IN
HEAVEN
Author : Han Hyo Mi
Main
Cast : Shin Ha Kyung as Readers
& Kris EXO-M
Genre : Romantic
For : 15 +
Soundtrack : JYJ_In Heaven
[Oneshoot]
Wiiih, annyeong haseyo. Kembali lagi bersama author kalian
paling setia seRT seRW #preeet :p. Ini fanfic yang author bikin dengan
penyentuhan hati paling dalam sedalam seumut tua(?). Ff ini terinspirasi dari
MV Film JYJ In Heaven. Inti ceritanya author ambil dari MV’a. Sudah lama sih,
author kenal MV’a, but, author baru dapat feel sekarang. Author sama eomma
author aja berlinang air mata karena nonton sambil ngulek cabe #gubraak (_ _’).
Jadi, langsung aja yuks cekidots…
^_^_^_^
Tepat tanggal 12 April 2010, dimana separuh jiwa seorang laki-laki
hilang. Hidupnya berubah kelam. Separuh kehidupannya pergi bersama dengan
kepergian sang kekasih tercinta. Matanya selalu penuh dengan kekosongan.
Hidupnya yang sendiri sangat terasa ketika ia lalui tanpa sang kekasih. Itulah
rasanya hidup tanpa belahan jiwa. Andaikan bisa, hendaknya laki-laki itu
mengakhiri hidupnya juga untuk menyusul sang kekasih. Tapi sayang, tangannya
berat untuk bertindak. Didunia ini, laki-laki terpaksa memperlihatkan
senyumannya yang pahit.
Bau bunga diseluruh apartemennya tercium akan layunya. Daun
dan kelopak bunga di vas, dibiarkan berguguran. Jendela kaca yang buram
dibiarkan embun menghampiri. Sekarang laki-laki itu sedang tertidur nyenyak di
kasurnya.
KRIIING
Alarm berbunyi tepat jam 08.00 Am. Dengan mata masih tertutup
laki-laki itu mencoba mematikan alarmnya. Dengan perlahan, ia membuka matanya
dan menghela nafas panjang. Ia berdiri dan berjalan ke dapur. Sebelum mengambil
minuman di dalam kulkas, ia melihat tanggal hari ini. Tertanggal 11 April 2013.
Tepatnya sudah 3 tahun ia ditinggal sang kekaih tercinta.
“Andai waktu itu aku tidak berhenti untuk tersenyum. Andai waktu
itu aku cepat menghampirinya. Andai waktu itu aku cepat untuk meraih tangannya.
Tapi, semua hanya andai. Semua sudah terlambat. Aku sudah kehilanganya untuk
selama-lamanya” keluh kesah hati laki-laki itu.
“Kini apalah arti hidupku, jika separuh jiwaku pergi. Apa arti
semua cinta yang ku berikan untuknya, jika dia pergi begitu saja. Sungguh
menyakitkan mengingat aku tidak dapat meraihnya dengan cepat. Aku benar-benar
mengecewakan. Aku pantas mendapatkan ini. Karena inilah semua kesalahan ku” rasa
sakit dari laki-laki itu.
Terasa sudah segar setelah mandi pagi, laki-laki dengan
tinggi 190 meter, berambut pirang dan berkulit putih susu itu menata dasinya
dengan rapi dedipan kaca. Namaya Wu Yi Fan, dipanggil Kris. Kris memiliki
keturunan darah Canada dan Cina. Kini ia menjadi Direktur Utama diperusahaan
Ayahnya di Korea, Seoul.
Hari-hari yang ia lalui tampak biasa saja. Ia sudah mulai
belajar melupakan Ha Kyung walau masih terlintas dipikirannya setiap waktu. Ia
mencoba mengembalikan senyumanya yang sempat hilang itu. Ia mencoba ramah
kepada setiap orang yang ia temui.
Pekerjaan hari tampak berjalan dengan lancar setelah
menyelesaikan persentasi produk barunya. Ia mengeluarkan Handphone dengan merk
baru yang pastinya tak kalah bagus untuk kualitasnya. Ia merasa bangga dengan
apa yang ia kerjakan sekarang.
Tak
ada waktu untuk berolah raga pagi, Kris mengambil waktu malam hari untuk
jogging. Tiupan angin dimalam musim semi membuat Kris tampak lebih bersemangat.
Karena sudah merasa cukup puas dengan joggingnya, ia mampir disebuah mini
market untuk membeli minuman. Dengan nafas terengah-engah, Kris mengambil
sebotol air mineral dingin. Ia langsung menuju kasir untuk membayarnya. Ia
terdiam saat melihat seorang anak kecil laki-laki menatap permen loli pop.
“Ini satu!” ucap Kris
kepada kasir untuk membayar satu permen loli pop yang diinginkan anak kecil
itu.
“Ini untukmu!” ujar Kris
memberika loli pop itu. Kris memusut lembut pucuk kepala anak kecil yang
sekarang sedang tersenyum kepadanya.
Kris berjalan keluar dari mini market itu sambil membuka
tutup botol air mineralnya. Ia duduk disebuah kursi dengan meja bundar didepan
mini market itu. Dengan lega Kris dapat meminum minumannya itu.
“Ahjussi?” panggil
seseorang yag mengejutkan Kris.
“Mwo?” tanya Kris kepada
anak kecil yang ia belikan loli pop itu.
“Khamsahamnida” ucap anak
kecil itu.
“Ne, cheonma” jawab Kris
tersenyum manis kepada anak keil itu.
“Ahjussi, bolehkah aku
bertanya?”
“Ne. Mwo?”
“Jika aku menanyakan apa
permintaan ahjussi sekarang, ahjussi mau apa?” tanya anak kecil itu.
“Ah…” Kris terdiam dan
tampak memikirkannya sejenak. Ia lagsung teringat akan wajah Ha Kyung bersama
senyuman ciri khasnya itu.
“Aku ingin, waktu
terlulang kembali ke masa aku bersama yeojachingku. Aku akan menjaga,
melindungi dan tak akan membiarkannya menangis. Aku tak akan membiarkannya
menungguku. Aku akan menggenggam erat tangannya. Aku akan memeluknya erat, jika
dia kedinginan. Aku akan mencegah kecelakaan itu. Walaupun itu hanya mimpi”
jawab Kris dengan mata terpaku.
“Memangnya ada ap…”
kata-kata Kris terpotong.
“Di-dimana anak kecil
itu?” Kris terkejut tak lagi melihat sosok anak kecil yang tadi mengajaknya
bicara. Dia menelusuri sekelilingnya.
“Hah…apa aku mengkhayal?”
tanyanya pada dirinya sendiri.
^_^_^_^
TING TONG, TING TONG
Pagi-pagi buta di hari minggu ini, sudah ada yang berkunjung
ke apartemen Kris. Kris terbangun dari mimpinya yang kelam. Ia memang mendengar
suara bel itu. Tapi, ia enggan untuk beranjak membukakan pintu. Ia memang sudah
bangun. Tapi, ia tetap berebah di tempat tidurnya. Ia meletakkan punggung
tangannya yang besar itu ke wajahnya untuk menutupinya. Ia masih ingin
menenangkan pikiranya.
TING TONG, TING TONG
Bel itu berbunyi lagi. Dengan berat Kris berjalan dengan
gontai menuju pintu depan apartemennya. Rambutnya yang berantakan dibiarkannya
begitu saja. Ia membuka pintu apartemennya perlahan tapi pasti. Nafasnya
tiba-tiba terhenti. Matanya tersorot kedepan tak berkedip sedikit pun. Tubuhnya
masih kaku seketika setelah membuka pintu apartemennya.
Apa yang dilihatnya sekarang masih membuat perasaan Kris tidak
mempercayainya. Seorang gadis berambut pendek sebahu dengan baju kemeja putih
dan celana jeansnya menatapnya tersenyum. Gadis itu menggendong sekeranjang
belanjaan yang cukup penuh.
“Waeyo, Oppa?” tanya gadis
itu dengan nada manja.
“A…it…” Kris gagap untuk
menjawab. Tak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulutnya.
“Ah, Oppa baru bangun, ya?
Setiap liburan Oppa pasti selalu seperti itu” ucap gadis itu seraya menerobos
masuk ke apartemen Kris yang masih setengah tak sadar itu.
Kris yang akhirnya sadar itu, berlari menghampiri gadis itu.
Ia berdiri tepat disamping gadis yang sedang sibuk mengeluarkan belanjaannya. Ia
melihat kalender yang tertempel di pintu kulkasnya. Tanggal 10 April 2010. Mata
Kris membulat sempurna saat melihat tanggal itu. Ia juga melihat poto-potonya
bersama gadis itu tertempel cukup banyak di pintu kulkas itu. Ia menengok
kearah gadis yang tengah sibuk memisahkan belanjaannya yang sudah ia keluarkan.
“Ha Kyung!” Kris berteriak
seraya berlari memeluk Ha Kyung yang adalah gadis itu dari belakang.
“Oppa Kris, Waeyo?” tanya
Ha Kyung terkejut melihat kekasihnya memeluknya tiba-tiba.
“Aku merindukan mu,
cahgi-ya” ucap Kris yang masih memeluk erat tubuh mungil Ha Kyung.
“Hahah, Oppa ini kenapa,
hah? bukankah kemarin baru saja kita makan malam bersama?” tanya Ha Kyung
mengingatkan.
“…” Kris terdiam dan melepaskan
pelukkannya. Ia mengingatnya kembali. Tapi, ia lupa dengan hal itu. Ia berpikir
bahwa dirinya kemarin tidak makan malam bersama dengan Ha Kyung.
“Oppa belum mandi, kan?
cepat mandi! aku akan membuatkan sarapan untuk kita” ucap Ha Kyung tersenyum
kepada Kris.
“Ppali!” Ha Kyung
mendorong pelan tubuh tinggi Kris menjauh darinya.
Kris pun bergegas mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Ia
tak mau berlama-lama untuk mandi. Dalam 10 menit, ia sudah selesai mandi. Kris
menggunakan kaos biru langit lengan panjang dan celana jeans panjang. Ia
menyisir rambutnya dengan rapi, tapi sedikit berantakan agar terlihat lebih
keren menurutnya. Ia pun berlari kecil menuju ruang makan untuk menemui sang ke
kasihnya itu.
“Duduklah! aku sudah
buatkan bubur susu jagung” ucap Ha Kyung yang tengah sibuk menata makanan
diatas meja makan milik Kris.
“Emh” jawab Kris seraya
duduk di kursinya. Tak lama, Ha Kyung ikut duduk didepan Kris.
“Selamat makan!” ucap Ha Kyung
dengan suara ciri khasnya. Suara yang sudah dapat diingat Kris selalu.
Melihatnya membuat hati Kris gemas.
Mereka pun makan dengan penuh senyuman. Kris terdiam saat
menatap wajah manis sang kekasihnya itu. Ia masih merasa tak percaya kalau
orang yang sangat ia cintai saat ini tengah duduk dihadapannya. Ia merasa ini
hanya mimpi sesaat yang hanya akan membuat batinnya tersiksa saja. Kris
tiba-tiba memegang punggung tangan Ha Kyung yang sedang asik menyantap
sarapannya.
“Wae?” tanya gadis itu.
“E…ak-aku..” Kris
kesulitan untuk berkata.
“Oh ya, Oppa hari ini
tidak ada kerjaan, kan? bagaimana kalau kita jalan-jalan? Aku ingin ke Ilsan.
Pasti bunga Cherry Blossom sedang bermekaran disana” ucap sang kekasih dengan
nada manjanya.
“Ne. Setelah sarapan kita
akan berkeliling disekitar Ilsan” jawab Kris tanpa ragu. Ia tak ingin menolak
satu pun permintaan gadisnya itu.
Setelah mereka selesai sarapan, Ha Kyung dengan cepat
membereskan meja makan dan segera membersihkannya. Kris terlihat sedang
menunggu gadisnya di ruang tengah sambil membaca majalah. Sesekali Kris melihat
Ha Kyung yang dengan cermat membereskan meja makan miliknya itu. Tak lama, Ha
Kyung menghampiri Kris.
“Kajja!” ajak Ha Kyung
dengan penuh kebahagian yang terpancar diwajahnya.
“Ne” jawab Kris beranjak
dari duduknya.
Ha Kyung tak pernah ingin melepaskan genggamannya kepada
Kris. Sesekali gadis itu menatap kekasihnya yang sedari terus tersenyum
untuknya. Mereka manaiki sebuah bus menuju Ilsan. Walau sebenarnya Kris
memiliki mobil sendiri, tapi Ha Kyung memintanya tidak menggunakan mobil.
Sesampai di daerah Ilsan, mereka berjalan kaki dengan santai.
Kris menatap Ha Kyung yang mencoba memperbaiki rambutnya yang terurai
kemana-mana karena angin meniup ke wajahnya. Kris menghentikan langkahnya dan
menghadapkan tubuh mungil Ha Kyung kehadapannya. Dengan kedua tangan Kris yang
besar itu, ia memperbaiki setiap helai rambut yang menutupi wajah gadisnya itu.
Ia manatap gadisnya yang tersenyum lembut itu.
“Kajja!” ajak Kris
menggenggam tangan lembut Ha Kyung.
“Oppa, disana ada
penyewaan sepeda. Bagaimana kalau kita menyewa sepeda saja untuk berkeliling?”
usul Ha Kyung penuh harapan.
“Kenapa tidak? Kajja!”
Kris menarik lembut Ha Kyung kepenyewaan sepeda disana.
Mereka menuju kesebuah penyewaan sepeda disana. Kris menyewa
sebuah sepeda dengan goncengan dibelakangnya. Kris menyuruh Ha Kyung untuk
duduk dibelakang dan dirinya duduk didepan yang mengayuh sepedanya. Ha Kyung
pun duduk di belakang sambil memegang pinggang besar Kris. Kris mengayuh sepedanya
dengan santai sesuai alunan angin yang meniup kesetiap nafas mereka berdua.
Ha
Kyung membulatkan tangannya di pinggang Kris. Dia menyandarkan kepalanya ke
punggung Kris. Ha Kyung merasakan kehangatan sambil menutup kedua matanya. Tak
kalah dengan Kris yang begitu bahagia. Ia selalu tersenyum sejak ia merasa
bahwa sang kekasihnya kembali lagi untuknya.
“Oppa, aku haus” pinta Ha
Kyung.
“Baiklah. Kita akan
istirahat” jawab Kris.
Kris menghentikan sepedanya kesebuah pohon nan rindang Cherry
Blossom tepat diseberang sebuah Danau yang jernih dan bening itu. Ha Kyung
duduk dibawah pohon menunggu Kris membelikannya sesuatu yang dapat membayar
hausnya. Dengan cepat Kris membawakan dua botol kaleng soda yang segar kepada
Ha Kyung.
“Ini!” Kris memberikan
satu kaleng soda ke Han Kyung dan duduk disampingnya.
“Gomawo” ucap gadis itu
sumringah.
“Ne, chagi-ya” jawab Kris
ramah dan nyaman didengar.
“Kau senang hari ini?”
tanya Kris sambil menatap kekasihnya yang sedang meminum minumannya.
“Hemh? ah, ne. Senang
sekali, hehehe” Han Kyung terkekeh.
Senja mulai menyelimuti daerah Ilsan. Mereka berdua masih
setia duduk dipinggir Danau itu. Mereka sama-sama sedang menatap langit yang
terpapar indah dibalik warna langit yang kuning. Kris merasa hari ini adaah hari
yang terbaik dihidupnya. Ia akan selalu menjaga kekasihnya itu. Ia tidak ingin
melepaskannya lagi. Ia ingin selalu ada disamping kekasihnya itu, walaupun
takdir memisahkan mereka.
“Oppa, hari mulai malam.
Apa kita hanya duduk disini saja?” tanya Ha Kyung membuyarkan pikiran Kris.
“Hah, ah..hahaha. Kajja
kita pulang!” ajak Kris.
Kris merasa tak rela hari ini berakhir begitu saja. Ia ingin
sebentar lagi bersama Ha Kyung. Kris membawa Ha Kyung kesebuah Halte bus. Mereka
menaiki sebuah bus tujuan pulang. Ha Kyung dengan setia duduk disamping Kris
dengan tak hentinya tersenyum, jika menatap Kris. Kris tampak sedikit murung.
“Oppa kenapa? Oppa tidak
enak badan, ya?” tanya sang gadis.
“Hah, ani. Oppa tidak
apa-apa” jawab Kris mencoba menutupi perasaan kecewanya.
“Oppa tidak lapar? aku
lapar” ujar Ha Kyung.
“Jinjja? bagaimana kalau
kita mampir ke Myeondeong dulu?” saran Kris sumringah.
“Boleh, boleh” Ha Kyung
tampak semangat setelah mendengarnya.
Tak lama mereka sampai di Myeondeong pasar terkenal di Seoul.
Sangat ramai dengan pengunjung disana. Ha Kyung langsung memegang erat tangan
Kris karena sangat ramai disana. Mereka mulai menelusuri daerah Myeondeong
untuk mencari makan malam.
“Oppa, kita beli Twigim
dulu, ya?” ajak Ha Kyung yang melihat penjual Twigim.
“Ne” jawab Kris tersenyum.
Mereka mampir ke penjual Twigim. Disana sangat ramai
sehinggah Kris tidak memperbolehkan Ha Kyung masuk ke gerumunan pembeli. Ha
Kyung hanya berdiri disamping penjualan Twigim menunggu Kris.
BYUUR
“Ah…” keluh Ha Kyung yang
mendapati bajunya tertumpah minuman seseorang.
“Ah, mianhae” ucap seorang
laki-laki itu kepada Ha Kyung.
“Ah…gwaencana” ujar Ha
Kyung mengibas kemeja putihnya.
“Ha Kyung, in…baju mu
kenapa?” Kris menatap baju kekasihnya itu.
“Jeongmal mianhae, itu gara-gara
aku” ucap laki-laki itu merasa bersalah.
“Ah, gwaencana. Kaukan
tidak sengaja” ujar Ha Kyung.
Muka Kris agak sedikit kesal menatap laki-laki yang sudah
menumpahkan minuman ke baju Ha Kyung. Mata Kris yang sudah dapat dibaca Ha
Kyung yang menyatakan kekesalan itu, segera mengajak Kris menjauh dari
laki-laki itu.
“Ini Twigimnya! Kau tunggu
disini dan jangan kemana-mana!” ucap Kris dengan nada suara agak kesal. Ha
Kyung hanya mengangguk dan duduk disebuah bangku yang tak jauh dari penjual
Twigim tadi.
“Emh…enaknya!” Ha Kyung
menyantap Twigimnya.
“Ini, ganti pakaian mu di
toilet umum disana!” tunjuk Kris kesebuah toilet dan memberikan sebuah tas yang
berisikan baju.
“Gomawo” ucap Ha Kyung
tersenyum manis. Kris hanya membalasnya dengan senyumannya. Siapapun yang
melihat senyuman Ha Kyung, tidak ada yang dapat mengelaknya menurut Kris.
Kris duduk dibangku dan menunggu gadisnya itu. Tak lama, Ha
Kyung datang dengan baju yang dibelikan Kris. Tampak lebih manis dengan kaos
lengan panjang berwarna merah muda bermotif beruang didepanya. Ha Kyung duduk disamping
Kris dan ikut menyantap Twigimnya kembali. Setelah selesai memakan Twigim
mereka, mereka mencari rumah makan yang menjual Sup Gurita. Sup Gurita adalah
makanan kesukaan Ha Kyung. Kris sengaja memilihnya.
“2 porsi Sup Guritanya,
ahjumma” ucap Kris kearah seorang pelayan yang sedang mengantar makanan ke
pemesan lainnya.
“Ne” jawab pelayan itu.
“Ini!” ujar pelayan itu
mengantarkan pesanan Kris.
“Khamsahamnida” ucap Kris.
“Ne” jawab pelayan itu.
“Selamat makan!” ucap Kris
yang diikuti Ha Kyung. Mereka makan dengan lahapnya dan tak hentinya Kris
tersenyum kepada gadisnya yang tampak menikmati makan malamnya itu.
Malam yang dingin membuat dua si joli itu semakin berpegangan
erat dengan tangan mereka. Kini mereka menuju halte bus untuk pulang. Kris yang
sebenarnya memendam rasa kecewa untuk berpisah dengan Ha Kyung, mencoba
menutupinya dengan tetap senang dihadapan gadisnya itu. Sesampai mereka di
halte bus, bus tujuan rumah Ha Kyung datang.
“Aku tahu, Oppa pasti
tidak ingin aku pulang, kan?” tanya sang gadis.
“Eh…itu…” Kris ragu untuk
menjawab.
“Gwaencana. Besok aku akan
kekantor Oppa untuk membawa makan siang kesana” ucap Ha Kyung.
“Aku pulang. Sampai ketemu
besok. Annyeong Gyeseyo” ujar Ha Kyung seraya menaiki bus yang sudah
menunggunya.
“Ne. Annyeong kaseyo”
jawab Kris sambil dengan berat melambaikan tangannya kepada kekasihnya.
Kris termenung diposisinya. Dia merasa hampa ketika tak lagi
melihat bus itu diujung jalan. Rasa sunyi menyelimuti walau ia tahu bahwa Ha
Kyung akan kembali untuknya lagi. Tapi, tetap saja rasa dilubuk hatinya tak
bisa menahan rindu sedikit pun kepada Ha Kyung. Kris pun memilih untuk pulang
juga. Walau langkahnya begitu berat untuk bergerak.
^_^_^_^
Kris pagi-pagi sudah bangun. Itu tak biasa ia lakukan. Kris
terkenal malas untuk bangun dari kasurnya itu. Seperti biasa, ia akan kedapur
untuk minum air mineralnya di kulkas. Sebelum mengambil minumannya dari kulkas,
ia meraih telepon genggamnya dari saku dan menekan kontak Ha Kyung.
“Yoboeseyo?” jawab Ha Kyung dari telepon. Kris
merasa senang karena teleponnya diangkat oleh Ha Kyung. Kris membentuk senyum
dibibirnya setelah mengetahui itu.
“Yoboeseyo. Kau sudah
bangun?” tanya Kris.
“Tentu saja. Akukan selalu bangun lebih dulu dari, Oppa”
“Oh…”
“Kenapa Oppa menelpon ku pagi-pagi begini? tidak biasanya”
tanya Ha Kyung.
“Tidak apa-apa. Aku hanya
ingin mendengar suaramu saja”
“Oppa merindukanku ya?” goda Ha Kyung.
“Ne” jawab Kris.
“Padahal kemarin baru saja kita jalan bersama. Kenapa Oppa sudah
merindukanku?” tanya Ha Kyung.
“Karena aku mencintaimu”
jawab Kris penuh dengan perasaan yang dalam.
“Hehehmh. Aku juga. Neomu, neomu, neomu saranghae Oppa”
ucap Ha Kyung dengan nada manja.
“Oh ya, nanti siang aku akan ke kantor mengantarkan makan siang
untuk Oppa” ucap Ha Kyung.
“Ne. Aku tunggu” ucap
Kris.
“Sekarang, cepat mandi dan
sarapan! oke? bye” Ha Kyung mengakhiri pembicaraan.
“Bye” jawab Kris sambil
menutup panggilannya.
Hari ini, Kris menggunakan setelan jas berwarna cokelat
dengan kemeja putih dasi merah. Ia menyisirkan rambutnya kesamping dengan
sedikit keatas. Ia tersenyum lebar melihat dirinya didepan cermin. Hatinya kini
tak perlu khawatir untuk mengingat kejadian yang cukup menyakitkan itu. Kini Ha
Kyung kembali untuknya karena Cinta yang tulus itu.
Tepat jam 11.00 Am adalah jam istirahat untuk pegawai di
kantor Kris. Kris sudah setia menunggu Ha Kyung di ruangannya. Sesekali Kris
melihat jam tangannya sambil memutar kursinya untuk menghilangkan rasa ketidak
sabarannya untuk bertemu Ha Kyung. Ia membuka laci mejanya dan menemukan poto
dirinya bersama Ha Kyung yang sedang tersenyum. Kris memusut gambar Ha Kyung
yang tengah tersenyum itu.
TOK, TOK
“Ne. Silahkan masuk!”
jawab Kris. Kris merasakan tegang dan gugup di dadanya. Ia berharap itu adalah
Ha Kyung.
“Permisi! ada yang ingin
bertemu dengan tuan” ucap sekretaris Kris.
“Siapa?” tanya Kris dengan
penuh harapan.
“Ha Kyung” jawab
sekretaris itu.
“Suruh dia masuk!”
perintah Kris.
“Ne” jawab Skretaris itu
seraya kembali.
“Annyeong” sapa Ha Kyung
yang masuk ke ruangan Kris.
“Annyeong. Duduklah!”
jawab Kris seraya menyuruh gadisnya duduk di kursi tamunya.
Terlihat Ha Kyung tengah membawa keranjang makanan yang ia
sengaja bawa untuk Kris. Ha Kyung duduk disamping Kris dan membuka satu persatu
keranjang makanannya.
“Makanlah! ini aku sendiri
yang membuatnya. Ini ada sushi, terlur gulung, rumput laut, capcay, ada…” Ha
Kyung terdiam saat jari telunjuk Kris menutup mulutnya.
“Ssst. Aku tahu. Gomawo”
ucap Kris sambil menatap pekat mata Ha Kyung yang terlihat terkejut itu. Wajah
Ha Kyung spontan memerah dan membuat Kris gemas melihat wajah gadisnya itu.
“A, it-itu…sore ini Oppa
mau menemani ku ke Swalayan. Untuk membeli bahan makanan untuk besok. Aku aka
memasakan makan siang seperti ini lagi besok” ujar Ha Kyung sedikit menjauh
dari Kris dan mengalihkan perhatian Kris yang sedari menatapnya terus.
“Hehehm. Ne” jawab Kris
terkekeh.
Ha Kyung hanya tersenyum malu-malu karena mencoba menyimpan wajahnya
yang seperti tomat matang itu. Ha Kyung terus melihat kekasihnya itu dengan
lahap memakan makanan siang yang ia buat. Kris begitu menikmati sekali. Kris
dengan wajahnya yang serius terus memasukan makan siangnya itu. Ha Kyung hanya
terkekeh melihat Kris yang begitu menikamatinya.
Sorenya, Kris menjemput Ha Kyung dirumahnya. Terlihat Ha
Kyung sudah menunggu Kris didepan pagar rumahnya. Kris membawa mobil sedannya
yang berwarna putih dengan atap yang dibuka itu. Sesampai didepan gadisnya,
Kris turun dan menyapa Ha Kyung yang sudah tersenyum melihat dirinya
menghampiri Ha Kyung. Ha Kyung terlihat manis menggunakan baju kaos dengan
jaket bergaris horizontal berwarna biru malam dan putih, selaras dengan celana
jeans yang dikenakannya.
“Annyeong” sapa Kris.
“Annyeong” balas Ha Kyung.
“Kajja!” ujar Kris sambil
membukakan pintu mobilnya untuk Ha Kyung. Ha Kyung pun memasuki mobil Kris.
Sesampai di Swalayan, Ha Kyung langsung berlari mengambil
kereta belanjaan yang dekat dengan kasir. Kris hanya tersenyum melihat tingkah
sang gadisnya itu.
“Kajja!” ajak Ha Kyung.
Kris hanya tersenyum menghampiri kekasihnya itu.
Ha Kyung sibuk mencari bahana makanan yang ia butuhkan. Kris
kebagian mendorong kereta belanjaanya. Satu persatu bahan makanan mulai masuk
kedalam keranjang. Tiba-tiba ada yang menghubungi Kris melalui Hanphone-nya.
“Yoboeseyo” sahut Kris
sambil menatap Ha Kyung yang sibuk memilih daun salad.
“Oh, ne. Nanti saya antar
kerumah bapak” ucap Kris dengan teleponnya.
“Sayurnya segar-segar. Aku
beli dua saja” ucap Ha Kyung sambil meletakkannya di keranjang dorong.
“Ne. Annyeong” ujar Kris
mengakhiri teleponnya.
“Kita beli daging sapi
lagi, yah?” pinta Ha Kyung sambil berjalan mendahului Kris.
“Ne” jawab Kris sambil
mendorong kereta belanjanya.
Ha Kyung sudah sampai di bagian rak daging. Kris masih
menyusul Ha Kyung dengan mendorong kereta belanjanya. Ketika Kris membelok
kereta belanjanya, ia terkejut melihat sosok yang ia kenal sedang duduk diatas
kardus makanan. Dengan setelan jas putih dan topinya berwarna putih. Anak kecil
itu terlihat seperti malaikat kecil.
“Annyeong, ahjussi”
panggil anak kecil yang pernah Kris belikan permen loli pop itu.
“K-kau? ke-kenapa kau ada
disini?” tanya Kris gagap karena tak percaya.
“Ahjussi, apa ahjussi
ingat dengan janjinya?” tanya anak kecil itu.
“Janji? janji apa?” Kris
bingung dengan ucapan anak kecil itu.
“Ne. Kalau ahjussi akan
menjaga, melindungi dan tak akan membiarkan yeojachingu ahjussi menangis” jawab
anak kecil itu seraya menatap Ha Kyung yang tengah tersenyum menatap Kris. Ha
Kyung sedang memilih daging yang akan ia beli.
“Oh, ne. Aku akan menepati
janji itu. Kau tidak perlu khaw…hah? dimana dia?” ujar Kris yang sedikit panik
karena anak kecil itu menghilang lagi untuk kedua kalinya. Apa dia bukan
manusia? lalu dia apa? hantu? malaikat? atau jin? pikir Kris yang sedikit
kebingungan.
“Kajja, Oppa!” ajak Ha
Kyung yang sudah selesai memilih daging.
“Ne” jawab Kris yang sadar
dari kebingungan. Kris menghampiri Ha Kyung dan mengajaknya ke tempat kasir.
Setelah membayar semua belanjaan mereka, Kris langsung
mengambil belanjaan yang sedang dibawa Ha Kyung. Ha Kyung terkejut saat Kris
tiba-tiba mengambilnya. Kris hanya tersenyum untuk membuat Ha Kyung menyadari
tindakannya. Wajah manis Ha Kyung langsung memancar merah karena aroma malu
disekujur tubuhnya. Kris membawa semua belanjaan ke bagasi belakang mobilnya.
Selama dalam perjalanan, Kris tengah melamunkan anak kecil
yang tiba-tiba muncul dan akan menghilang dengan sendirinya. Kris mengira dia
adalah malaikat yang menjelma menjadi manusia, karena dialah yang membawa
kembali Ha Kyung ke dirinya. Entah ini hanya mimpi atau pun kenyataan, ia tidak
memperdulikan itu. Yang penting sekarang Ha Kyung ada disampingnya. Rasanya
sekarang ia berada di surga bersama Ha Kyung. Itulah perasaan Kris sekarang.
Sosok gadis yang sudah membuat kehidupannya tergantung dengan keberadaannya.
Setelah sampai didepan rumah Ha Kyung, Kris langsung membukakan
pintu mobilnya untuk Ha Kyung. Kris terdiam sejenak dan menatap wajah gadisnya
yang polos dan bercahay dimata Kris.
“Gomawo” ucap Ha Kyung.
“Ne, cheonma chagi-ya” uap
Kris yang tak hentinya tersenyum melihat wajah gadisnya.
“Waeyo Oppa?” tanya Kris.
Kris hanya diam dan memegang pipi kanan Ha Kyung dengan
tangan kiri. Ha Kyung tengah bingung dengan sikap Kris yang menatapnya begitu.
Mata Kris menyatakan penuh kehangatan disana. Ia memiliki banyak harapan kepada
gadisnya. Mata Kris yang sayu itu membuat Ha Kyung kaku.
“Waeyo Oppa?” tanya Ha
Kyung.
“Bisakah kita selalu
bersama?” tanya Kris dengan tatapan kosongnya.
“Hah? hahaha, tentu saja.
Memangnya ada apa?” jawab Ha Kyung terkekeh.
“Oppa tidak bisa hidup
tanpamu. Oppa merasa sangat kesepian dan hampa, jika kau tidak ada disamping
Oppa” jawab Kris dengan tatapan mata yang serius.
“Tenang saja. Kita akan
selalu bersama. Apapun yang terjadi. Arra?” ucap Ha Kyung menenangkan hati Kris
dan mencoba tersenyum kepadanya.
Kris memegang dagu Ha Kyung dengan lembut dan mendekatkannya
ke wajahnya. Kris menutup mata dan mencoba meresapi kasih sayangnya. Ia
perlahan mencium kening Ha Kyung dengan lembut. Ha Kyung yang merasakan itu
hanya menutup matanya dan tersenyum. Itulah kasih sayang Kris untuk Ha Kyung.
“Oppa, besok kunci
apartemen Oppa, taruh di bawah pot bunga Gelombang Cinta saja. Aku akan menyiapkan makan siang
dirumah setelah Oppa pulang dari kantor” ujar Ha Kyung setelah Kris mencium
keningnya.
“Ne” jawab Kris seraya
masuk mobil.
“Annyeong kaseyo” ujar Ha
Kyung sambil masuk ke dalam halaman rumahnya. Kris melambaikan tangannya dari
mobil.
^_^_^_^
Sekarang Kris tengah berada di kantornya. Ia terlihat sibuk
untuk mempersiapkan rapatnya yang akan dikunjungi ayahnya. Ayahnya ingin
melihat produk baru yang dikeluarkan anaknya itu. Kris sedang menyusun
berkas-berkas dan mempersiapkn power pointnya.
“Permisi! rapat sudah
siap. Pak kepala sudah datang” ucap sekretaris Kris yang masuk ke dalam
ruangannya.
“Oh, ne. Aku segera
kesana” jawab Kris yang masih membereskan datanya di laptopnya.
Ketika Kris membawa latop dan berkas-berkasnya, sikutnya
menyenggol sebuah kalender mejanya. Kalender itu terjatuh dan membuat Kris
terkejut. Kris menaruh kembali barang-barang yang ia bawa dan mengambil kalendernya.
Ia melihat kalender itu ada sebuah coretan pulpen merah melingkar di tanggal 12
April 2010.
Kris
terdiam sejenak dan menatap tanggal itu. Ia mengingat tentang tanggal itu.
Mengapa tanggal itu ada lingkaran merah disana? Kris sentak langsung mengingat
kecelakaan yang menimpa Ha Kyung. Kecelakaan itu terjadi tepat tanggal 12 April
2012 sekarang. Ia merasa
gelisah tak karuan. Dikepalanya sekarang hanya ada bayang-bayang senyuman Ha
Kyung. Manalagi, Ha Kyung hari ini
hendak ke apartemennya.
Sementara
itu, dirumah Ha Kyung, Ha Kyung sedang melukis dikamar khusus untuknya melukis.
Ia sedang membuat sebuah sketsa gambar dikertas persegi panjang putih dengan pensilnya.
Kini ia sambil mendengarkan lagu melalui Headshetnya. Dengan santai ia membuat
sebuah sketsa yang kini mulai terbentuk gambar. Gambar seseorang yang selalu
memenuhi hidupnya. Gambar seseorang yang selalu membuatnya tersenyum. Ia adalah
Kris namjachingunya.
Setelah
sketsa selesai, kini ia membuka beberapa cat lukis dan mulai mewarnai sketsa
Kris itu. Ia hanya menggunakan tiga warna, cokelat, krim dan hitam. Dengan
sentuhan lembut dari kuas miliknya, kini sketsa itu menjadi gambaran sosok
laki-laki yang berkharisma. Kris yang tampan telah menjadi seseorang yang telah
menjadi belahan jiwa Ha Kyung.
“Selesai, sekarang
waktunya ke rumah Kris!” ujar Ha Kyung sambil membungkus lukisannya itu.
Ha Kyung mengganti pakaiannya dengan dress bermotif kembang-kembang
dilapisi jaket jeansnya. Ia sekarang sudah berjalan menuju halte bus sambil
memeluk erat lukisannya yang sudah dibungkus dengan rapi itu. Di bus, Ha Kyung
memasang Headshetnya. Ia senang sekali mendengarkan lagu melalui Headshetnya.
Manalagi Headshet itu hadiah dari Kris.
Sesampai di apartemen Kris, Ha Kyung mencari kunci apartemen
yang diletakan di bawah pot bunga Gelombang Cinta di teras.
“Ha, ini dia” ujar Ha
Kyung menemukan kuncinya.
Ha Kyung membuka pintu apartemen Kris. Ia langsung menuju
dapur dan langsung meletakkan tas dan Handphonenya di atas meja dapur. Ia
membuka lukisannya dan menatap kemabli lukisan wajah Kris itu.
“Bunganya layu. Hah…Oppa
ini aneh-aneh saja, bunga layu dibiarkan seperti ini” ucap Ha Kyung yang
melihat bunga Matahari didalam pot yang berada diatas meja dapur itu.
“Aku harus menggantinya.
Masih ada satu jam lagi. Pasti masih sempat!” ujar Ha Kyung yang menarik tasnya
untuk pergi membeli bunga baru. Tak disangka Handphonenya tertinggal di atas
meja dapur. Ia melupakannya.
SRUUUT
Bunga matahari yang layu setelah dipegang Ha Kyung terbakar
begitu saja tanpa sebab. Tanda-tanda yang mengerikan. Apa arti semua itu? apa
ada hubungannya dengan Ha Kyung?
^_^_^_^
“Tuan, rapat sudah siap”
ucap sekretaris Kris yang memanggilnya lagi ke dalam ruangan Kris.
“A…ah…ne” balas Kris gagap
dan mecoba menenangkan pikirannya.
Kris bergegas membawa berkas-berkasnya kembali dengan
laptopnya. Ia menuju ruang rapat yang berada di lantai bawah ruangannya. Ia
melihat orang-orang mulai masuk ruangan rapatnya. Kini ia sudah memasangkan
kabel LCD ke laptopnya. Ia melihat ayahnya sudah memasuki ruang rapat. Beliau
sedang berbincang-bincang dengan karyawan lainnya. Kini beliau tersenyum kepada
anaknya.
“Aku harus menghubungi Ha
Kyung” ucap Kris menekan kontak Ha Kyung.
TUT…TUT…TUT…
“Kajja, angkat teleponku!”
ujar Kris menunggu jawaban dari panggilannya.
“Apa dia tidak membawa
Handphonenya?” tanya Kris sendiri.
“Nomor yang anda tuju sedang sibuk”
“Akh…kenapa sibuk sih?”
Kris tampak kesal.
“Mari kita mulai!” ucap
ayah Kris seraya duduk di kursinya. Kursi beliau tepat berseberangan dengan
Kris yang sedang berdiri.
“Ah…n-ne” jawab Kris
gagap.
Sekarang, semua mata tertuju mata pada Kris menunggu rapat
dimulai. Tapi, pikiran Kris kini sedang kacau. Yang dikepalanya hanya tanggal
12 April 2010 itu. Dikepalanya selalu terbayang-bayang sang kekasih yang
menangis sambil tersendu-sendu, mata yang penuh ke kosongan, langkah yang tak
bertujuan dan nyawa menjadi taruhan.
Tangan Kris kini berkeringat dingin. Seluruh mata tampak
heran melihat Kris yang terlihat gelisah itu. Ayahnya menatap Kris tanda
bingung melihat anaknya itu. Kris tidak bisa berdiam diri seperti ini. Ia harus
melakukan sesuatu.
Tanpa pikir panjang lagi, Kris langsung berlari meninggalkan
ruang rapatnya. Semua orang hera melihatnya. Ayahnya pun langsung berdiri dari
kursinya. Kris berlari di sepanjang trotoar menuju arah apartemennya. Ia
brelari sekuat tenaga. Ia harus bisa mencegah kecelakaan itu. Karena waktu
sudah terulang untuknya.
Kris terhenti diperempatan jalan. Ia melihat seorang gadis
sedang berdiri didepan halte bus di trotoar. Gadis yang sedang menunggu untuk
menyeberangi jalan dengan Headshet yang pernah ia belikan untuk Ha Kyung. Kini
gadis itu sedang memegang sepot bunga Matahari yang mekar dan indah itu.
“Heh…” Kris tersenyum saat
melihat gadisnya baik-baik saja.
Ketika Ha Kyung melihat seorang laki-laki disebelahnya
menyeberangi jalan, Ha Kyung pun ikut menyeberangi jalan. Tapi, tindakan itu
membuat dirinya fatal.
“ANI!” teriak Kris yang
melihat itu. Kris berlari mengejar Ha Kyung yang kini dalam bahaya besar.
Ha Kyung sekarang sudah berada di tengah jalan penyeberangan.
Ia tercengang melihat sebuah mobil box mengarah kepadanya dengan kecepatan yang
tinggi. Tapi, mobil box itu dapat melewatinya dengan cepat. Lain lagi mobil
sedan yang tadi ada dibelakang mobil box sekarang mengarah cepat kearah Ha
Kyung. Pot bunga Matahari yang ia pegang terjatuh dan pecah didekat kakinya.
“Hah…” mata Ha Kyung
membulat sempurna. Tubuhnya tak dapat bergerak karena melihat mobil itu sangat
cepat datang kepadanya.
“HA KYUNG!” teriak Kris
yang datang memeluk dan langsung mendoorng dirinya bersama Ha Kyung.
^_^_^_^
Paparan rumput yang luas tak berujung. Rumput yang kuning
bergoyang dengan lembut bergelombang seperti gelombang air laut. Hanya ada satu
pohon yang hidup disana. Pohon yang berdaun lebat dan rindang terdapat kursi
panjang. Daun yang kuning tapi tak jatuh, duduklah dua orang yang kini sedang
menikmati pancaran indah rerumputan itu. Itu adalah surga untuk mereka.
Tangan mereka saling berpegangan erat, tapi mata mereka
menatap kedepan tanpa berpandnagan. Mereka tersenyum. Mereka berbicara dalam
hati.
“Gomawo” ucap sang gadis
Ha Kyung dalam hati.
“Ne, cheonma” jawab Kris
laki-laki itu dalam hati.
“Aku sekarang percaya,
Oppa mencintai ku sangat tulus. Hingga kau rela menyusul ku disini” ujar Ha
Kyung.
“Aku sudah katakan, apapun
yang terjadi, aku tidak ingin berpisah denganmu. Aka lebih baik seperti ini,
bersamamu” ucap Kris.
“Hah…hah…hah…ini…hanya
mimpi” ujar Kris yang terbangun dari mimpinya.
“Ku kira ini kenyataan”
ucap Kris yang tengah duduk dikasurnya.
Kris menatap keselilingnya. Kamarnya tak berubah setelah Ha
Kyung meninggal. Bunga-bunga tetap dibiarkanya layu di atas meja lampunya. Ia
berjalan menuju dapur karena merasa haus. Sebelum membuka pintu kulkas, ia
melihat tanggal hari ini di pintu kulkas. 12 April 2013. Hari ini adalah hari
peringatan Ha Kyung meninggalkan Kris. Poto-potonya dulu bersama Ha Kyung telah
tak ada satu pun di pintu kulkasnya.
Kris tidak jadi mengambil air minum di kulkasnya. Ia malah
berjalan keluar dari apartemennya. Ia berjalan menelusuri trotoar menuju suatu
tempat yang membuat Kris seperti tak sadar diri. Matanya pun penuh dengan
kekosongan. Ia berhenti tepat di mana Ha Kyung mengalami kehilanga nyawanya.
Kris berdiri di trotoar yang kini banyak orang yang juga ingin menyeberang.
“Tepat 3 tahun sudah kau
meninggalkan ku” ujar Kris.
“3 tahun juga aku
menjalani hidup tanpa mu, tanpa belahan jiwaku” lanjut Kris dengan mata yang
berkaca-kaca.
“Hidup ku terasa tak
berguna lagi. Hidup ini hampa tanpamu. Apa gunanya aku hidup jika belahan
jiwaku pergi? apa gunanya aku bernafas jika kau tidak bisa merasakan nafasku?”
ucap Kris yang kini berlinang air mata. Air matanya mengalir dengan deras tanpa
ia sadari.
“Aku adalah namja yang tak
bisa hidup tanpamu. Aku akan membuktikan kalau aku adalah namja yang baik dan
tulus. Aku akan buktikan itu!” ketus Kris yang sudah dibanjiri air matanya yang
suci itu.
Pikiran Kris kini telah dirasuki setan. Kini ia berjalan
perlahan ke jalan raya. Ia melakukan hal yang sama seperti Ha Kyung. Ia terus
berjalan dikeramaian mobil-mobil hilir mudik.
“Ha Kyung?” panggil Kris
melihat sosok Ha Kyung bediri dihadapannya. Ha Kyung tampak tersenyum bahagia
melihatnya.
“Ha Kyung” panggil Kris
lagi.
Ha Kyung memberikan tangan kanannya untuk menunggu Kris
meraihnya. Kris tersenyum ditengah-tengah derasnya air matanya yang mengalir.
Ia tidak tahu apa yang ia lakukan sekarang. Yang ia inginkan sekarang hanyalah
bersama Ha Kyung dengan bahagia. Ia mendekatkan diri kearah Ha Kyung yang kini
menunggnya. Dan…
CIIIIT BRUUUUK
Aku ingin, waktu
terlulang kembali ke masa aku bersama kekasihku. Aku akan menjaga, melindungi
dan tak akan membiarkannya menangis. Aku tak akan membiarkannya menungguku. Aku
akan menggenggam erat tangannya. Aku akan memeluknya erat, jika dia kedinginan.
Walaupun itu hanya mimpi
Pesan dari Hatiku paling dalam: Wu Yi Fan
THE END
Close song=> Girls’
Generation_Lost In Love
Huaaa….tamat dah….gimana nih ff’a? kerena gak? atau biasa aja?
yah itu tergantung sama feel’a readers. Semoga aja ni ff bisa bikin readers
banjir kayak tsunami #setdah thor. Dimohon komen dan like’a yah, rugi kalau
sudah baca gak like dan komen…akhir kata dari author, Khamsahamnida dan
Annyeong Gyeseyo ^^ pay pay #bow bareng tokoh pemain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar