“Let’s
Dance”
Author : Han Hyo Mi
Main Cast : Kang Hyun Ae as Novia, Choi Siwon &
Leeteuk
Sups Cast : Hyoyeon, Yoona, Taemin, Kai, Lay,
Eunhyuk (Seonsaengnim=guru), Yunho (Seonsanegnim=guru), Shindong.
Genre : Romantic, School Life &
santai biar gak keriputan bacanya… ^o^
Soundtrack : I Got A Boy_Girls’ Generetion
Chapter 1
Kembali lagi dengan
ff baru, ini lumayan spesial. Cuz, untuk Sups Cast-nya adalah semua Lead Dancer
di SM Entertainment. Genrenya juga tentang Dance. Ini masih ff request dari
temanku. Maybe ini ff request yang terakhir. But, kita lajutkan setelah
aktifitas author yang sibuk kelar or free. Yah, ini ff yang santai. Gak usah
serius. Tapi, misterius. Bikin kalian bilang “Cius” #kok jadi ngerap thor?.
Jadi yups cekidot…
~O~O~O~O~O~
Skill yang kumiliki sekarang adalah
Dance. Hidupku sekarang tergantung Dance. Sejak kecil aku selalu dilatih Eommaku
Dance. Mulai dari Sexy Dance, Hip Hop dan Robot Dance. Sampai ballet pun sempat
di ajarkan Eommaku.
Okeh, kita mulai dari latar belakang
keluarga ku. Aku punya Eomma dan Appa. Tapi, sekarang aku hanya tinggal dengan
Eomma saja. Cuz, Appa aku sudah punya Istri lagi. Huft…aku dengan Eomma bisa
dibilang telah dibuang. But, aku tidak peduli lagi sama Appa aku. Sekarang yang
aku pikirkan adalah hidup aku ke depan.
Sejak Appa meninggalkan kami, aku
tidak lagi melanjutkan sekolah. Aku hanya membantu Eomma mencari uang. Aku
menjadi Street Dance untuk mencari uang bersama teman-temanku. Biasanya, kami
mencari tempat yang ramai, kemudian disitulah kami akan melakukan Street Dance.
Satu lagi, aku punya Idola idaman. Kalian
tau BoA? Ah…dia adalah sang Diva Korea. Aku benar-benar mengaguminya. Dia punya
skill dance yang tak diragukan lagi. Dia sudah pernah debut di Amerika. Negara
Hollywood yang merupakan Negara utama di seluruh dunia. Aku ingin sekali dance
bersamanya. Suatu saat nanti aku akan tampil dengannya.
BUK, PLAK, DAG…
“Huh…suara apa itu?”
ujarku mendengar suara pukulan yang tak jauh. Aku mulai memutar tangkai permen
lollipop yang ada dimulutku.
“Ada apa disana?”
tanyaku lagi berjalan perlahan ke suatu gang kecil. Aku bersembunyi dibalik
tembok.
“Cepat keluarkan
uang mu! kau sudah kalah taruhan. Ppali!” ucap seorang namja yang hanya
belakangnya saja yang dapat ku lihat.
“Tap-tapi, aku belum
punya uang sekarang. Aku akan langsung membayarnya, jika aku sudah punya uang
nanti” jawab namja yang sudah babak belur itu.
“Hah…hajar dia!”
perintah namja yang sepertinya dia adalah ketua dari geng itu.
Pakaian seragam mereka sama. Mereka
sepertinya satu sekolah. Siapa namja sombong itu, yah? seberapa hebat sih dia,
sampai bisa menyiksa orang seperti itu?
“Sekolahkan bayar.
Kok bisa-bisanya dia membuang waktu hanya untuk menyiksa orang saja” ketusku
sambil melanjutkan jalan ku.
Aku berjalan menuju sebuah taman
yang cukup ramai sekarang. Itulah tempat yang aku cari. Ku lihat teman-teman ku
sudah mengumpul disana. Aku langsung bergabung dengan mereka. Disana ada
Hyoyeon, Taemin, dan Kai. Klub kami diketuai oleh Taemin. Berkat aku bertemu
dengannya, aku bisa mencari uang.
“Hai! Hyun Ae”
panggil Hyoyeon dengan girang.
“Hai!” balasku
menghampirinya.
“Nah, sekarang kita
sudah kumpul. Kita mulai saja, oke?” ujar Taemin ketua dari klub kami.
“Kajja!” ajak ku.
Kami pun mengambil posisi. Kami
mulai dengan Dance Mirotic yang dibawakan oleh Boyband TVXQ. Dance ini sangat
terkenal dizaman mereka dulu sebelum mereka terpisahkan. Musik kami mulai,
orang-orang pun mulai berkumpul disekitar kami. Kami mengerahkan seluruh tenaga
untuk tampil maksimal, walaupun ini hanya dijalanan. Melihat senyuman penonton
pun itu sudah membuat ku merasa senang.
“Hah…hah…” nafasku
yang terengah-engah setelah Dance selesai.
PLOK, PLOK, PLOK
“Khamsahamnida” ucap
kami bersamaan kepada penonton.
Kai mulai berkeliling meminta uang
dari penonton dengan topinya. Sesekali Kai menundukkan kepalanya untuk memberi
hormat kepada penonton yang sudah mau melihat kami.
“Ini!” Taemin
melempar sebotol Sprite kepadaku dan yang lainnya.
“Gomawo” ucap ku
menangkapnya.
“Hari ini kita dapat
berapa?” tanya Hyoyeon seraya meminum minumannya.
“Lumayan. Lebih
banyak dari hari kemarin” jawab Taemin menghitung uangnya.
“Berarti hari ini
aku bisa makan enak nih!” ucap Kai girang.
“Alah, makan mulu!”
ujar Taemin seraya mendorong kepala Kai.
“Ya, Hyung! hidup
adalah makan dan makan adalah hidup” jawab Kai tak mau kalah.
“Itu motto hidup
kamu aja” sambar Hyoyeon.
“Hahaha” aku hanya
tertawa.
Hari mulai gelap, aku bergegas
pulang untuk menemui Eomma. Pasti Eomma kelelahan seharian dipasar berjualan
sayurnya. Aku mampir sebentar ke supermarket untuk membeli beberapa bahan
makanan untuk makan malam. Aku juga ingin memasakannya untuk Eomma.
“Eomma, aku pulang!”
aku berteriak seraya membuka pintu rumah.
“Ne” jawab Eomma
dengan suara lantangnya. Ku lihat Eomma sedang memijat pundaknya sendiri. Pasti
Eomma kelelahan.
“Aku akan masak
makan malamnya” ujar ku berjalan ke dapur.
Setelah mandi, aku ke dapur untuk
menyiapkan makan malam. Aku terus melihat Eomma yang sedang berusaha memijat
pundaknya yang terlihat sakit itu. Ku tata makanan di atas meja di ruang
keluarga. Aku duduk didepan Eomma.
Kami makan dengan tenang dan tak ada
pembicaraan yang khusus. Karena sehari-hari kami hanya itu-itu saja. Selesai
makan, aku membereskan meja dan mencuci semua mangkok dan gelas.
“Sini! biar aku
pijat. Eomma pasti lelah” ucap ku yang langsung duduk dibelakang Eomma.
“Wah…coba dari tadi”
ucap Eomma sedikit terkekeh.
“Hahaha, ne” jawab ku
tertawa kecil.
~O~O~O~O~O~
Pagi ini seperti biasa, aku bersama
teman-teman akan melakukan Street Dance lagi. Tapi, di tempat yang baru.
Pastinya yang ramai. Aku pergi melalui jalan seperti biasa, melalui SMA Yaego.
BUUUK
“HAH?!” mata ku
membulat sempurna saat melihat seorang namja terlempar keluar dari sebuah gang.
“Tangan ku sudah
gatal untuk menghajarmu” ucap namja dengan suara yang aku kenali. Suara itu
adalah suara namja yang kemarin hanya ku lihat bagian bekalangnya.
“YAA! HENTIKAN!!”
ucapku menghampiri mereka.
“Siapa kau? mau apa
kau?” tanya namja yang menurut ku lumayan tampan itu.
“Kalian tidak lelah
terus memukul orang seperti itu. Kalian itu pelajar. Belajar disekolah itu
pakai uang. Kalian kira orang tua kalian gampang apa mencari uang itu, HAH?”
ujarku berkacak pinggang.
“Dia bicara apa?”
tanya salah satu teman namja itu yang gendut.
“M-mwo?” tanya ku.
“Siapa kau? mau apa
kau?” tanya namja itu lagi.
“Hah…baiklah. Joneun
Kang Hyun Ae imnida” jawabku dengan nada malas.
“Cepat hajar dia!” perintah
namja itu.
“Hah?” aku bingung.
Kedua teman namja itu mendekati ku
dan menarik kerah baju namja yang sekarang tergeletak di belakang ku. Ku kira
aku yang akan dihajar mereka. Mereka menghajar namja itu lagi, hingga
mengeluarkan darah di sudut bibir namja itu.
“YAA! HENTIKAN!!
SEONSAENGNIM ADA YANG BERKELAHI DISINI!!!” aku berteriak kearah gedung sekolah
mereka yang terletak di seberang jalan.
“YAA! Diam kau!!”
ucap namja yang tampan itu.
“Hentikan itu!”
perintah ku mencoba melindungi namja yang sudah babak belur itu.
BUUUK
“Akh…” aku terjatuh
sampai terduduk. Aku merasakan sakit dipipi kananku. Waduh…bisa hancur wajahku.
Paling tidak wajah ku adalah harta berharga yang bisa dipakai dimasa depan
nanti.
“YAA! Ada apa
disana, hah?” ucap seorang guru yang menghampiri kami.
“Itu seonsaengnim.
Kajja, kita lari!” ucap namja tampan berhati batu itu.
“Gwaencanayo?” tanya
ku pada namja yang sekarat itu.
“Ne. Khamsahamnida”
ucapnya berdiri. Aku pun berdiri.
“Ada apa ini? Kau
kenapa babak belur seperti itu?” tanya seonsaengnim pada namja di sebelahku
itu.
“Dia dipukuli oleh
temannya sendiri. Tadi, mereka kabur” jawab ku.
“Jinjja? siapa?”
“Bukan siapa-siapa”
jawab namja disebelahku. Aku hanya tercengang menatap wajahnya.
“Kau siapa?” tanya
seonsaengnim yang kulihat wajahnya sangat muda untuk menjadi seorang
seonsanegnim.
“Ak-aku…aku Kang
Hyun Ae. Aku hanya orang lewat yang melihat perkelahian itu” jawab ku gagap.
“Oh, kau sekarang,
masuk ke sekolah” perintahnya kepada namja disampingku.
“Annyeong” sapa ku
pamit meninggalkannya.
“Yaa! Kau lama
sekali. Kau kemana saja, hah?” tanya Kai setelah aku sampai menghampiri mereka.
“Ada apa?” tanya
Taemin.
“Ada sedikit
masalah” jawab ku duduk bergabung dengan mereka.
“Pipimu bengkak. Kau
berkelahi, ya?” tanya Hyoyeon.
“Ani. Untuk apa aku
berkelahi. Aku tidak pernah punya musuh” jawab ku menutup wajah ku.
“Lalu, itu kenapa?”
tanya Hyoyeon lagi.
“Ak-aku…terpeleset
di kamar mandi. Makanya bengkak seperti ini, hehehe” jawab ku terkekeh.
“Kajja, kita mulai!”
ajak Taemin.
Kami pun mulai mengambil posisi
seperti biasa. Sekarang kami melakukan Dance SHINee Lucifer. Aku cukup bangga
bisa menarikannya. But, itu gak gampang buat dipelajari. Gerakannya cepat dan
juga energik.
“Dapat berapa?”
tanya ku kepada Kai.
“Lebih sedikit dari
biasanya” jawabnya.
“Jinjja?” tanya
Hyoyeon agak shock.
“Ne. Sepertinya,
kita harus melakukan Dance lagi” ucap Kai.
“Ya sudah. Kajja!”
ajak Taemin dengan tersenyum. Disaat seperti ini, namja itu bisa tersenyum.
Sangat jarang bisa bertemu dengan orang yang tidak pantang menyerah sepertinya.
Kami kembali melakukan Dance dengan
dengan lagu Energic dari BoA. Kami dengan semangat dan tersenyum melakukannya
dengan penuh hasrat. Semua mata tertuju pada kami. Satu persatu penonton mulai
bertambah.
“HENTIKAN!!” teriak
seseorang.
Kami sentak langsung berhenti. Kai
mematikan musik dari speakernya. Kami menatap sumber suara diantara gerumunan
penonton.
“Kita ketemu lagi!”
ucap namja yang berteriak kepada kami.
“Di-dia…” ujar ku.
“Siapa dia? kau
mengenalnya?” tanya Taemin.
“Ani. Aku tidak
mengenalnya” jawabku tanpa ragu.
“Bagaimana rasa
tamparan ku tadi?” tanya salah satu teman namja tampan itu.
“Tamparan? Jadi,
pipi Hyun Ae bengkak itu karena mu?” ujar Kai yang ingin menyerang. Syukur
Taemin langsung memegang tubuhnya.
“Heh, hari ini aku
cukup lelah untuk bermain kasar. Tapi, urusan ku dengan yeoja itu belum
selesai” ucapnya dengan tatapan dingin.
“A…” seluruh urat ku
menegang.
“Kalau kau
berani-berani mengganggunya, kau akan berurusan dengan kami” ucap Hyoyeon
bagaikan kutukan untuk mereka.
“Siapa takut” jawab
salah satu temannya yang berbadan gendut.
“Eish…dasar kuda
nil. Pergi sana!” ucap Kai.
“Aku tidak
membalasnya sekarang. Tapi nanti, ketika kita bertemu lagi. Kajja!” ajak namja
tampan itu.
Aku terdiam mengingat kata-katanya.
Jika, aku bertemu dengannya nanti, eotteohke? jika aku sendirian dijalan dan
bertemu dengannya, eotteohke? Aku tidak boleh takut. Aku tinggal membalasnya,
jika dia berani menyerangku.
“Kau tidak perlu
takut. Kami akan menjaga mu” ucap Taemin.
Aku
tersenyum kepadanya. Mereka semua sudah ku anggap seperti keluarga ku sendiri.
Kami sudah bersama selama 2 tahun sampai sekarang.
Hari
mulai malam. Kurasa aku harus pulang. Eomma pasti khawatir denganku. Saat ku
masukkan tanganku ke saku jaket, aku menemukan sesuatu didalamnya. Aku
mendapatkan uang. Kulihat tak jauh dari aku berdiri, ada yang menjual Twigim.
Aku pun berlari kesana.
“Wah…enak sekali!”
ucapku setelah melahap Twigim yang masih panas itu.
“Jinjja?” tanya
seseorang dari sampingku.
“Woh…” aku terkejut
melihat seonsaengnim dari SMA Yaego ini.
“Annyeong” sapanya.
“Ne, annyeong”
balasku sambil mengambil Twigim lagi.
“Jam segini, kau
belum pulang?” tanyanya smabil mengambil Twigim juga.
“Hehehe, belum. Aku
baru saja pulang bekerja”
“Bekerja?”
“Ne”
“Bekerja apa?”
“Sebagai Street
Dance”
“Kau tidak sekolah?”
“Ani. Uang hari-hari
hanya cukup untuk makan saja” jawabku sambil mengunyah Twigim.
“Kau kenal BoA?”
tanyanya tiba-tiba.
“Hemh. Ne, tentu
saja aku kenal Diva Korea itu. Aku sangat mengidolakannya”
“Jinjja? Dia akan
mengadakan Audisi. Untuk menjadikan muridnya seperti dirinya” ucap seonsanegnim
tampan itu.
“MWO?! Jinjjayo?
Wah….aku mau, aku mau, aku ingin sekali. Bagaimana caranya?” tanya ku kegirangan.
“Kau harus
bersekolah”
“M-mwo? aku tidak
sekolah. Eotteohke?”
“Maka dari itu, aku
ke sini untuk menawarkanmu bersekolah ditempat ku. Tapi, kau harus bisa
memenangkan Audisi itu. Sebelum mengikuti Audisi, kau harus mengalahkan klub
Dance di SMA Yaego dulu. Lalu, kau tidak diperbolehkan Street Dance lagi.
Itulah peraturannya” jelasnya.
“MWO?! Ah…tap-tapi,
aku tidak bisa kalau tidak Street Dance. Bagaimana aku bisa menambah keuangan
dirumah?”
“Itulah resikonya.
Kau bisa pikirkan itu. Tapi, batas hanya sampai esok hari. Temui aku besok
disekolah” ucapnya.
“Ah, siapa nama
anda?” tanyaku sebelum seonsaengnim itu pergi.
“Eunhyuk” jawabnya.
“Ah, jeneun Kang
Hyun Ae imnida” ujarku.
“…” seonsaengnim itu
hanya tersenyum kemudian pergi.
Sesampai dirumah, aku sudah melihat Eomma
menyajikan makan malam diatas meja. Aku menyapanya dengan senyuman, kemudian
aku segera mandi. Setelah mandi dan merasa segar, aku duduk untuk menyantap
makan malam.
“Eomma, aku akan
bersekolah” ucapku.
“Jinjja? tapi,
darimana kau mendapatkan uang untuk membayar sekolah?” tanya Eomma terkejut.
“Ne. Aku akan
sekolah. Ada seorang guru dari SMA Yaego menawarkannya kepadaku. Tapi, aku
tidak bisa membantu Eomma mencari uang lagi” ucapku agak murung.
“Wae?” tanya Eomma
bingung.
“Karena itu
peraturan sekolahnya. Tapi, Eomma tidak usah khawatir. Aku akan mengikuti
Audisi yang diselenggarakan BoA sang Diva Korea itu”
“Jinjja? Lalu?”
“Aku akan menjadi
seperti BoA, Eomma” jawabku tersenyum lebar.
“Kau yakin?”
“Ne. Tentu saja.
Makanya, Eomma do’akan aku, yah?”
“Ne. Eomma do’akan
yang terbaik untukmu” jawab Eomma memusut punggung tanganku. Aku tersenyum
menatap wajahnya.
~O~O~O~O~O~
Pagi-pagi aku sudah berangkat ke SMA
Yaego itu. Aku masih menggunakan baju biasa. Cuz, aku belum dapat seragamnya.
Aku sudah memasuki halaman SMA Yaego. Semua mata menatapku. Aku cukup tak
menghiraukan mereka saja.
“Bukankah kau yeoja
jalanan itu?” ucap seseorang.
“…” aku hanya diam
menatap namja tampan dengan hati batu itu. Dia bersama dua temannya lagi. Tapi,
ada satu yeoja di antara mereka.
“Wae? kenapa kau
menatap ku seperti itu, hah?” tanyanya menghampiriku.
“Oh, Hyun Ae”
panggil seseorang dari belakang.
“Ah, seonsaengnim” jawabku.
“Kajja!” ajaknya
kepadaku.
Aku pun mengikutinya. Sebelum jauh,
aku menengok kebelakang dan menjulurkan lidah ku kepada namja tampan berhati
batu itu. Matanya spontan melongo melihat tingkah ku.
“Ini seragam mu dan
buku untukmu!” ujar Eunhyuk seonsaengnim kepadaku.
“Ah, ne.
Khamsahamnida” ucapku.
“Bersekolah lah yang
baik” ucapnya.
“Ne” jawabku seraya
keluar dari ruangannya.
Sekarang aku kembali untuk
bersekolah, karena sudah dua tahun aku tidak sekolah. Aku sudah memakai seragam
SMA Yaego. Aku benar-benar merindukan seragam sekolah. Aku menyebrangi halaman
sekolah yang luas itu untuk menuju kelasku.
“AWAS!” teriak
seseorang yang aku tak ketahui darimana.
“Mwo?” tanyaku
bingung melihat sekeliling ku.
BUUUK
“Hah…” mataku
membulat saat melihat sebuah bola basket ditangkap oleh seseorang. Aku masih
terduduk ditempat untuk menghindari bola basket tadi. Aku tak dapat melihat
wajah orang yang menangkap bola basket itu. Cuz, sinar matahari menghalangiku.
“Gwaencanayo?”
tanyanya. Suaranya seperti seorang namja.
“Hah? N-ne” jawabku
gagap seraya berdiri.
“Wah…si tampan itu
datang!” teriak seorang yeoja yang membuat gempar sekolah.
“Khamsahamnida”
ucapku saat menatapnya.
Tampan dan benar-benar tampan.
Tampan dari pada namja berhati batu itu. Dia seperti memiliki sebuah kharisma
yang memancar dari dirinya. Aku saja tercengang olehnya.
“Sepertinya kau
murid baru disini?” tanyanya sambil melempar bola basket kesebuah ring basket
dilapangan itu. Bola basket itu tepat masuk kedalam ringnya.
“Wu…” semua murid terpesona
olehnya.
“Wah…ne” jawabku
terkagum-kagum.
“Jeneun Choi Siwon
imnida. Semoga kau menyukai sekolah ini!” ucapnya lembut kepadaku.
Deg~
Jantungku sempat terhenti sejenak
dan kemudian berdetag dengan cepat. Aku gugup luar biasa saat dia tersenyum kepadaku.
Dia terus menatapku. Ah…dia menungguku memperkenalkan diri.
“Ah, jeneun Kang Hyun
Ae imnida” ucapku agak kaku.
“Hahaha, ne. Aku
adalah sunbae mu disini. Jika kau butuh bantuan, datang saja ke kelas ku di
XII-1” ucapnya seraya meninggalkan ku.
“Ne” jawabku pelan.
“Wah…Siwon Sunbae
memang murah hati. Ah, aku bisa gila karenanya” ujar salah seoarang yeoja
diantara gerumunan itu.
Aku kembali mencari kelasku. Setelah
ku temukan kelasku, aku masuk kedalam kelasku. Astaga, ini bukan kelas, tapi
pasar. Aku terkejut melihat murid-murid dikelasku. Saat ku tengok papan nama
kelasku, XI-8. Kelas paling akhir dimana adalah kelas yang memilki murid-murid bodoh.
“Akh…” geramku. Aku
duduk disebuah bangku yang menurutku kosong.
DUUUK
“AUW!...AKH!!”
keluhku terjatuh. Ah tidak, bangku untuk ku duduk ditarik oleh seorang namja
dan aku terjatuh didepan semua teman-teman. Bukan, masih calon teman.
“Kau kenapa duduk
disitu, pengemis?” ucap namja yang menarik bangku ku itu.
“Mwo? Pengemis?
Hah…kelas mengerikan” ucapku sambil membersihkan rok ku yang kotor.
“Kau yang
mengerikan” ucap seseorang. Suara seorang yeoja.
“Ah, kau yeoja yang
bersama namja tampan berhati batu itu kan?” ujarku.
“Berhati batu?”
tanya yeoja itu.
“Nah, itu dia!”
tunjukku kepada namja tampan berhati batu itu. Dia masuk kedalam kelas dan
duduk dibangkunya.
“Kuharap kau bisa
menjaga mulutmu, karena dia tidak akan segan-segan menghabisimu” ucap yeoja
itu. Aku hanya memutar kedua bola mataku.
“Yaa! Yoona” panggil
namja berhati batu itu kepada yeoja yang sedang berbicara padaku.
“Ne. Aku kesana”
jawab yeoja bernama Yoona itu.
“Annyeong” sapa
seorang seonsaengnim masuk ke kelas kami.
“Aku duduk dimana?”
ujar ku mencari tempat duduk.
Kulihat hanya ada satu bangku
disebelah namja berhati batu itu. Aku ragu untuk duduk disitu. Manalagi, dia
sedari terus melihatku. Aku terus berpikir untuk duduk disana.
“Kau murid baru?
kenapa tidak duduk?” tanya seonsaengnim.
“Hah? ah, ne”
jawabku gagap. Aku pun dengan berat hati duduk dibangku sebelah namja berhati
batu itu.
Pelajaran pertama berjalan dengan
nyaman. Namja disebelahku itu pun bersikap dengan tenang. Rasa gugup ku sudah
berkurang. Jadi, aku merasa aman duduk disampingnya.
KRIIIIING
“Yah, silahkan
istirahat!” ucap seonsaengnim seraya meninggalkan kelas kami.
“Ah, aku ing…ah,
kenapa ini? kok rok ku lengket?” ujarku mencoba berdiri. Aku merasa ada sesuatu
yang membuat rok ku lengket.
SRAAAK
“Hah?” aku terkejut
melihat rok ku yang robek. Aku langsung duduk kembali sebelum ada yang
melihatnya.
“YAA! Kau ya, yang
menaruh lem disini, HAH?” tanyaku kepada namja disebelahku.
“Mwo?” tanyanya
seraya melepaskan komiknya.
“Hahaha” dua teman
namja itu tertawa. Sepertinya, mereka yang melakukannya.
“Argh…lihat saja
nanti, aku akan membalas KALIAN! INGAT ITU!!” ketusku sambil mengikat jas
seragam ku ke pinggang untuk menutup rok bagian belakangku. Aku meninggalkan
kelas yang bagaikan aura neraka itu.
“Sekolah ini besar,
luas dan tingkat dua. Tapi, muridnya tingkatan paling bawah. Huft…” ucapku
seraya terus berjalan menelusuri sekolah itu.
“Ah…siapa itu?”
tanyaku melihat seseorang yang sedang dance didalam sebuah ruangan. Ruagan yang
luas dan terdapat kaca yang besar di sekelilingnya. Itu seperti ruangan latihan
menari.
“Apa yang kau
lihat?” tanya seseorang.
“Ah, sunbae” ucapku
sambil menundukkan kepala.
“Kenapa jas mu
ditaruh dipinggang? ah, kau sedang datang bul…” kata-katanya terpotong.
“Ani, ani, ani. Ini
karena…”
“Karena apa?”
“Ka-karena rok ku
robek”
“Robek? kok bisa?”
“Itu..”
“Kau masuk dikelas
mana?”
“Kelas XI-8” jawabku
murung.
“Pasti Leeteuk yang
mengerjai mu, kan?”
“Leeteuk? siapa itu
Leeteuk?”
“Dia adalah murid
yang paling ditakuti disekolah ini. Tidak ada yang berani dengannya” jawabnya.
“Ah, jangan-jangan
namja yang memiliki dua teman namja dan satu yeoja itu? Temannya yang namja
satunya gendut, yang satunya punya lesung pipi dan yang yeoja kurus tinggi dan
cantik. Apa itu?”
“Ne” jawabnya.
“Oh, jadi namanya
Leeteuk” ujarku pelan.
“Kau tunggu disini
dulu. Jangan kemana-mana, oke?” ucapnya.
“Ne. Sunbae mau
kemana?” tanyaku.
“Tunggu saja
disitu!” teriaknya yang sudah lumayan jauh.
“Siapa disana?”
tanya seseorang keluar dari ruangan latihan itu.
“Ah, mianhae jika
mengganggu” ucapku.
“Kau ingin
menggunakan ruangan ini?” tanyanya.
“Hah? an-ani” jawab
ku gagap.
“Masuklah!” ajak kepadaku.
“Oh, jadi kau guru
menari, ya?” tanyaku seraya meminum minumannya yang diberikan seonsanegnim
tampan itu.
“Ne” jawabnya.
“Siapa nama
seonsaengnim?”
“Jeneun Yunho
imnida”
“Oh, jeneun Kang
Hyun Ae imnida” ujar ku memperkenalkan diri.
“Kau seperti murid
baru disini, benarkan?” tanyanya.
“Ne. Aku sekolah
disini karena aku ingin mengikuti Audisi yang diadakan BoA” jawabku.
“Jinjja? kau bisa
dance?”
“Tentu saja. Maka
dari itu aku bersekolah disini” jawab ku dengan girang.
“Bisa kau tunjukkan
dance mu kepadaku?”
“Hah? ah…itu, aku
merasa danceku tidak sebagus seonsaengnim”
“Masing-masing
keterampilan orang itu berbeda. Setiap orang memiliki ciri khasnya sendiri.
Kajja!” ucapnya.
“Baiklah” ujarku
seraya berdiri.
Aku menancapkan Hp ku ke kabel data
yang dihubungkan ke laptop seonsaengnim. Aku menggunakan Lagu Eat You Up milik
BoA saat debut di Amerika. Huft…aku gugup, walaupun hanya dihadapan seorang seonsaengnim.
Aku menarik nafas dan mengeluarkan nafas perlahan.
Tidak
gampang buat dance Hip Hop Eat You Up itu. Aku mengeluarkan seluruh latihan
yang pernah aku lakukan. Aku bisa!
PLOK, PLOK, PLOK
“Hah…sunbae” ucapku
setelah selesai dance.
“Wow…itu hebat
sekali!” ujar seonsaengnim yang juga menepuk tangan untuk ku.
“Ah, ani” jawabku
sambil menggaruk kepalaku yang tak gatal.
“Ini rok untuk mu!”
sunbae memberiku rok seragam sekolah.
“Ah, gomawo. Sunbae
dapatkan ini darimana?” tanyaku mengambil roknya.
“…” dia hanya
tersenyum. Aku hanya terkekeh malu melihatnya.
“Ya sudah, aku
kembali ke kelas dulu. Ah, seonsaengnim bisa mengajarkan ku dance untuk Audisi
nanti?” tanyaku sebelum keluar.
“Emh…boleh. Sehabis
jam sekolah selesai, temui saja aku disini” jawabnya.
“Khamsahamnida,
khamsahamnida” ucapku seraya pamit.
Aku pun kembali memakai jas
seragamku ke badanku dan berjalan menuju kelas. Sesampai dikelas, aku langsung
duduk dibangku ku dan mengambil buku untuk pelajaran selanjutnya.
“Aigo…Siwon
sunbae baik sekali. Sudah tampan, perhatian, baik lagi. Perfect banget deh…” pikirku
sambil tersenyum sendiri.
PLAAAK
“YAA! Kau mau cari
maslaah, HAH?” ucapku membentak Leeteuk yang memukul kepalaku dengan komiknya.
“Dapat darimana rok
itu? nyuri punya murid lain, ya?” tanyanya.
“Masalah buat kamu?
ya, terserah akulah mau dapat darimana” jawabku judes.
“Yaa! aku ini
nanyanya baik-baik, kok kamu jawabnya kasar, sih?”
“Kamu itu gak perlu
di baikin. Orang seperti kamu itu pantas menerima sikap kaya gitu” jawabku.
“Annyeong” sapa
seonsaengnim masuk ke dalam kelas. Leeteuk yang ingin berbicara, jadi terpotong
karena seonsaengnim sudah masuk. Baguslah kalau begitu.
~O~O~O~O~O~
Setelah pulang sekolah, aku
berencana untuk menemui teman-temanku di tempat mereka Street Dance. Paling
tidak, aku ingin mengunjungi mereka untuk memberitahukan pemberhentianku.
“Annyeong” sapa ku
menghampiri mereka.
“An…kau, kau
sekolah?” tanya Hyoyeon terkejut.
“Ne” jawab ku duduk
disampingnya.
“Bukankah itu
seragam sekolah SMA anak-anak yang kemarin, kan?” tanya Kai dengan wajah yang
tidak suka.
“Ne. Aku bersekolah
di SMA Yaego” jawabku.
“Wae?” tanya Kai
dengan nada tidak suka.
“Kau sudah baikan
ya, dengan mereka? atau kau…” perkiraan Hyoyeon.
“Ka-kalian jangan
salah paham dulu. Aku sekolah disana karena ingin mengikuti Audisi yang
diadakan BoA” jawabku takut.
“Hanya kau sendiri?”
tanya Taemin yang akhirnya juga akan menghakimi ku.
“Ne. Karena aku
ditawarkan oleh seorang guru di SMA itu” jawabku lagi dengan agak murung.
“Lalu, apa kau akan
tetap Street Dance bersama kami?” tanya Kai.
“Ani. Aku tidak
diperbolehkan lagi. Itu adalah peraturannya” jawabku dengan agak kecewa.
“Kau rela tidak
Street Dance lagi, hanya karena itu adalah Audisi BoA, begitu?” tanya Kai
dengan nada marah.
“Ani. Bukan begitu.
Aku sudah lama menunggu untuk bisa dance bersamanya. Itu adalah cita-cita ku
dari dulu” jawab ku mencoba membela diri.
“Setelah itu kau
akan melupakan kami” sambung Hyoyeon.
“Ani. Aku tidak
mungkin melupakan kalian. Kalian sudah ku anggap seperti keluarga ku sendiri.
Kumohon kalian jangan berburuk sangka kepada ku dulu!” ujarku.
“Kajja, kita cari
tempat lain!” ajak Taemin.
Ah, kenapa menjadi seperti ini?
mereka membenciku. Mereka pasti tidak akan memaafkan ku. Aku memang Egois.
Tapi, ini adalah satu-satunya kesempatan agar aku bisa bertemu denga BoA. Tidak
ada kesempatan untuk kedua kalinya. Tapi, aku juga tidak ingin kehilangan
mereka. Sekarang aku sendiri dan terpuruk seperti ini.
Besok paginya, aku pergi ke sekolah
pagi-pagi sekali. Aku berencana untuk membalas Leeteuk. Kini hati ku panas
karenanya. Manalagi kejadian kemarin setelah aku ditinggal pergi oleh Taemin
dan yang lainnya. Itu sangat membuat pikiran dan hatiku sangat panas tak
karuan.
Aku masuk kelas dan duduk dibangku
ku. Aku ambil 5 bungkus permen karet di saku jas sekolahku dan aku makan. Aku
kunyah sampai ku rasa cukup lengket. Aku ambil permen karet yang aku kunyah dan
aku tempel ke langit-langit laci meja Leeteuk.
“Rasakan itu! aku
tidak akan mengalah seperti yang kau kira” ucapku saat menempelkan permen
karetku.
Jam pelajaran pertama dimulai. Tak
ada pembicaraan diantara kami. Aku juga tetap fokus kepada seonsaengnim di
depan yang sedang menjelaskan. Aku lirik sedikit kearah Leeteuk. Ia sedang
membaca komik. Dasar namja Pabo!
TAK, TAK
“Leeteuk, bawa komik
mu kedepan!” perintah seonsaengnim.
“Komik apa?” ucap
Leeteuk seraya memasukan komiknya perlahan ke laci.
“Jangan bohong!
Ppali, kumpulkan!” ucap seosaengnim.
“Seonsaengnim tidak
percaya?” ujar Leeteuk dengan kasarnya.
“Baiklah kalau kau
tidak mengumpulkannya. Tapi, jika saya masih melihatnya. Saya tidak akan pernah
mengembalikannya untuk mu” ancam seonsaengnim.
PLAAK
“Ap-apa ini?” ucap
Leeteuk melihat tangannya yang dipenuhi permen karet.
“Hehemh” aku
terkekeh pelan melihatnya. Berhasil!
“Kau kan yang
meletakkannya, HAH?” Leeteuk berteriak kearahku.
“MWO?! eh, jangan so
tahu deh! emang kau lihat aku meletakannya disitu, HAH?” ucapku tak mau kalah.
“Lalu, siapa lagi
kalau bukan kau yang melakukannya? Hanya kau yang membenci ku disini” jawabnya
membentak.
“Kau kira semua
orang disekolah ini menyukai mu, APA? Ku rasa lebih banyak orang yang membenci
dengan hati batu mu itu” ujar ku menunjuk wajahnya denga jari telunjuk ku.
“YAA, Kalian!.
Kenapa kalian berteriak, HAH?”
“Dia seon” ucapku
dan Leeteuk bersamaan.
“…” kami sama-sama
saling menatap menyerngit.
“Kalian berdua,
keluar!” ucap Seonsaengnim.
“Mwo?” ucap kami
berdua bersama lagi.
Kami dihukum didepan kelas. Kami
berdua berdiri dengan satu kaki dan mengangkat dua ember berisi air di tangan
kanan dan tangan kiri kami. Hening diantara kami. Aku tidak ingin sama sekali
menatapnya. Aku hanya memasang wajah kesal. Tubuhku mulai tak seimbang karena
kelelahan. Sesekali Leeteuk juga begitu. Tapi, aku menjauhinya.
KRIIIING
“Ah, istirahat!”
ucap Leeteuk melepaskan ember yang dipegangnya. Aku juga melepaskan ember yang
aku pegang.
“Hahaha, selama kita
berteman baru hari ini aku melihat kau dihukum di sekolah ini” teman Leeteuk
yang gendut tertawa menghampiri kami bersama satu teman namja yang memiliki
lesung pipi dan yeoja yang sangat cantik itu.
“Ish…datang-datang
kau sangat menyebalkan!”
“Ini semuakan
gara-gara yeoja ini!” ketus Yoona.
“Mwo? YAA! Jangan
sembarangan ya, kalau ngomong” ucapku menunjuk wajah Yoona.
“Memang itu ulahmu
kan?” ujarnya sambil melipat tangan ke dadanya.
“Cih…aku tidak sudi
membuang waktu untuk kalian!” ucapku meninggalkan mereka.
Sepulang sekolah aku menuju ruang
latihan menari. Kulihat Yunho seonsaengnim sudah menungguku. Aku tersenyum
melihatnya dan segera menuju kamar ganti untuk mengganti pakaianku.
“Siap!” tanya Yunho
seonsaengnim.
“Ne” jawab ku.
Disana, aku diajarkan memadukan
Dance Sexy, Dance Hip Hop dan Dance Robot di dalam satu tarian dan lagu yang
sama. Sebelumnya, kami melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulainya.
Setelah selesai, kami pun memulai latihannya.
Yunho seonsaengnim cukup keras
mengajarku. Dia sering membentakku dan sering menendang kaki ku jika salah. Aku
tegang untuk belajar dengannya. Tapi, ini semua dilakukan demi kebaikan ku
juga.
Latihan selesai, aku bergegas mengganti
pakaian ku dengan seragam sekolahku. Diufuk barat, awan mulai memancarkan
cahaya kuning. Bertanda hari sudah sore. Perlahan-lahan aku merasakan air dari
langit menetes dipipi ku.
TIK, TIK, TIK
“Hah, hujan!” ucap
ku berteriak. Aku berlari ke sebuah halte bus terdekat untuk berteduh.
Sebagian pakaian ku sudah basah.
Hari tampak sangat mendung dan berangin. Aku kedinginan dengan pakaian ku.
Jalanan pun di selimuti air hujan yang deras.
BYUUUR
“Akh…” aku berteriak
saat mobil melintas dengan cepat di hadapan ku.
“Gwaenchanayo?”
tanya seseorang. Aku masih menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku.
“A…” aku mencoba
melihat orang yang dihadapanku sekarang.
“Hyun Ae,
Gwaencana?” tanyanya lagi. Sekarang aku dapat melihat wajah tampan layaknya
malaikat itu. Ya, itu Siwon sang penyelamat ku.
“Ah, gwaencana” ucap
ku mencoba menjauhinya.
“Hah, jas mu kotor”
ucapku melihat cipratan air dari jalanan mengenai jas sekolah Siwon.
“Ah…gwaencana”
ujarnya.
“Itu bus mu” tunjuk
Siwon kearah bus yang datang kearah kami.
“Aku duluan” ucapku
kepadanya menundukkan kepala.
“Ne, hati-hati”
jawabnya.
Aku pun menaiki bus tujuan ku. Aku
masih berdiri didepan pintu bus yang sudah tertutup. Aku menatap kearahnya. Ia
sedang menatapku dengan tersenyum ramah. Aku pun membalas senyumannya.
~O~O~O~O~O~
Hari demi hari ku lewati dengan
latihan yang keras untuk persiapan Audisi. Tapi, sebelumnya akan ada babak
pemilihan untuk perwakilan sekolah. Aku belum tahu siapa saingan ku di SMA
Yaego itu. Siapa pun mereka, aku yakin aku pasti bisa mengalahkannya!
FIGHTING!!!
“Besok babak
pemilihan untuk perwakilan sekolah. Aku melihat latihan mu semakin meningkat
dan bagus. Jadi, tolong jaga stamina mu untuk besok” pesan Eunhyuk Seonsaengnim
kepadaku.
“Emh. Aku akan
menjaganya” ucapku penuh keyakinan.
“Kau jangan anggap sepele
soal stamina. Jika, pikiran dan hati kita terganggu, itu bisa membuat diri kita
down. Arra?” tanya Eunhyuk seonsaengnim serius.
“Ne. Arraseoh”
jawabku terpaksa.
Jam menunjukan pukul 04.00 Pm.
Sebelum pulang kerumah aku ingin bertemu dengan Taemin, Hyoyeon dan Kai. Aku
ingin meminta maaf dengan mereka secara baik-baik. Masalah itu terus berputar
dikepalaku. Ku harap dengan ini, mereka dapat memaafkan ku.
“Hah, dimana mereka?
apa mereka pindah tempat?” tanyaku yang tak melihat mereka ditaman.
“Jangan-jangan
mereka tak Street Dance disini lagi gara-gara aku. Hah…” aku menghela nafas
panjang.
Kulihat ada segerombolan orang yang
tak jauh dari taman. Aku pun penasaran untuk melihatnya. Ternyata ada
sekelompok Street Dance juga seperti ku. Mereka berempat dengan topeng menutupi
wajah mereka. Salah satu dari mereka ada yang berambut panjang dengan diikat.
Pasti dia yeoja.
Aku bisa membaca aura yang terpancar
di setiap gerak mereka. Penuh dengan semangat dan energik. Salah satu dari
mereka ada yang membuat ku terpaku. Setiap hentakannya sesuai dengan detag
jantung ku. Membuat hasrat hatiku terguncang olehnya.
“Wuu…” penonton
beteriak saat mereka selesai Dance.
PLOK, PLOK, PLOK
“Keren” ujar ku pelan
sambil bertepuk tangan.
“Aku harus
menemuinya. Aku ingin tahu siapa dia” ucapku mengambil buku catatan kecil
didalam tas beserta pulpennya.
Seluruh gerombolan disekelilingku
telah bubar. Aku lihat salah satu dari mereka yang aku kagumi berjalan lain
arah dari yang lainnya. Aku mengikutinya dari belakang. Kukira sudah cukup
sepi, aku berlari mendekatinya.
“Permisi!” ucapku.
Sontak dia behenti.
“Ne?” tanya yang bersuara
namja itu. Dia masih menggunakan topengnya.
“Aku mengagumi
dancemu. Bolehkah aku meminta tanda tanganmu?” ucapku dengan pasti.
“…” dia terdiam saat
mendengar permintaanku.
“Apa aku tidak
boleh?” tanyaku lagi.
“…” dia tak
menjawabku.
“Baiklah. Gwaenchana”
ucapku ingin berbalik meninggalkannya.
“Ah, ani. Sini!”
pintanya.
“Disini!” tunjuk ku
ke buku catatan kecilku dan kuberikan pulpenku.
“Ini!” dia
memberikan kembali buku catatanku beserta pulpennya.
“Khamsahamnida.
Kalau boleh tau, nama kamu siapa?” tanyaku.
“Panggil saja aku
Black Mask” jawabnya kemudian pergi meninggalkanku.
“Black Mask?”
pikirku sejenak.
Nama yang aneh. Aku belum pernah
medengar nama orang seperti itu sebelumnya. Aku tak perlu memprotes nama orang
itu. Yang penting aku sudah mengenalnya.
Aku berjalan di trotoar di tengah ke
ramaian kota Seoul. Aku masih memikirkan hubunganku dengan Taemin, Hyoyeon dan
Kai. Aku menundukkan wajahku. Aku masih belum bisa menemui mereka. Ketika aku
menelpon dan mengirim pesan untuk mereka, mereka tak pernah membalasnya. Ketika
aku menegakkan wajahku, ku tatap sosok namja yang tengah berdiri dihadapanku
sekarang.
“Taemin?” ucapku
memastikan.
“Ne. Apa kabar?”
tanyanya dengan tersenyum kepadaku.
“Baik” jawabku.
“Apa mereka masih
marah denganku?” tanya ku setelah kami duduk di bangku halte bus.
“Emh” jawab Taemin
pelan dengan nada berat.
“Aku tahu, aku
salah. Aku tahu, aku egois. Tapi, kita masing-masing pasti memiliki impian.
Impianku adalah menjadi seperti BoA. Sekarang impian itu sudah didepan mata.
Aku tidak mungkin menyia-nyiakannya. Ku harap kau mengerti maksudku” jelas Hyun
Ae.
“Ne, arraseoh. Dari
awal aku memang tidak marah denganmu. Hanya saja sekarang aku sedikit terganggu
dengan kelompok baru yang mencoba mengusir kami” ujar Taemin.
“Siapa?” tanyaku.
“Kelompk itu mencoba
mengambil wilayah kami. Kemarin kami berdebat memperebutkan daerah taman itu.
Kai hampir saja mendaratkan tamparannya kearah salah satu laki-laki yang berbadan
gendut. Tapi, aku segera menariknya pergi”
“Jadi, kalian
menyerah begitu saja?”
“Ne. Kami tidak
ingin memiliki musuh seperti yang pernah kau bilang kepada kami. Jadi, kami
mencari tempat lain untuk Street Dance”
“Siapa mereka? apa
mereka semua menggunakan topeng?” tanyaku mengingat kelompok Dance tadi sore.
“Ne. Kau tahu?”
“Ani. Hanya saja aku
menonton mereka tadi sore ditaman” jawab ku.
“Ketua mereka
bernama Leeteuk” ucap Taemin. Spontan aku terkejut dan menatap kearah Taemin
tanda tak percaya.
“Le-leeteuk?”
tanyaku memastikan.
“Ne. Kau
mengenalnya?”
“Hah, aku tidak percaya
ini. Dia adalah sainganku disekolah. Besok akan ada pemilihan untuk perwakilan
sekolah mengikuti Audisi BoA. Jadi, mungkin kelompok Leeteuklah sainganku”
jawabku.
“Jinjja? sebaiknya
kau harus berhati-hati dengan mereka. Dance mereka tak kalah bagus seperti
kita” Taemin mencoba mengingatkanku.
“Ne, arra. Aku tidak
menyangka bahwa mereka adalah Street Dance. Padahal peraturan sekolah
melarangnya” ujarku.
“Ne. Makanya mereka
menggunakan topeng untuk menutupi identitas mereka” jawab Taemin.
“Hemh…E…ku harap
kalian besok bisa memberikan ku dukungan di Aula sekolah kami. Aku membutuhkan
semangat kalian nanti disana” ucapku tersenyum kepadanya.
“Ne. Kami akan
kesana melihat aksimu” jawab Taemin dengan mantap.
~O~O~O~O~O~
Besok adalah pemilihan perwakilan sekolah.
Aku sangat gugup sekali mengingat saingan ku adalah kelompok Leeteuk. Manalagi
Dance mereka sangat mempesona ku. Mereka benar-benar lebih dari aku. Mereka
berempat, tapi aku sendiri. Empat banding satu itu sangat mengerikan.
Aku tengah duduk ditaman sambil
menggosokkan kedua tanganku bersamaan. Itulah caraku menghilangkan gugup. Semua
orang sekolah sudah masuk ke Aula kecuali aku. Keringat dingin mulai bercucuran
di keningku. Ku lihat Leetuk sedang berjalan sendiri kearah ku. Tapi, ia hanya
melewatiku saja, tanpa menatapku.
“Black Mask” ucapku
sebelum Leeteuk terlalu jauh dariku.
“…” Leeteuk terdiam.
Aku berdiri dibelakangnya.
“Kau Black Mask yang
sudah mengambil wilayah orang. Aku tidak percaya itu” ucapku dengan nada
sedikit jengkel.
“Kau bicara apa?”
tanyanya pura-pura tak tahu.
“Kau tidak perlu
bersikap bodoh. Aku tahu semuanya. Tapi, hari ini, aku akan buktikan bahwa aku
bisa mengalahkan kalian berempat. Ah, satu lagi, jika aku menang, kau harus
pergi dari taman itu” ujarku menyombongkan kata-kataku.
“Heh…jangan sombong
dulu. Kita buktikan nanti dipanggung!” ketus Leetuk meninggalkanku.
“Aku sungguh kecewa
sempat membanggakan mu. Aku kira kau berhati mulia saat kau mau menerima
permintaanku. Ternyata kau tetaplah berhati batu!” aku berteriak. Leeteuk tetap
melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukanku.
~O~
Pemilihan Dance ~O~
Aku giliran kedua setelah kelompok
Leeteuk. Aku duduk menunggu dibelakang panggung. Terdengar dari belakang
hentakan mereka. Itu menandakan bahwa semangat mereka memang sedang bagus. Jika
semangat kita bagus, maka Dance kita akan menggebu-gebu.
“Sekarang, nomor
dua!” panggil sang pembawa acara.
Kulihat kelompok Leeteuk sedang
turun panggung. Ketika mereka terdiam menatapku, Leeteuk menatapku tajam
bagaikan musuh yang siap dimusnahkan. Itulah yang aku lihat dimatanya.
Aku menghelas nafas panjang dan
melangkahkan kaki ku anak tangga panggung. Aku lihat lampu panggung sudah
menyorot kearah ku. Aku melihat juri dari bidang seni sudah duduk diseberang
panggung. Jurinya adalah Yunho seonsanegnim, Eunhyuk seonsaengnim dan satu
yeoja paruh baya yang tak kukenal.
Aku menelan air ludah sebelum
mendengar musikku mulai. Kulihat ditengah-tengah jajaran bangku ada Taemin,
Hyoyeon dan Kai disana. Mereka tampak tersenyum kepadaku. Sekarang musik mulai.
Dance yang ku bawakan adalah History dari EXO-K.
Ku kerahkan seluruh kekuatan dan energi
ku untuk menghentakan Danceku. Keringatku mulai mengalir deras diseluruh
tubuhku. Nafas ku sudah mulai lelah. Tapi, aku tetap fokus pada Danceku.
“Hah…hah…” aku
menyelesaikan Dancenya dengan sukses walau akhirnya nafas ku terengah-engah.
PLO, PLOK, PLOK
“Khamsahamnida”
ucapku.
“Baiklah, seluruh
peserta dipersilahkan maju, sekarang!” ujar pembawa acara.
Aku menggeser posisiku, agar
kelompok Leeteuk dapat maju. Terlihat juri sedang mendiskusikan hasil
penampilan kami. Aku begitu gugup saat wajah mereka tampak serius. Aku lirik
Leeteuk yang berdiri disampingku. Ternyata ia sedang menatapku. Kemudian aku
membuang pandanganku dan menemukan sosok namja tampan yang sedang tersenyum
kepadaku.
Leeteuk menyadari pandanganku. Ia
ikut menatap kearah Siwon. Dasar namja pabo! hatinya memang batu. Aku
benar-benar kesal, jika mengingat sikapnya itu. Tapi, jika ku melihat matanya,
matanya tak sebanding hatinya.
“Ya, sekarang
waktunya pengumuman untuk maju ke babak Audisi. Disini, juri telah memilih dua
orang dari dua penampilan tadi. Ada yang berkelompok dan ada yang solo. Dua
orang yang masuk ke babak Audisi adalah…” pembawa acara menghentikan
kata-katanya.
“Leeteuk, dkk dan
Kang Hyun Ae” ucap pembawa acara itu.
Aku langsung tertawa sumringah
mendengarnya. Apalagi melihat Taemin dan yang lainnya langsung tersenyum
bahagia. Tapi, saingan ku Leeteuk masuk ke babak Audisi juga. Sudah ku tebak,
pasti Leeteuk yang akan menang. Kini persaingan semakin ketat.
“Para peserta untuk
Break sebentar selama 30 menit dibelakang panggung” ujar pembawa acara itu.
Kami berdua pun berjalan kebelakang
panggung untuk beristirahat. Aku mengganti pakaianku. Sementara itu, Leeteuk
dan teman-temannya sedang berbincang-bincang. Aku duduk dikursi didepan kipas
angin untuk mengeringkan keringatku.
“Hyun Ae” panggil
seseorang menghampiriku.
“Eomma” sahutku yang
langsung memeluk Eomma.
“Eomma dapat telepon
dari Taemin kalau kau masuk Audisi BoA. Jadi, Eomma langsung kesini ingin
melihatmu” ucap Eomma seraya melepas pelukanku.
“Jinjja? Gomawo.
Eomma tunggu di kursi penonton saja bersama Taemin. Sebentar lagi aku akan
tampil” ucapku.
“Ne. Kau harus
semangat. FIGHTING!” ucap Eomma sambil mengepal tangan untuk memberikan
semangat padaku. Aku tersenyum kepada Eomma.
“Kami tinggal dulu,
yah? Kami ingin beli minuman. Ah satu lagi, kau harus kalahkan yeoja itu” ketus
seorang namja yang memiliki lesung pipi yang kudengar namanya Lay. Ternyata
nama namja yang gendut teman Leeteuk itu bernama Shindong.
“Sip” jawab Leeteuk.
Aku hanya memonyongkan bibirku mendengarnya.
“Hyun Ae!” panggil
Siwon menghampiriku sambil membawa sekaleng Sprite minuman kesukaanku.
“Ne” jawabku.
“Ini untukmu!” Siwon
memberikan Sprite kepadaku.
“Gomawo” ucapku.
“Heh, so perhatian
sekali!” ketus Leeteuk yang iri.
“Memang kenapa?”
tanya Siwon.
“Kau selalu saja
begitu. Kau selalu merebut apa yang seharusnya hak ku” ketus Leeteuk yang membuat
ku tercengang kepadanya.
“Hak mu? Apa
maksudmu?” tanya Siwon tak mengerti
.
[TBC]
Yaah...BCT,CTB,TBC...gubraaak. Gimana? Bagus gak? Mianhae TBC, soalnya
entar kalau oneshoot ff-nya bisa ngegantung gt, kasian kan ff author bunuh diri
#cup, cup, cup. Ya sudah, smapai ketemu di cahpter selanjutnya ya? Annyeong
gyeseyo, pay pay #dadah bareng aa’ Kris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar