanyanya seraya melepaskan komiknya.
“Hahaha” dua teman namja itu tertawa. Sepertinya, mereka yang melakukannya.
“Argh…lihat saja nanti, aku akan membalas KALIAN! INGAT ITU!!” ketusku sambil mengikat jas seragam ku ke pinggang untuk menutup rok bagian belakangku. Aku meninggalkan kelas yang bagaikan aura neraka itu.
“Sekolah ini besar, luas dan tingkat dua. Tapi, muridnya tingkatan paling bawah. Huft…” ucapku seraya terus berjalan menelusuri sekolah itu.
“Ah…siapa itu?” tanyaku melihat seseorang yang sedang dance didalam sebuah ruangan. Ruagan yang luas dan terdapat kaca yang besar di sekelilingnya. Itu seperti ruangan latihan menari.
“Apa yang kau lihat?” tanya seseorang.
“Ah, sunbae” ucapku sambil menundukkan kepala.
“Kenapa jas mu ditaruh dipinggang? ah, kau sedang datang bul…” kata-katanya terpotong.
“Ani, ani, ani. Ini karena…”
“Karena apa?”
“Ka-karena rok ku robek”
“Robek? kok bisa?”
“Itu..”
“Kau masuk dikelas mana?”
“Kelas XI-8” jawabku murung.
“Pasti Leeteuk yang mengerjai mu, kan?”
“Leeteuk? siapa itu Leeteuk?”
“Dia adalah murid yang paling ditakuti disekolah ini. Tidak ada yang berani dengannya” jawabnya.
“Ah, jangan-jangan namja yang memiliki dua teman namja dan satu yeoja itu? Temannya yang namja satunya gendut, yang satunya punya lesung pipi dan yang yeoja kurus tinggi dan cantik. Apa itu?”
“Ne” jawabnya.
“Oh, jadi namanya Leeteuk” ujarku pelan.
“Kau tunggu disini dulu. Jangan kemana-mana, oke?” ucapnya.
“Ne. Sunbae mau kemana?” tanyaku.
“Tunggu saja disitu!” teriaknya yang sudah lumayan jauh.
“Siapa disana?” tanya seseorang keluar dari ruangan latihan itu.
“Ah, mianhae jika mengganggu” ucapku.
“Kau ingin menggunakan ruangan ini?” tanyanya.
“Hah? an-ani” jawab ku gagap.
“Masuklah!” ajak kepadaku.
“Oh, jadi kau guru menari, ya?” tanyaku seraya meminum minumannya yang diberikan seonsanegnim tampan itu.
“Ne” jawabnya.
“Siapa nama seonsaengnim?”
“Jeneun Yunho imnida”
“Oh, jeneun Kang Hyun Ae imnida” ujar ku memperkenalkan diri.
“Kau seperti murid baru disini, benarkan?” tanyanya.
“Ne. Aku sekolah disini karena aku ingin mengikuti Audisi yang diadakan BoA” jawabku.
“Jinjja? kau bisa dance?”
“Tentu saja. Maka dari itu aku bersekolah disini” jawab ku dengan girang.
“Bisa kau tunjukkan dance mu kepadaku?”
“Hah? ah…itu, aku merasa danceku tidak sebagus seonsaengnim”
“Masing-masing keterampilan orang itu berbeda. Setiap orang memiliki ciri khasnya sendiri. Kajja!” ucapnya.
“Baiklah” ujarku seraya berdiri.
            Aku menancapkan Hp ku ke kabel data yang dihubungkan ke laptop seonsaengnim. Aku menggunakan Lagu Eat You Up milik BoA saat debut di Amerika. Huft…aku gugup, walaupun hanya dihadapan seorang seonsaengnim. Aku menarik nafas dan mengeluarkan nafas perlahan.
Tidak gampang buat dance Hip Hop Eat You Up itu. Aku mengeluarkan seluruh latihan yang pernah aku lakukan. Aku bisa!
PLOK, PLOK, PLOK
“Hah…sunbae” ucapku setelah selesai dance.
“Wow…itu hebat sekali!” ujar seonsaengnim yang juga menepuk tangan untuk ku.
“Ah, ani” jawabku sambil menggaruk kepalaku yang tak gatal.
“Ini rok untuk mu!” sunbae memberiku rok seragam sekolah.
“Ah, gomawo. Sunbae dapatkan ini darimana?” tanyaku mengambil roknya.
“…” dia hanya tersenyum. Aku hanya terkekeh malu melihatnya.
“Ya sudah, aku kembali ke kelas dulu. Ah, seonsaengnim bisa mengajarkan ku dance untuk Audisi nanti?” tanyaku sebelum keluar.
“Emh…boleh. Sehabis jam sekolah selesai, temui saja aku disini” jawabnya.
“Khamsahamnida, khamsahamnida” ucapku seraya pamit.
            Aku pun kembali memakai jas seragamku ke badanku dan berjalan menuju kelas. Sesampai dikelas, aku langsung duduk dibangku ku dan mengambil buku untuk pelajaran selanjutnya.
“Aigo…Siwon sunbae baik sekali. Sudah tampan, perhatian, baik lagi. Perfect banget deh…” pikirku sambil tersenyum sendiri.
PLAAAK
“YAA! Kau mau cari maslaah, HAH?” ucapku membentak Leeteuk yang memukul kepalaku dengan komiknya.
“Dapat darimana rok itu? nyuri punya murid lain, ya?” tanyanya.
“Masalah buat kamu? ya, terserah akulah mau dapat darimana” jawabku judes.
“Yaa! aku ini nanyanya baik-baik, kok kamu jawabnya kasar, sih?”
“Kamu itu gak perlu di baikin. Orang seperti kamu itu pantas menerima sikap kaya gitu” jawabku.
“Annyeong” sapa seonsaengnim masuk ke dalam kelas. Leeteuk yang ingin berbicara, jadi terpotong karena seonsaengnim sudah masuk. Baguslah kalau begitu.
~O~O~O~O~O~
            Setelah pulang sekolah, aku berencana untuk menemui teman-temanku di tempat mereka Street Dance. Paling tidak, aku ingin mengunjungi mereka untuk memberitahukan pemberhentianku.
“Annyeong” sapa ku menghampiri mereka.
“An…kau, kau sekolah?” tanya Hyoyeon terkejut.
“Ne” jawab ku duduk disampingnya.
“Bukankah itu seragam sekolah SMA anak-anak yang kemarin, kan?” tanya Kai dengan wajah yang tidak suka.
“Ne. Aku bersekolah di SMA Yaego” jawabku.
“Wae?” tanya Kai dengan nada tidak suka.
“Kau sudah baikan ya, dengan mereka? atau kau…” perkiraan Hyoyeon.
“Ka-kalian jangan salah paham dulu. Aku sekolah disana karena ingin mengikuti Audisi yang diadakan BoA” jawabku takut.
“Hanya kau sendiri?” tanya Taemin yang akhirnya juga akan menghakimi ku.
“Ne. Karena aku ditawarkan oleh seorang guru di SMA itu” jawabku lagi dengan agak murung.
“Lalu, apa kau akan tetap Street Dance bersama kami?” tanya Kai.
“Ani. Aku tidak diperbolehkan lagi. Itu adalah peraturannya” jawabku dengan agak kecewa.
“Kau rela tidak Street Dance lagi, hanya karena itu adalah Audisi BoA, begitu?” tanya Kai dengan nada marah.
“Ani. Bukan begitu. Aku sudah lama menunggu untuk bisa dance bersamanya. Itu adalah cita-cita ku dari dulu” jawab ku mencoba membela diri.
“Setelah itu kau akan melupakan kami” sambung Hyoyeon.
“Ani. Aku tidak mungkin melupakan kalian. Kalian sudah ku anggap seperti keluarga ku sendiri. Kumohon kalian jangan berburuk sangka kepada ku dulu!” ujarku.
“Kajja, kita cari tempat lain!” ajak Taemin.
            Ah, kenapa menjadi seperti ini? mereka membenciku. Mereka pasti tidak akan memaafkan ku. Aku memang Egois. Tapi, ini adalah satu-satunya kesempatan agar aku bisa bertemu denga BoA. Tidak ada kesempatan untuk kedua kalinya. Tapi, aku juga tidak ingin kehilangan mereka. Sekarang aku sendiri dan terpuruk seperti ini.
            Besok paginya, aku pergi ke sekolah pagi-pagi sekali. Aku berencana untuk membalas Leeteuk. Kini hati ku panas karenanya. Manalagi kejadian kemarin setelah aku ditinggal pergi oleh Taemin dan yang lainnya. Itu sangat membuat pikiran dan hatiku sangat panas tak karuan.
            Aku masuk kelas dan duduk dibangku ku. Aku ambil 5 bungkus permen karet di saku jas sekolahku dan aku makan. Aku kunyah sampai ku rasa cukup lengket. Aku ambil permen karet yang aku kunyah dan aku tempel ke langit-langit laci meja Leeteuk.
“Rasakan itu! aku tidak akan mengalah seperti yang kau kira” ucapku saat menempelkan permen karetku.
            Jam pelajaran pertama dimulai. Tak ada pembicaraan diantara kami. Aku juga tetap fokus kepada seonsaengnim di depan yang sedang menjelaskan. Aku lirik sedikit kearah Leeteuk. Ia sedang membaca komik. Dasar namja Pabo!
TAK, TAK
“Leeteuk, bawa komik mu kedepan!” perintah seonsaengnim.
“Komik apa?” ucap Leeteuk seraya memasukan komiknya perlahan ke laci.
“Jangan bohong! Ppali, kumpulkan!” ucap seosaengnim.
“Seonsaengnim tidak percaya?” ujar Leeteuk dengan kasarnya.
“Baiklah kalau kau tidak mengumpulkannya. Tapi, jika saya masih melihatnya. Saya tidak akan pernah mengembalikannya untuk mu” ancam seonsaengnim.
PLAAK
“Ap-apa ini?” ucap Leeteuk melihat tangannya yang dipenuhi permen karet.
“Hehemh” aku terkekeh pelan melihatnya. Berhasil!
“Kau kan yang meletakkannya, HAH?” Leeteuk berteriak kearahku.
“MWO?! eh, jangan so tahu deh! emang kau lihat aku meletakannya disitu, HAH?” ucapku tak mau kalah.
“Lalu, siapa lagi kalau bukan kau yang melakukannya? Hanya kau yang membenci ku disini” jawabnya membentak.
“Kau kira semua orang disekolah ini menyukai mu, APA? Ku rasa lebih banyak orang yang membenci dengan hati batu mu itu” ujar ku menunjuk wajahnya denga jari telunjuk ku.
“YAA, Kalian!. Kenapa kalian berteriak, HAH?”
“Dia seon” ucapku dan Leeteuk bersamaan.
“…” kami sama-sama saling menatap menyerngit.
“Kalian berdua, keluar!” ucap Seonsaengnim.
“Mwo?” ucap kami berdua bersama lagi.
            Kami dihukum didepan kelas. Kami berdua berdiri dengan satu kaki dan mengangkat dua ember berisi air di tangan kanan dan tangan kiri kami. Hening diantara kami. Aku tidak ingin sama sekali menatapnya. Aku hanya memasang wajah kesal. Tubuhku mulai tak seimbang karena kelelahan. Sesekali Leeteuk juga begitu. Tapi, aku menjauhinya.
KRIIIING
“Ah, istirahat!” ucap Leeteuk melepaskan ember yang dipegangnya. Aku juga melepaskan ember yang aku pegang.
“Hahaha, selama kita berteman baru hari ini aku melihat kau dihukum di sekolah ini” teman Leeteuk yang gendut tertawa menghampiri kami bersama satu teman namja yang memiliki lesung pipi dan yeoja yang sangat cantik itu.
“Ish…datang-datang kau sangat menyebalkan!”
“Ini semuakan gara-gara yeoja ini!” ketus Yoona.
“Mwo? YAA! Jangan sembarangan ya, kalau ngomong” ucapku menunjuk wajah Yoona.
“Memang itu ulahmu kan?” ujarnya sambil melipat tangan ke dadanya.
“Cih…aku tidak sudi membuang waktu untuk kalian!” ucapku meninggalkan mereka.
            Sepulang sekolah aku menuju ruang latihan menari. Kulihat Yunho seonsaengnim sudah menungguku. Aku tersenyum melihatnya dan segera menuju kamar ganti untuk mengganti pakaianku.
“Siap!” tanya Yunho seonsaengnim.
“Ne” jawab ku.
            Disana, aku diajarkan memadukan Dance Sexy, Dance Hip Hop dan Dance Robot di dalam satu tarian dan lagu yang sama. Sebelumnya, kami melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulainya. Setelah selesai, kami pun memulai latihannya.
            Yunho seonsaengnim cukup keras mengajarku. Dia sering membentakku dan sering menendang kaki ku jika salah. Aku tegang untuk belajar dengannya. Tapi, ini semua dilakukan demi kebaikan ku juga.
            Latihan selesai, aku bergegas mengganti pakaian ku dengan seragam sekolahku. Diufuk barat, awan mulai memancarkan cahaya kuning. Bertanda hari sudah sore. Perlahan-lahan aku merasakan air dari langit menetes dipipi ku.
TIK, TIK, TIK
“Hah, hujan!” ucap ku berteriak. Aku berlari ke sebuah halte bus terdekat untuk berteduh.
            Sebagian pakaian ku sudah basah. Hari tampak sangat mendung dan berangin. Aku kedinginan dengan pakaian ku. Jalanan pun di selimuti air hujan yang deras.
BYUUUR
“Akh…” aku berteriak saat mobil melintas dengan cepat di hadapan ku.
“Gwaenchanayo?” tanya seseorang. Aku masih menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku.
“A…” aku mencoba melihat orang yang dihadapanku sekarang.
“Hyun Ae, Gwaencana?” tanyanya lagi. Sekarang aku dapat melihat wajah tampan layaknya malaikat itu. Ya, itu Siwon sang penyelamat ku.
“Ah, gwaencana” ucap ku mencoba menjauhinya.
“Hah, jas mu kotor” ucapku melihat cipratan air dari jalanan mengenai jas sekolah Siwon.
“Ah…gwaencana” ujarnya.
“Itu bus mu” tunjuk Siwon kearah bus yang datang kearah kami.
“Aku duluan” ucapku kepadanya menundukkan kepala.
“Ne, hati-hati” jawabnya.
            Aku pun menaiki bus tujuan ku. Aku masih berdiri didepan pintu bus yang sudah tertutup. Aku menatap kearahnya. Ia sedang menatapku dengan tersenyum ramah. Aku pun membalas senyumannya.
~O~O~O~O~O~
            Hari demi hari ku lewati dengan latihan yang keras untuk persiapan Audisi. Tapi, sebelumnya akan ada babak pemilihan untuk perwakilan sekolah. Aku belum tahu siapa saingan ku di SMA Yaego itu. Siapa pun mereka, aku yakin aku pasti bisa mengalahkannya! FIGHTING!!!
“Besok babak pemilihan untuk perwakilan sekolah. Aku melihat latihan mu semakin meningkat dan bagus. Jadi, tolong jaga stamina mu untuk besok” pesan Eunhyuk Seonsaengnim kepadaku.
“Emh. Aku akan menjaganya” ucapku penuh keyakinan.
“Kau jangan anggap sepele soal stamina. Jika, pikiran dan hati kita terganggu, itu bisa membuat diri kita down. Arra?” tanya Eunhyuk seonsaengnim serius.
“Ne. Arraseoh” jawabku terpaksa.
            Jam menunjukan pukul 04.00 Pm. Sebelum pulang kerumah aku ingin bertemu dengan Taemin, Hyoyeon dan Kai. Aku ingin meminta maaf dengan mereka secara baik-baik. Masalah itu terus berputar dikepalaku. Ku harap dengan ini, mereka dapat memaafkan ku.
“Hah, dimana mereka? apa mereka pindah tempat?” tanyaku yang tak melihat mereka ditaman.
“Jangan-jangan mereka tak Street Dance disini lagi gara-gara aku. Hah…” aku menghela nafas panjang.
            Kulihat ada segerombolan orang yang tak jauh dari taman. Aku pun penasaran untuk melihatnya. Ternyata ada sekelompok Street Dance juga seperti ku. Mereka berempat dengan topeng menutupi wajah mereka. Salah satu dari mereka ada yang berambut panjang dengan diikat. Pasti dia yeoja.
            Aku bisa membaca aura yang terpancar di setiap gerak mereka. Penuh dengan semangat dan energik. Salah satu dari mereka ada yang membuat ku terpaku. Setiap hentakannya sesuai dengan detag jantung ku. Membuat hasrat hatiku terguncang olehnya.
“Wuu…” penonton beteriak saat mereka selesai Dance.
PLOK, PLOK, PLOK
“Keren” ujar ku pelan sambil bertepuk tangan.
“Aku harus menemuinya. Aku ingin tahu siapa dia” ucapku mengambil buku catatan kecil didalam tas beserta pulpennya.
            Seluruh gerombolan disekelilingku telah bubar. Aku lihat salah satu dari mereka yang aku kagumi berjalan lain arah dari yang lainnya. Aku mengikutinya dari belakang. Kukira sudah cukup sepi, aku berlari mendekatinya.
“Permisi!” ucapku. Sontak dia behenti.
“Ne?” tanya yang bersuara namja itu. Dia masih menggunakan topengnya.
“Aku mengagumi dancemu. Bolehkah aku meminta tanda tanganmu?” ucapku dengan pasti.
“…” dia terdiam saat mendengar permintaanku.
“Apa aku tidak boleh?” tanyaku lagi.
“…” dia tak menjawabku.
“Baiklah. Gwaenchana” ucapku ingin berbalik meninggalkannya.
“Ah, ani. Sini!” pintanya.
“Disini!” tunjuk ku ke buku catatan kecilku dan kuberikan pulpenku.
“Ini!” dia memberikan kembali buku catatanku beserta pulpennya.
“Khamsahamnida. Kalau boleh tau, nama kamu siapa?” tanyaku.
“Panggil saja aku Black Mask” jawabnya kemudian pergi meninggalkanku.
“Black Mask?” pikirku sejenak.
            Nama yang aneh. Aku belum pernah medengar nama orang seperti itu sebelumnya. Aku tak perlu memprotes nama orang itu. Yang penting aku sudah mengenalnya.
            Aku berjalan di trotoar di tengah ke ramaian kota Seoul. Aku masih memikirkan hubunganku dengan Taemin, Hyoyeon dan Kai. Aku menundukkan wajahku. Aku masih belum bisa menemui mereka. Ketika aku menelpon dan mengirim pesan untuk mereka, mereka tak pernah membalasnya. Ketika aku menegakkan wajahku, ku tatap sosok namja yang tengah berdiri dihadapanku sekarang.
“Taemin?” ucapku memastikan.
“Ne. Apa kabar?” tanyanya dengan tersenyum kepadaku.
“Baik” jawabku.
“Apa mereka masih marah denganku?” tanya ku setelah kami duduk di bangku halte bus.
“Emh” jawab Taemin pelan dengan nada berat.
“Aku tahu, aku salah. Aku tahu, aku egois. Tapi, kita masing-masing pasti memiliki impian. Impianku adalah menjadi seperti BoA. Sekarang impian itu sudah didepan mata. Aku tidak mungkin menyia-nyiakannya. Ku harap kau mengerti maksudku” jelas Hyun Ae.
“Ne, arraseoh. Dari awal aku memang tidak marah denganmu. Hanya saja sekarang aku sedikit terganggu dengan kelompok baru yang mencoba mengusir kami” ujar Taemin.
“Siapa?” tanyaku.
“Kelompk itu mencoba mengambil wilayah kami. Kemarin kami berdebat memperebutkan daerah taman itu. Kai hampir saja mendaratkan tamparannya kearah salah satu laki-laki yang berbadan gendut. Tapi, aku segera menariknya pergi”
“Jadi, kalian menyerah begitu saja?”
“Ne. Kami tidak ingin memiliki musuh seperti yang pernah kau bilang kepada kami. Jadi, kami mencari tempat lain untuk Street Dance”
“Siapa mereka? apa mereka semua menggunakan topeng?” tanyaku mengingat kelompok Dance tadi sore.
“Ne. Kau tahu?”
“Ani. Hanya saja aku menonton mereka tadi sore ditaman” jawab ku.
“Ketua mereka bernama Leeteuk” ucap Taemin. Spontan aku terkejut dan menatap kearah Taemin tanda tak percaya.
“Le-leeteuk?” tanyaku memastikan.
“Ne. Kau mengenalnya?”
“Hah, aku tidak percaya ini. Dia adalah sainganku disekolah. Besok akan ada pemilihan untuk perwakilan sekolah mengikuti Audisi BoA. Jadi, mungkin kelompok Leeteuklah sainganku” jawabku.
“Jinjja? sebaiknya kau harus berhati-hati dengan mereka. Dance mereka tak kalah bagus seperti kita” Taemin mencoba mengingatkanku.
“Ne, arra. Aku tidak menyangka bahwa mereka adalah Street Dance. Padahal peraturan sekolah melarangnya” ujarku.
“Ne. Makanya mereka menggunakan topeng untuk menutupi identitas mereka” jawab Taemin.
“Hemh…E…ku harap kalian besok bisa memberikan ku dukungan di Aula sekolah kami. Aku membutuhkan semangat kalian nanti disana” ucapku tersenyum kepadanya.
“Ne. Kami akan kesana melihat aksimu” jawab Taemin dengan mantap.
~O~O~O~O~O~
            Besok adalah pemilihan perwakilan sekolah. Aku sangat gugup sekali mengingat saingan ku adalah kelompok Leeteuk. Manalagi Dance mereka sangat mempesona ku. Mereka benar-benar lebih dari aku. Mereka berempat, tapi aku sendiri. Empat banding satu itu sangat mengerikan.
            Aku tengah duduk ditaman sambil menggosokkan kedua tanganku bersamaan. Itulah caraku menghilangkan gugup. Semua orang sekolah sudah masuk ke Aula kecuali aku. Keringat dingin mulai bercucuran di keningku. Ku lihat Leetuk sedang berjalan sendiri kearah ku. Tapi, ia hanya melewatiku saja, tanpa menatapku.
“Black Mask” ucapku sebelum Leeteuk terlalu jauh dariku.
“…” Leeteuk terdiam. Aku berdiri dibelakangnya.
“Kau Black Mask yang sudah mengambil wilayah orang. Aku tidak percaya itu” ucapku dengan nada sedikit jengkel.
“Kau bicara apa?” tanyanya pura-pura tak tahu.
“Kau tidak perlu bersikap bodoh. Aku tahu semuanya. Tapi, hari ini, aku akan buktikan bahwa aku bisa mengalahkan kalian berempat. Ah, satu lagi, jika aku menang, kau harus pergi dari taman itu” ujarku menyombongkan kata-kataku.
“Heh…jangan sombong dulu. Kita buktikan nanti dipanggung!” ketus Leetuk meninggalkanku.
“Aku sungguh kecewa sempat membanggakan mu. Aku kira kau berhati mulia saat kau mau menerima permintaanku. Ternyata kau tetaplah berhati batu!” aku berteriak. Leeteuk tetap melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukanku.
~O~ Pemilihan Dance ~O~
            Aku giliran kedua setelah kelompok Leeteuk. Aku duduk menunggu dibelakang panggung. Terdengar dari belakang hentakan mereka. Itu menandakan bahwa semangat mereka memang sedang bagus. Jika semangat kita bagus, maka Dance kita akan menggebu-gebu.
“Sekarang, nomor dua!” panggil sang pembawa acara.
            Kulihat kelompok Leeteuk sedang turun panggung. Ketika mereka terdiam menatapku, Leeteuk menatapku tajam bagaikan musuh yang siap dimusnahkan. Itulah yang aku lihat dimatanya.
            Aku menghelas nafas panjang dan melangkahkan kaki ku anak tangga panggung. Aku lihat lampu panggung sudah menyorot kearah ku. Aku melihat juri dari bidang seni sudah duduk diseberang panggung. Jurinya adalah Yunho seonsanegnim, Eunhyuk seonsaengnim dan satu yeoja paruh baya yang tak kukenal.
            Aku menelan air ludah sebelum mendengar musikku mulai. Kulihat ditengah-tengah jajaran bangku ada Taemin, Hyoyeon dan Kai disana. Mereka tampak tersenyum kepadaku. Sekarang musik mulai. Dance yang ku bawakan adalah History dari EXO-K.
            Ku kerahkan seluruh kekuatan dan energi ku untuk menghentakan Danceku. Keringatku mulai mengalir deras diseluruh tubuhku. Nafas ku sudah mulai lelah. Tapi, aku tetap fokus pada Danceku.
“Hah…hah…” aku menyelesaikan Dancenya dengan sukses walau akhirnya nafas ku terengah-engah.
PLO, PLOK, PLOK
“Khamsahamnida” ucapku.
“Baiklah, seluruh peserta dipersilahkan maju, sekarang!” ujar pembawa acara.
            Aku menggeser posisiku, agar kelompok Leeteuk dapat maju. Terlihat juri sedang mendiskusikan hasil penampilan kami. Aku begitu gugup saat wajah mereka tampak serius. Aku lirik Leeteuk yang berdiri disampingku. Ternyata ia sedang menatapku. Kemudian aku membuang pandanganku dan menemukan sosok namja tampan yang sedang tersenyum kepadaku.
            Leeteuk menyadari pandanganku. Ia ikut menatap kearah Siwon. Dasar namja pabo! hatinya memang batu. Aku benar-benar kesal, jika mengingat sikapnya itu. Tapi, jika ku melihat matanya, matanya tak sebanding hatinya.
“Ya, sekarang waktunya pengumuman untuk maju ke babak Audisi. Disini, juri telah memilih dua orang dari dua penampilan tadi. Ada yang berkelompok dan ada yang solo. Dua orang yang masuk ke babak Audisi adalah…” pembawa acara menghentikan kata-katanya.
“Leeteuk, dkk dan Kang Hyun Ae” ucap pembawa acara itu.
            Aku langsung tertawa sumringah mendengarnya. Apalagi melihat Taemin dan yang lainnya langsung tersenyum bahagia. Tapi, saingan ku Leeteuk masuk ke babak Audisi juga. Sudah ku tebak, pasti Leeteuk yang akan menang. Kini persaingan semakin ketat.
“Para peserta untuk Break sebentar selama 30 menit dibelakang panggung” ujar pembawa acara itu.
            Kami berdua pun berjalan kebelakang panggung untuk beristirahat. Aku mengganti pakaianku. Sementara itu, Leeteuk dan teman-temannya sedang berbincang-bincang. Aku duduk dikursi didepan kipas angin untuk mengeringkan keringatku.
“Hyun Ae” panggil seseorang menghampiriku.
“Eomma” sahutku yang langsung memeluk Eomma.
“Eomma dapat telepon dari Taemin kalau kau masuk Audisi BoA. Jadi, Eomma langsung kesini ingin melihatmu” ucap Eomma seraya melepas pelukanku.
“Jinjja? Gomawo. Eomma tunggu di kursi penonton saja bersama Taemin. Sebentar lagi aku akan tampil” ucapku.
“Ne. Kau harus semangat. FIGHTING!” ucap Eomma sambil mengepal tangan untuk memberikan semangat padaku. Aku tersenyum kepada Eomma.
“Kami tinggal dulu, yah? Kami ingin beli minuman. Ah satu lagi, kau harus kalahkan yeoja itu” ketus seorang namja yang memiliki lesung pipi yang kudengar namanya Lay. Ternyata nama namja yang gendut teman Leeteuk itu bernama Shindong.
“Sip” jawab Leeteuk. Aku hanya memonyongkan bibirku mendengarnya.
“Hyun Ae!” panggil Siwon menghampiriku sambil membawa sekaleng Sprite minuman kesukaanku.
“Ne” jawabku.
“Ini untukmu!” Siwon memberikan Sprite kepadaku.
“Gomawo” ucapku.
“Heh, so perhatian sekali!” ketus Leeteuk yang iri.
“Memang kenapa?” tanya Siwon.
“Kau selalu saja begitu. Kau selalu merebut apa yang seharusnya hak ku” ketus Leeteuk yang membuat ku tercengang kepadanya.
“Hak mu? Apa maksudmu?” tanya Siwon tak mengerti
.
[TBC]

Yaah...BCT,CTB,TBC...gubraaak. Gimana? Bagus gak? Mianhae TBC, soalnya entar kalau oneshoot ff-nya bisa ngegantung gt, kasian kan ff author bunuh diri #cup, cup, cup. Ya sudah, smapai ketemu di cahpter selanjutnya ya? Annyeong gyeseyo, pay pay #dadah bareng aa’ Kris.