Selamat Datang Di Blog Han Hyo Mi


widget

Rabu, 09 Januari 2013

[Fcnfiction] In Heaven


IN HEAVEN

Author           : Han Hyo Mi
Main Cast        : Shin Ha Kyung as Readers & Kris EXO-M
Genre            : Romantic
For              : 15 +
Soundtrack        : JYJ_In Heaven
[Oneshoot]

Wiiih, annyeong haseyo. Kembali lagi bersama author kalian paling setia seRT seRW #preeet :p. Ini fanfic yang author bikin dengan penyentuhan hati paling dalam sedalam seumut tua(?). Ff ini terinspirasi dari MV Film JYJ In Heaven. Inti ceritanya author ambil dari MV’a. Sudah lama sih, author kenal MV’a, but, author baru dapat feel sekarang. Author sama eomma author aja berlinang air mata karena nonton sambil ngulek cabe #gubraak (_ _’). Jadi, langsung aja yuks cekidots…

^_^_^_^
        Tepat tanggal 12 April 2010, dimana separuh jiwa seorang laki-laki hilang. Hidupnya berubah kelam. Separuh kehidupannya pergi bersama dengan kepergian sang kekasih tercinta. Matanya selalu penuh dengan kekosongan. Hidupnya yang sendiri sangat terasa ketika ia lalui tanpa sang kekasih. Itulah rasanya hidup tanpa belahan jiwa. Andaikan bisa, hendaknya laki-laki itu mengakhiri hidupnya juga untuk menyusul sang kekasih. Tapi sayang, tangannya berat untuk bertindak. Didunia ini, laki-laki terpaksa memperlihatkan senyumannya yang pahit.
        Bau bunga diseluruh apartemennya tercium akan layunya. Daun dan kelopak bunga di vas, dibiarkan berguguran. Jendela kaca yang buram dibiarkan embun menghampiri. Sekarang laki-laki itu sedang tertidur nyenyak di kasurnya.
KRIIING
        Alarm berbunyi tepat jam 08.00 Am. Dengan mata masih tertutup laki-laki itu mencoba mematikan alarmnya. Dengan perlahan, ia membuka matanya dan menghela nafas panjang. Ia berdiri dan berjalan ke dapur. Sebelum mengambil minuman di dalam kulkas, ia melihat tanggal hari ini. Tertanggal 11 April 2013. Tepatnya sudah 3 tahun ia ditinggal sang kekaih tercinta.
“Andai waktu itu aku tidak berhenti untuk tersenyum. Andai waktu itu aku cepat menghampirinya. Andai waktu itu aku cepat untuk meraih tangannya. Tapi, semua hanya andai. Semua sudah terlambat. Aku sudah kehilanganya untuk selama-lamanya” keluh kesah hati laki-laki itu.
“Kini apalah arti hidupku, jika separuh jiwaku pergi. Apa arti semua cinta yang ku berikan untuknya, jika dia pergi begitu saja. Sungguh menyakitkan mengingat aku tidak dapat meraihnya dengan cepat. Aku benar-benar mengecewakan. Aku pantas mendapatkan ini. Karena inilah semua kesalahan ku” rasa sakit dari laki-laki itu.
        Terasa sudah segar setelah mandi pagi, laki-laki dengan tinggi 190 meter, berambut pirang dan berkulit putih susu itu menata dasinya dengan rapi dedipan kaca. Namaya Wu Yi Fan, dipanggil Kris. Kris memiliki keturunan darah Canada dan Cina. Kini ia menjadi Direktur Utama diperusahaan Ayahnya di Korea, Seoul.
        Hari-hari yang ia lalui tampak biasa saja. Ia sudah mulai belajar melupakan Ha Kyung walau masih terlintas dipikirannya setiap waktu. Ia mencoba mengembalikan senyumanya yang sempat hilang itu. Ia mencoba ramah kepada setiap orang yang ia temui.
        Pekerjaan hari tampak berjalan dengan lancar setelah menyelesaikan persentasi produk barunya. Ia mengeluarkan Handphone dengan merk baru yang pastinya tak kalah bagus untuk kualitasnya. Ia merasa bangga dengan apa yang ia kerjakan sekarang.
Tak ada waktu untuk berolah raga pagi, Kris mengambil waktu malam hari untuk jogging. Tiupan angin dimalam musim semi membuat Kris tampak lebih bersemangat. Karena sudah merasa cukup puas dengan joggingnya, ia mampir disebuah mini market untuk membeli minuman. Dengan nafas terengah-engah, Kris mengambil sebotol air mineral dingin. Ia langsung menuju kasir untuk membayarnya. Ia terdiam saat melihat seorang anak kecil laki-laki menatap permen loli pop.
“Ini satu!” ucap Kris kepada kasir untuk membayar satu permen loli pop yang diinginkan anak kecil itu.
“Ini untukmu!” ujar Kris memberika loli pop itu. Kris memusut lembut pucuk kepala anak kecil yang sekarang sedang tersenyum kepadanya.
        Kris berjalan keluar dari mini market itu sambil membuka tutup botol air mineralnya. Ia duduk disebuah kursi dengan meja bundar didepan mini market itu. Dengan lega Kris dapat meminum minumannya itu.
“Ahjussi?” panggil seseorang yag mengejutkan Kris.
“Mwo?” tanya Kris kepada anak kecil yang ia belikan loli pop itu.
“Khamsahamnida” ucap anak kecil itu.
“Ne, cheonma” jawab Kris tersenyum manis kepada anak keil itu.
“Ahjussi, bolehkah aku bertanya?”
“Ne. Mwo?”
“Jika aku menanyakan apa permintaan ahjussi sekarang, ahjussi mau apa?” tanya anak kecil itu.
“Ah…” Kris terdiam dan tampak memikirkannya sejenak. Ia lagsung teringat akan wajah Ha Kyung bersama senyuman ciri khasnya itu.
“Aku ingin, waktu terlulang kembali ke masa aku bersama yeojachingku. Aku akan menjaga, melindungi dan tak akan membiarkannya menangis. Aku tak akan membiarkannya menungguku. Aku akan menggenggam erat tangannya. Aku akan memeluknya erat, jika dia kedinginan. Aku akan mencegah kecelakaan itu. Walaupun itu hanya mimpi” jawab Kris dengan mata terpaku.
“Memangnya ada ap…” kata-kata Kris terpotong.
“Di-dimana anak kecil itu?” Kris terkejut tak lagi melihat sosok anak kecil yang tadi mengajaknya bicara. Dia menelusuri sekelilingnya.
“Hah…apa aku mengkhayal?” tanyanya pada dirinya sendiri.
^_^_^_^
TING TONG, TING TONG
        Pagi-pagi buta di hari minggu ini, sudah ada yang berkunjung ke apartemen Kris. Kris terbangun dari mimpinya yang kelam. Ia memang mendengar suara bel itu. Tapi, ia enggan untuk beranjak membukakan pintu. Ia memang sudah bangun. Tapi, ia tetap berebah di tempat tidurnya. Ia meletakkan punggung tangannya yang besar itu ke wajahnya untuk menutupinya. Ia masih ingin menenangkan pikiranya.
TING TONG, TING TONG
        Bel itu berbunyi lagi. Dengan berat Kris berjalan dengan gontai menuju pintu depan apartemennya. Rambutnya yang berantakan dibiarkannya begitu saja. Ia membuka pintu apartemennya perlahan tapi pasti. Nafasnya tiba-tiba terhenti. Matanya tersorot kedepan tak berkedip sedikit pun. Tubuhnya masih kaku seketika setelah membuka pintu apartemennya.
        Apa yang dilihatnya sekarang masih membuat perasaan Kris tidak mempercayainya. Seorang gadis berambut pendek sebahu dengan baju kemeja putih dan celana jeansnya menatapnya tersenyum. Gadis itu menggendong sekeranjang belanjaan yang cukup penuh.
“Waeyo, Oppa?” tanya gadis itu dengan nada manja.
“A…it…” Kris gagap untuk menjawab. Tak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulutnya.
“Ah, Oppa baru bangun, ya? Setiap liburan Oppa pasti selalu seperti itu” ucap gadis itu seraya menerobos masuk ke apartemen Kris yang masih setengah tak sadar itu.
        Kris yang akhirnya sadar itu, berlari menghampiri gadis itu. Ia berdiri tepat disamping gadis yang sedang sibuk mengeluarkan belanjaannya. Ia melihat kalender yang tertempel di pintu kulkasnya. Tanggal 10 April 2010. Mata Kris membulat sempurna saat melihat tanggal itu. Ia juga melihat poto-potonya bersama gadis itu tertempel cukup banyak di pintu kulkas itu. Ia menengok kearah gadis yang tengah sibuk memisahkan belanjaannya yang sudah ia keluarkan.
“Ha Kyung!” Kris berteriak seraya berlari memeluk Ha Kyung yang adalah gadis itu dari belakang.
“Oppa Kris, Waeyo?” tanya Ha Kyung terkejut melihat kekasihnya memeluknya tiba-tiba.
“Aku merindukan mu, cahgi-ya” ucap Kris yang masih memeluk erat tubuh mungil Ha Kyung.
“Hahah, Oppa ini kenapa, hah? bukankah kemarin baru saja kita makan malam bersama?” tanya Ha Kyung mengingatkan.
“…” Kris terdiam dan melepaskan pelukkannya. Ia mengingatnya kembali. Tapi, ia lupa dengan hal itu. Ia berpikir bahwa dirinya kemarin tidak makan malam bersama dengan Ha Kyung.
“Oppa belum mandi, kan? cepat mandi! aku akan membuatkan sarapan untuk kita” ucap Ha Kyung tersenyum kepada Kris.
“Ppali!” Ha Kyung mendorong pelan tubuh tinggi Kris menjauh darinya.
        Kris pun bergegas mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Ia tak mau berlama-lama untuk mandi. Dalam 10 menit, ia sudah selesai mandi. Kris menggunakan kaos biru langit lengan panjang dan celana jeans panjang. Ia menyisir rambutnya dengan rapi, tapi sedikit berantakan agar terlihat lebih keren menurutnya. Ia pun berlari kecil menuju ruang makan untuk menemui sang ke kasihnya itu.
“Duduklah! aku sudah buatkan bubur susu jagung” ucap Ha Kyung yang tengah sibuk menata makanan diatas meja makan milik Kris.
“Emh” jawab Kris seraya duduk di kursinya. Tak lama, Ha Kyung ikut duduk didepan Kris.
“Selamat makan!” ucap Ha Kyung dengan suara ciri khasnya. Suara yang sudah dapat diingat Kris selalu. Melihatnya membuat hati Kris gemas.
        Mereka pun makan dengan penuh senyuman. Kris terdiam saat menatap wajah manis sang kekasihnya itu. Ia masih merasa tak percaya kalau orang yang sangat ia cintai saat ini tengah duduk dihadapannya. Ia merasa ini hanya mimpi sesaat yang hanya akan membuat batinnya tersiksa saja. Kris tiba-tiba memegang punggung tangan Ha Kyung yang sedang asik menyantap sarapannya.
“Wae?” tanya gadis itu.
“E…ak-aku..” Kris kesulitan untuk berkata.
“Oh ya, Oppa hari ini tidak ada kerjaan, kan? bagaimana kalau kita jalan-jalan? Aku ingin ke Ilsan. Pasti bunga Cherry Blossom sedang bermekaran disana” ucap sang kekasih dengan nada manjanya.
“Ne. Setelah sarapan kita akan berkeliling disekitar Ilsan” jawab Kris tanpa ragu. Ia tak ingin menolak satu pun permintaan gadisnya itu.
        Setelah mereka selesai sarapan, Ha Kyung dengan cepat membereskan meja makan dan segera membersihkannya. Kris terlihat sedang menunggu gadisnya di ruang tengah sambil membaca majalah. Sesekali Kris melihat Ha Kyung yang dengan cermat membereskan meja makan miliknya itu. Tak lama, Ha Kyung menghampiri Kris.
“Kajja!” ajak Ha Kyung dengan penuh kebahagian yang terpancar diwajahnya.
“Ne” jawab Kris beranjak dari duduknya.
        Ha Kyung tak pernah ingin melepaskan genggamannya kepada Kris. Sesekali gadis itu menatap kekasihnya yang sedari terus tersenyum untuknya. Mereka manaiki sebuah bus menuju Ilsan. Walau sebenarnya Kris memiliki mobil sendiri, tapi Ha Kyung memintanya tidak menggunakan mobil.
        Sesampai di daerah Ilsan, mereka berjalan kaki dengan santai. Kris menatap Ha Kyung yang mencoba memperbaiki rambutnya yang terurai kemana-mana karena angin meniup ke wajahnya. Kris menghentikan langkahnya dan menghadapkan tubuh mungil Ha Kyung kehadapannya. Dengan kedua tangan Kris yang besar itu, ia memperbaiki setiap helai rambut yang menutupi wajah gadisnya itu. Ia manatap gadisnya yang tersenyum lembut itu.
“Kajja!” ajak Kris menggenggam tangan lembut Ha Kyung.
“Oppa, disana ada penyewaan sepeda. Bagaimana kalau kita menyewa sepeda saja untuk berkeliling?” usul Ha Kyung penuh harapan.
“Kenapa tidak? Kajja!” Kris menarik lembut Ha Kyung kepenyewaan sepeda disana.
        Mereka menuju kesebuah penyewaan sepeda disana. Kris menyewa sebuah sepeda dengan goncengan dibelakangnya. Kris menyuruh Ha Kyung untuk duduk dibelakang dan dirinya duduk didepan yang mengayuh sepedanya. Ha Kyung pun duduk di belakang sambil memegang pinggang besar Kris. Kris mengayuh sepedanya dengan santai sesuai alunan angin yang meniup kesetiap nafas mereka berdua.
Ha Kyung membulatkan tangannya di pinggang Kris. Dia menyandarkan kepalanya ke punggung Kris. Ha Kyung merasakan kehangatan sambil menutup kedua matanya. Tak kalah dengan Kris yang begitu bahagia. Ia selalu tersenyum sejak ia merasa bahwa sang kekasihnya kembali lagi untuknya.
“Oppa, aku haus” pinta Ha Kyung.
“Baiklah. Kita akan istirahat” jawab Kris.
        Kris menghentikan sepedanya kesebuah pohon nan rindang Cherry Blossom tepat diseberang sebuah Danau yang jernih dan bening itu. Ha Kyung duduk dibawah pohon menunggu Kris membelikannya sesuatu yang dapat membayar hausnya. Dengan cepat Kris membawakan dua botol kaleng soda yang segar kepada Ha Kyung.
“Ini!” Kris memberikan satu kaleng soda ke Han Kyung dan duduk disampingnya.
“Gomawo” ucap gadis itu sumringah.
“Ne, chagi-ya” jawab Kris ramah dan nyaman didengar.
“Kau senang hari ini?” tanya Kris sambil menatap kekasihnya yang sedang meminum minumannya.
“Hemh? ah, ne. Senang sekali, hehehe” Han Kyung terkekeh.
        Senja mulai menyelimuti daerah Ilsan. Mereka berdua masih setia duduk dipinggir Danau itu. Mereka sama-sama sedang menatap langit yang terpapar indah dibalik warna langit yang kuning. Kris merasa hari ini adaah hari yang terbaik dihidupnya. Ia akan selalu menjaga kekasihnya itu. Ia tidak ingin melepaskannya lagi. Ia ingin selalu ada disamping kekasihnya itu, walaupun takdir memisahkan mereka.
“Oppa, hari mulai malam. Apa kita hanya duduk disini saja?” tanya Ha Kyung membuyarkan pikiran Kris.
“Hah, ah..hahaha. Kajja kita pulang!” ajak Kris.
        Kris merasa tak rela hari ini berakhir begitu saja. Ia ingin sebentar lagi bersama Ha Kyung. Kris membawa Ha Kyung kesebuah Halte bus. Mereka menaiki sebuah bus tujuan pulang. Ha Kyung dengan setia duduk disamping Kris dengan tak hentinya tersenyum, jika menatap Kris. Kris tampak sedikit murung.
“Oppa kenapa? Oppa tidak enak badan, ya?” tanya sang gadis.
“Hah, ani. Oppa tidak apa-apa” jawab Kris mencoba menutupi perasaan kecewanya.
“Oppa tidak lapar? aku lapar” ujar Ha Kyung.
“Jinjja? bagaimana kalau kita mampir ke Myeondeong dulu?” saran Kris sumringah.
“Boleh, boleh” Ha Kyung tampak semangat setelah mendengarnya.
        Tak lama mereka sampai di Myeondeong pasar terkenal di Seoul. Sangat ramai dengan pengunjung disana. Ha Kyung langsung memegang erat tangan Kris karena sangat ramai disana. Mereka mulai menelusuri daerah Myeondeong untuk mencari makan malam.
“Oppa, kita beli Twigim dulu, ya?” ajak Ha Kyung yang melihat penjual Twigim.
“Ne” jawab Kris tersenyum.
        Mereka mampir ke penjual Twigim. Disana sangat ramai sehinggah Kris tidak memperbolehkan Ha Kyung masuk ke gerumunan pembeli. Ha Kyung hanya berdiri disamping penjualan Twigim menunggu Kris.
BYUUR
“Ah…” keluh Ha Kyung yang mendapati bajunya tertumpah minuman seseorang.
“Ah, mianhae” ucap seorang laki-laki itu kepada Ha Kyung.
“Ah…gwaencana” ujar Ha Kyung mengibas kemeja putihnya.
“Ha Kyung, in…baju mu kenapa?” Kris menatap baju kekasihnya itu.
“Jeongmal mianhae, itu gara-gara aku” ucap laki-laki itu merasa bersalah.
“Ah, gwaencana. Kaukan tidak sengaja” ujar Ha Kyung.
        Muka Kris agak sedikit kesal menatap laki-laki yang sudah menumpahkan minuman ke baju Ha Kyung. Mata Kris yang sudah dapat dibaca Ha Kyung yang menyatakan kekesalan itu, segera mengajak Kris menjauh dari laki-laki itu.
“Ini Twigimnya! Kau tunggu disini dan jangan kemana-mana!” ucap Kris dengan nada suara agak kesal. Ha Kyung hanya mengangguk dan duduk disebuah bangku yang tak jauh dari penjual Twigim tadi.
“Emh…enaknya!” Ha Kyung menyantap Twigimnya.
“Ini, ganti pakaian mu di toilet umum disana!” tunjuk Kris kesebuah toilet dan memberikan sebuah tas yang berisikan baju.
“Gomawo” ucap Ha Kyung tersenyum manis. Kris hanya membalasnya dengan senyumannya. Siapapun yang melihat senyuman Ha Kyung, tidak ada yang dapat mengelaknya menurut Kris.
        Kris duduk dibangku dan menunggu gadisnya itu. Tak lama, Ha Kyung datang dengan baju yang dibelikan Kris. Tampak lebih manis dengan kaos lengan panjang berwarna merah muda bermotif beruang didepanya. Ha Kyung duduk disamping Kris dan ikut menyantap Twigimnya kembali. Setelah selesai memakan Twigim mereka, mereka mencari rumah makan yang menjual Sup Gurita. Sup Gurita adalah makanan kesukaan Ha Kyung. Kris sengaja memilihnya.
“2 porsi Sup Guritanya, ahjumma” ucap Kris kearah seorang pelayan yang sedang mengantar makanan ke pemesan lainnya.
“Ne” jawab pelayan itu.
“Ini!” ujar pelayan itu mengantarkan pesanan Kris.
“Khamsahamnida” ucap Kris.
“Ne” jawab pelayan itu.
“Selamat makan!” ucap Kris yang diikuti Ha Kyung. Mereka makan dengan lahapnya dan tak hentinya Kris tersenyum kepada gadisnya yang tampak menikmati makan malamnya itu.
        Malam yang dingin membuat dua si joli itu semakin berpegangan erat dengan tangan mereka. Kini mereka menuju halte bus untuk pulang. Kris yang sebenarnya memendam rasa kecewa untuk berpisah dengan Ha Kyung, mencoba menutupinya dengan tetap senang dihadapan gadisnya itu. Sesampai mereka di halte bus, bus tujuan rumah Ha Kyung datang.
“Aku tahu, Oppa pasti tidak ingin aku pulang, kan?” tanya sang gadis.
“Eh…itu…” Kris ragu untuk menjawab.
“Gwaencana. Besok aku akan kekantor Oppa untuk membawa makan siang kesana” ucap Ha Kyung.
“Aku pulang. Sampai ketemu besok. Annyeong Gyeseyo” ujar Ha Kyung seraya menaiki bus yang sudah menunggunya.
“Ne. Annyeong kaseyo” jawab Kris sambil dengan berat melambaikan tangannya kepada kekasihnya.
        Kris termenung diposisinya. Dia merasa hampa ketika tak lagi melihat bus itu diujung jalan. Rasa sunyi menyelimuti walau ia tahu bahwa Ha Kyung akan kembali untuknya lagi. Tapi, tetap saja rasa dilubuk hatinya tak bisa menahan rindu sedikit pun kepada Ha Kyung. Kris pun memilih untuk pulang juga. Walau langkahnya begitu berat untuk bergerak.
^_^_^_^
        Kris pagi-pagi sudah bangun. Itu tak biasa ia lakukan. Kris terkenal malas untuk bangun dari kasurnya itu. Seperti biasa, ia akan kedapur untuk minum air mineralnya di kulkas. Sebelum mengambil minumannya dari kulkas, ia meraih telepon genggamnya dari saku dan menekan kontak Ha Kyung.
“Yoboeseyo?” jawab Ha Kyung dari telepon. Kris merasa senang karena teleponnya diangkat oleh Ha Kyung. Kris membentuk senyum dibibirnya setelah mengetahui itu.
“Yoboeseyo. Kau sudah bangun?” tanya Kris.
“Tentu saja. Akukan selalu bangun lebih dulu dari, Oppa”
“Oh…”
“Kenapa Oppa menelpon ku pagi-pagi begini? tidak biasanya” tanya Ha Kyung.
“Tidak apa-apa. Aku hanya ingin mendengar suaramu saja”
“Oppa merindukanku ya?” goda Ha Kyung.
“Ne” jawab Kris.
“Padahal kemarin baru saja kita jalan bersama. Kenapa Oppa sudah merindukanku?” tanya Ha Kyung.
“Karena aku mencintaimu” jawab Kris penuh dengan perasaan yang dalam.
“Hehehmh. Aku juga. Neomu, neomu, neomu saranghae Oppa” ucap Ha Kyung dengan nada manja.
“Oh ya, nanti siang aku akan ke kantor mengantarkan makan siang untuk Oppa” ucap Ha Kyung.
“Ne. Aku tunggu” ucap Kris.
“Sekarang, cepat mandi dan sarapan! oke? bye” Ha Kyung mengakhiri pembicaraan.
“Bye” jawab Kris sambil menutup panggilannya.
        Hari ini, Kris menggunakan setelan jas berwarna cokelat dengan kemeja putih dasi merah. Ia menyisirkan rambutnya kesamping dengan sedikit keatas. Ia tersenyum lebar melihat dirinya didepan cermin. Hatinya kini tak perlu khawatir untuk mengingat kejadian yang cukup menyakitkan itu. Kini Ha Kyung kembali untuknya karena Cinta yang tulus itu.
        Tepat jam 11.00 Am adalah jam istirahat untuk pegawai di kantor Kris. Kris sudah setia menunggu Ha Kyung di ruangannya. Sesekali Kris melihat jam tangannya sambil memutar kursinya untuk menghilangkan rasa ketidak sabarannya untuk bertemu Ha Kyung. Ia membuka laci mejanya dan menemukan poto dirinya bersama Ha Kyung yang sedang tersenyum. Kris memusut gambar Ha Kyung yang tengah tersenyum itu.
TOK, TOK
“Ne. Silahkan masuk!” jawab Kris. Kris merasakan tegang dan gugup di dadanya. Ia berharap itu adalah Ha Kyung.
“Permisi! ada yang ingin bertemu dengan tuan” ucap sekretaris Kris.
“Siapa?” tanya Kris dengan penuh harapan.
“Ha Kyung” jawab sekretaris itu.
“Suruh dia masuk!” perintah Kris.
“Ne” jawab Skretaris itu seraya kembali.
“Annyeong” sapa Ha Kyung yang masuk ke ruangan Kris.
“Annyeong. Duduklah!” jawab Kris seraya menyuruh gadisnya duduk di kursi tamunya.
        Terlihat Ha Kyung tengah membawa keranjang makanan yang ia sengaja bawa untuk Kris. Ha Kyung duduk disamping Kris dan membuka satu persatu keranjang makanannya.
“Makanlah! ini aku sendiri yang membuatnya. Ini ada sushi, terlur gulung, rumput laut, capcay, ada…” Ha Kyung terdiam saat jari telunjuk Kris menutup mulutnya.
“Ssst. Aku tahu. Gomawo” ucap Kris sambil menatap pekat mata Ha Kyung yang terlihat terkejut itu. Wajah Ha Kyung spontan memerah dan membuat Kris gemas melihat wajah gadisnya itu.
“A, it-itu…sore ini Oppa mau menemani ku ke Swalayan. Untuk membeli bahan makanan untuk besok. Aku aka memasakan makan siang seperti ini lagi besok” ujar Ha Kyung sedikit menjauh dari Kris dan mengalihkan perhatian Kris yang sedari menatapnya terus.
“Hehehm. Ne” jawab Kris terkekeh.
        Ha Kyung hanya tersenyum malu-malu karena mencoba menyimpan wajahnya yang seperti tomat matang itu. Ha Kyung terus melihat kekasihnya itu dengan lahap memakan makanan siang yang ia buat. Kris begitu menikmati sekali. Kris dengan wajahnya yang serius terus memasukan makan siangnya itu. Ha Kyung hanya terkekeh melihat Kris yang begitu menikamatinya.
        Sorenya, Kris menjemput Ha Kyung dirumahnya. Terlihat Ha Kyung sudah menunggu Kris didepan pagar rumahnya. Kris membawa mobil sedannya yang berwarna putih dengan atap yang dibuka itu. Sesampai didepan gadisnya, Kris turun dan menyapa Ha Kyung yang sudah tersenyum melihat dirinya menghampiri Ha Kyung. Ha Kyung terlihat manis menggunakan baju kaos dengan jaket bergaris horizontal berwarna biru malam dan putih, selaras dengan celana jeans yang dikenakannya.
“Annyeong” sapa Kris.
“Annyeong” balas Ha Kyung.
“Kajja!” ujar Kris sambil membukakan pintu mobilnya untuk Ha Kyung. Ha Kyung pun memasuki mobil Kris.
        Sesampai di Swalayan, Ha Kyung langsung berlari mengambil kereta belanjaan yang dekat dengan kasir. Kris hanya tersenyum melihat tingkah sang gadisnya itu.
“Kajja!” ajak Ha Kyung. Kris hanya tersenyum menghampiri kekasihnya itu.
        Ha Kyung sibuk mencari bahana makanan yang ia butuhkan. Kris kebagian mendorong kereta belanjaanya. Satu persatu bahan makanan mulai masuk kedalam keranjang. Tiba-tiba ada yang menghubungi Kris melalui Hanphone-nya.
“Yoboeseyo” sahut Kris sambil menatap Ha Kyung yang sibuk memilih daun salad.
“Oh, ne. Nanti saya antar kerumah bapak” ucap Kris dengan teleponnya.
“Sayurnya segar-segar. Aku beli dua saja” ucap Ha Kyung sambil meletakkannya di keranjang dorong.
“Ne. Annyeong” ujar Kris mengakhiri teleponnya.
“Kita beli daging sapi lagi, yah?” pinta Ha Kyung sambil berjalan mendahului Kris.
“Ne” jawab Kris sambil mendorong kereta belanjanya.
        Ha Kyung sudah sampai di bagian rak daging. Kris masih menyusul Ha Kyung dengan mendorong kereta belanjanya. Ketika Kris membelok kereta belanjanya, ia terkejut melihat sosok yang ia kenal sedang duduk diatas kardus makanan. Dengan setelan jas putih dan topinya berwarna putih. Anak kecil itu terlihat seperti malaikat kecil.
“Annyeong, ahjussi” panggil anak kecil yang pernah Kris belikan permen loli pop itu.
“K-kau? ke-kenapa kau ada disini?” tanya Kris gagap karena tak percaya.
“Ahjussi, apa ahjussi ingat dengan janjinya?” tanya anak kecil itu.
“Janji? janji apa?” Kris bingung dengan ucapan anak kecil itu.
“Ne. Kalau ahjussi akan menjaga, melindungi dan tak akan membiarkan yeojachingu ahjussi menangis” jawab anak kecil itu seraya menatap Ha Kyung yang tengah tersenyum menatap Kris. Ha Kyung sedang memilih daging yang akan ia beli.
“Oh, ne. Aku akan menepati janji itu. Kau tidak perlu khaw…hah? dimana dia?” ujar Kris yang sedikit panik karena anak kecil itu menghilang lagi untuk kedua kalinya. Apa dia bukan manusia? lalu dia apa? hantu? malaikat? atau jin? pikir Kris yang sedikit kebingungan.
“Kajja, Oppa!” ajak Ha Kyung yang sudah selesai memilih daging.
“Ne” jawab Kris yang sadar dari kebingungan. Kris menghampiri Ha Kyung dan mengajaknya ke tempat kasir.
        Setelah membayar semua belanjaan mereka, Kris langsung mengambil belanjaan yang sedang dibawa Ha Kyung. Ha Kyung terkejut saat Kris tiba-tiba mengambilnya. Kris hanya tersenyum untuk membuat Ha Kyung menyadari tindakannya. Wajah manis Ha Kyung langsung memancar merah karena aroma malu disekujur tubuhnya. Kris membawa semua belanjaan ke bagasi belakang mobilnya.
        Selama dalam perjalanan, Kris tengah melamunkan anak kecil yang tiba-tiba muncul dan akan menghilang dengan sendirinya. Kris mengira dia adalah malaikat yang menjelma menjadi manusia, karena dialah yang membawa kembali Ha Kyung ke dirinya. Entah ini hanya mimpi atau pun kenyataan, ia tidak memperdulikan itu. Yang penting sekarang Ha Kyung ada disampingnya. Rasanya sekarang ia berada di surga bersama Ha Kyung. Itulah perasaan Kris sekarang. Sosok gadis yang sudah membuat kehidupannya tergantung dengan keberadaannya.
        Setelah sampai didepan rumah Ha Kyung, Kris langsung membukakan pintu mobilnya untuk Ha Kyung. Kris terdiam sejenak dan menatap wajah gadisnya yang polos dan bercahay dimata Kris.
“Gomawo” ucap Ha Kyung.
“Ne, cheonma chagi-ya” uap Kris yang tak hentinya tersenyum melihat wajah gadisnya.
“Waeyo Oppa?” tanya Kris.
        Kris hanya diam dan memegang pipi kanan Ha Kyung dengan tangan kiri. Ha Kyung tengah bingung dengan sikap Kris yang menatapnya begitu. Mata Kris menyatakan penuh kehangatan disana. Ia memiliki banyak harapan kepada gadisnya. Mata Kris yang sayu itu membuat Ha Kyung kaku.
“Waeyo Oppa?” tanya Ha Kyung.
“Bisakah kita selalu bersama?” tanya Kris dengan tatapan kosongnya.
“Hah? hahaha, tentu saja. Memangnya ada apa?” jawab Ha Kyung terkekeh.
“Oppa tidak bisa hidup tanpamu. Oppa merasa sangat kesepian dan hampa, jika kau tidak ada disamping Oppa” jawab Kris dengan tatapan mata yang serius.
“Tenang saja. Kita akan selalu bersama. Apapun yang terjadi. Arra?” ucap Ha Kyung menenangkan hati Kris dan mencoba tersenyum kepadanya.
        Kris memegang dagu Ha Kyung dengan lembut dan mendekatkannya ke wajahnya. Kris menutup mata dan mencoba meresapi kasih sayangnya. Ia perlahan mencium kening Ha Kyung dengan lembut. Ha Kyung yang merasakan itu hanya menutup matanya dan tersenyum. Itulah kasih sayang Kris untuk Ha Kyung.
“Oppa, besok kunci apartemen Oppa, taruh di bawah pot bunga Gelombang Cinta saja. Aku akan menyiapkan makan siang dirumah setelah Oppa pulang dari kantor” ujar Ha Kyung setelah Kris mencium keningnya.
“Ne” jawab Kris seraya masuk mobil.
“Annyeong kaseyo” ujar Ha Kyung sambil masuk ke dalam halaman rumahnya. Kris melambaikan tangannya dari mobil.
^_^_^_^
        Sekarang Kris tengah berada di kantornya. Ia terlihat sibuk untuk mempersiapkan rapatnya yang akan dikunjungi ayahnya. Ayahnya ingin melihat produk baru yang dikeluarkan anaknya itu. Kris sedang menyusun berkas-berkas dan mempersiapkn power pointnya.
“Permisi! rapat sudah siap. Pak kepala sudah datang” ucap sekretaris Kris yang masuk ke dalam ruangannya.
“Oh, ne. Aku segera kesana” jawab Kris yang masih membereskan datanya di laptopnya.
        Ketika Kris membawa latop dan berkas-berkasnya, sikutnya menyenggol sebuah kalender mejanya. Kalender itu terjatuh dan membuat Kris terkejut. Kris menaruh kembali barang-barang yang ia bawa dan mengambil kalendernya. Ia melihat kalender itu ada sebuah coretan pulpen merah melingkar di tanggal 12 April 2010.
Kris terdiam sejenak dan menatap tanggal itu. Ia mengingat tentang tanggal itu. Mengapa tanggal itu ada lingkaran merah disana? Kris sentak langsung mengingat kecelakaan yang menimpa Ha Kyung. Kecelakaan itu terjadi tepat tanggal 12 April 2012 sekarang. Ia merasa gelisah tak karuan. Dikepalanya sekarang hanya ada bayang-bayang senyuman Ha Kyung. Manalagi, Ha Kyung hari ini hendak ke apartemennya.
Sementara itu, dirumah Ha Kyung, Ha Kyung sedang melukis dikamar khusus untuknya melukis. Ia sedang membuat sebuah sketsa gambar dikertas persegi panjang putih dengan pensilnya. Kini ia sambil mendengarkan lagu melalui Headshetnya. Dengan santai ia membuat sebuah sketsa yang kini mulai terbentuk gambar. Gambar seseorang yang selalu memenuhi hidupnya. Gambar seseorang yang selalu membuatnya tersenyum. Ia adalah Kris namjachingunya.
Setelah sketsa selesai, kini ia membuka beberapa cat lukis dan mulai mewarnai sketsa Kris itu. Ia hanya menggunakan tiga warna, cokelat, krim dan hitam. Dengan sentuhan lembut dari kuas miliknya, kini sketsa itu menjadi gambaran sosok laki-laki yang berkharisma. Kris yang tampan telah menjadi seseorang yang telah menjadi belahan jiwa Ha Kyung.
“Selesai, sekarang waktunya ke rumah Kris!” ujar Ha Kyung sambil membungkus lukisannya itu.
        Ha Kyung mengganti pakaiannya dengan dress bermotif kembang-kembang dilapisi jaket jeansnya. Ia sekarang sudah berjalan menuju halte bus sambil memeluk erat lukisannya yang sudah dibungkus dengan rapi itu. Di bus, Ha Kyung memasang Headshetnya. Ia senang sekali mendengarkan lagu melalui Headshetnya. Manalagi Headshet itu hadiah dari Kris.
        Sesampai di apartemen Kris, Ha Kyung mencari kunci apartemen yang diletakan di bawah pot bunga Gelombang Cinta di teras.
“Ha, ini dia” ujar Ha Kyung menemukan kuncinya.
        Ha Kyung membuka pintu apartemen Kris. Ia langsung menuju dapur dan langsung meletakkan tas dan Handphonenya di atas meja dapur. Ia membuka lukisannya dan menatap kemabli lukisan wajah Kris itu.
“Bunganya layu. Hah…Oppa ini aneh-aneh saja, bunga layu dibiarkan seperti ini” ucap Ha Kyung yang melihat bunga Matahari didalam pot yang berada diatas meja dapur itu.
“Aku harus menggantinya. Masih ada satu jam lagi. Pasti masih sempat!” ujar Ha Kyung yang menarik tasnya untuk pergi membeli bunga baru. Tak disangka Handphonenya tertinggal di atas meja dapur. Ia melupakannya.
SRUUUT
        Bunga matahari yang layu setelah dipegang Ha Kyung terbakar begitu saja tanpa sebab. Tanda-tanda yang mengerikan. Apa arti semua itu? apa ada hubungannya dengan Ha Kyung?
^_^_^_^
“Tuan, rapat sudah siap” ucap sekretaris Kris yang memanggilnya lagi ke dalam ruangan Kris.
“A…ah…ne” balas Kris gagap dan mecoba menenangkan pikirannya.
        Kris bergegas membawa berkas-berkasnya kembali dengan laptopnya. Ia menuju ruang rapat yang berada di lantai bawah ruangannya. Ia melihat orang-orang mulai masuk ruangan rapatnya. Kini ia sudah memasangkan kabel LCD ke laptopnya. Ia melihat ayahnya sudah memasuki ruang rapat. Beliau sedang berbincang-bincang dengan karyawan lainnya. Kini beliau tersenyum kepada anaknya.
“Aku harus menghubungi Ha Kyung” ucap Kris menekan kontak Ha Kyung.
TUT…TUT…TUT…
“Kajja, angkat teleponku!” ujar Kris menunggu jawaban dari panggilannya.
“Apa dia tidak membawa Handphonenya?” tanya Kris sendiri.
“Nomor yang anda tuju sedang sibuk”
“Akh…kenapa sibuk sih?” Kris tampak kesal.
“Mari kita mulai!” ucap ayah Kris seraya duduk di kursinya. Kursi beliau tepat berseberangan dengan Kris yang sedang berdiri.
“Ah…n-ne” jawab Kris gagap.
        Sekarang, semua mata tertuju mata pada Kris menunggu rapat dimulai. Tapi, pikiran Kris kini sedang kacau. Yang dikepalanya hanya tanggal 12 April 2010 itu. Dikepalanya selalu terbayang-bayang sang kekasih yang menangis sambil tersendu-sendu, mata yang penuh ke kosongan, langkah yang tak bertujuan dan nyawa menjadi taruhan.
        Tangan Kris kini berkeringat dingin. Seluruh mata tampak heran melihat Kris yang terlihat gelisah itu. Ayahnya menatap Kris tanda bingung melihat anaknya itu. Kris tidak bisa berdiam diri seperti ini. Ia harus melakukan sesuatu.
        Tanpa pikir panjang lagi, Kris langsung berlari meninggalkan ruang rapatnya. Semua orang hera melihatnya. Ayahnya pun langsung berdiri dari kursinya. Kris berlari di sepanjang trotoar menuju arah apartemennya. Ia brelari sekuat tenaga. Ia harus bisa mencegah kecelakaan itu. Karena waktu sudah terulang untuknya.
        Kris terhenti diperempatan jalan. Ia melihat seorang gadis sedang berdiri didepan halte bus di trotoar. Gadis yang sedang menunggu untuk menyeberangi jalan dengan Headshet yang pernah ia belikan untuk Ha Kyung. Kini gadis itu sedang memegang sepot bunga Matahari yang mekar dan indah itu.
“Heh…” Kris tersenyum saat melihat gadisnya baik-baik saja.
        Ketika Ha Kyung melihat seorang laki-laki disebelahnya menyeberangi jalan, Ha Kyung pun ikut menyeberangi jalan. Tapi, tindakan itu membuat dirinya fatal.
“ANI!” teriak Kris yang melihat itu. Kris berlari mengejar Ha Kyung yang kini dalam bahaya besar.
        Ha Kyung sekarang sudah berada di tengah jalan penyeberangan. Ia tercengang melihat sebuah mobil box mengarah kepadanya dengan kecepatan yang tinggi. Tapi, mobil box itu dapat melewatinya dengan cepat. Lain lagi mobil sedan yang tadi ada dibelakang mobil box sekarang mengarah cepat kearah Ha Kyung. Pot bunga Matahari yang ia pegang terjatuh dan pecah didekat kakinya.
“Hah…” mata Ha Kyung membulat sempurna. Tubuhnya tak dapat bergerak karena melihat mobil itu sangat cepat datang kepadanya.
“HA KYUNG!” teriak Kris yang datang memeluk dan langsung mendoorng dirinya bersama Ha Kyung.
^_^_^_^
        Paparan rumput yang luas tak berujung. Rumput yang kuning bergoyang dengan lembut bergelombang seperti gelombang air laut. Hanya ada satu pohon yang hidup disana. Pohon yang berdaun lebat dan rindang terdapat kursi panjang. Daun yang kuning tapi tak jatuh, duduklah dua orang yang kini sedang menikmati pancaran indah rerumputan itu. Itu adalah surga untuk mereka.
        Tangan mereka saling berpegangan erat, tapi mata mereka menatap kedepan tanpa berpandnagan. Mereka tersenyum. Mereka berbicara dalam hati.
“Gomawo” ucap sang gadis Ha Kyung dalam hati.
“Ne, cheonma” jawab Kris laki-laki itu dalam hati.
“Aku sekarang percaya, Oppa mencintai ku sangat tulus. Hingga kau rela menyusul ku disini” ujar Ha Kyung.
“Aku sudah katakan, apapun yang terjadi, aku tidak ingin berpisah denganmu. Aka lebih baik seperti ini, bersamamu” ucap Kris.
“Hah…hah…hah…ini…hanya mimpi” ujar Kris yang terbangun dari mimpinya.
“Ku kira ini kenyataan” ucap Kris yang tengah duduk dikasurnya.
        Kris menatap keselilingnya. Kamarnya tak berubah setelah Ha Kyung meninggal. Bunga-bunga tetap dibiarkanya layu di atas meja lampunya. Ia berjalan menuju dapur karena merasa haus. Sebelum membuka pintu kulkas, ia melihat tanggal hari ini di pintu kulkas. 12 April 2013. Hari ini adalah hari peringatan Ha Kyung meninggalkan Kris. Poto-potonya dulu bersama Ha Kyung telah tak ada satu pun di pintu kulkasnya.
        Kris tidak jadi mengambil air minum di kulkasnya. Ia malah berjalan keluar dari apartemennya. Ia berjalan menelusuri trotoar menuju suatu tempat yang membuat Kris seperti tak sadar diri. Matanya pun penuh dengan kekosongan. Ia berhenti tepat di mana Ha Kyung mengalami kehilanga nyawanya. Kris berdiri di trotoar yang kini banyak orang yang juga ingin menyeberang.
“Tepat 3 tahun sudah kau meninggalkan ku” ujar Kris.
“3 tahun juga aku menjalani hidup tanpa mu, tanpa belahan jiwaku” lanjut Kris dengan mata yang berkaca-kaca.
“Hidup ku terasa tak berguna lagi. Hidup ini hampa tanpamu. Apa gunanya aku hidup jika belahan jiwaku pergi? apa gunanya aku bernafas jika kau tidak bisa merasakan nafasku?” ucap Kris yang kini berlinang air mata. Air matanya mengalir dengan deras tanpa ia sadari.
“Aku adalah namja yang tak bisa hidup tanpamu. Aku akan membuktikan kalau aku adalah namja yang baik dan tulus. Aku akan buktikan itu!” ketus Kris yang sudah dibanjiri air matanya yang suci itu.
        Pikiran Kris kini telah dirasuki setan. Kini ia berjalan perlahan ke jalan raya. Ia melakukan hal yang sama seperti Ha Kyung. Ia terus berjalan dikeramaian mobil-mobil hilir mudik.
“Ha Kyung?” panggil Kris melihat sosok Ha Kyung bediri dihadapannya. Ha Kyung tampak tersenyum bahagia melihatnya.
“Ha Kyung” panggil Kris lagi.
        Ha Kyung memberikan tangan kanannya untuk menunggu Kris meraihnya. Kris tersenyum ditengah-tengah derasnya air matanya yang mengalir. Ia tidak tahu apa yang ia lakukan sekarang. Yang ia inginkan sekarang hanyalah bersama Ha Kyung dengan bahagia. Ia mendekatkan diri kearah Ha Kyung yang kini menunggnya. Dan…
CIIIIT BRUUUUK
        Aku ingin, waktu terlulang kembali ke masa aku bersama kekasihku. Aku akan menjaga, melindungi dan tak akan membiarkannya menangis. Aku tak akan membiarkannya menungguku. Aku akan menggenggam erat tangannya. Aku akan memeluknya erat, jika dia kedinginan. Walaupun itu hanya mimpi
Pesan dari Hatiku paling dalam: Wu Yi Fan

THE END
 
Close song=> Girls’ Generation_Lost In Love

Huaaa….tamat dah….gimana nih ff’a? kerena gak? atau biasa aja? yah itu tergantung sama feel’a readers. Semoga aja ni ff bisa bikin readers banjir kayak tsunami #setdah thor. Dimohon komen dan like’a yah, rugi kalau sudah baca gak like dan komen…akhir kata dari author, Khamsahamnida dan Annyeong Gyeseyo ^^ pay pay #bow bareng tokoh pemain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar