Lee Hye Mi,
Fighting!
Author : Han Hyo
Mi
Main Cast : Lee Hye Mi
as Lhia and Baekhyun-EXO-K
Supp Cast : Krystal-f(x),
Kris, Chanyeol, D.o dan Aron Nu’est
Genre : Romantic
Soundtrack : Davichi_One
Person
Ketemu lagi bareng author alay kalian #ngarep ya thor. Hehehe,
sesuai janji menjanji…ini ff request dari temen dekat author Lhiakillmstreem
bla bla bla, nama facebooknya panjang bengat, author lupa deh ckckck XD. Nah,
tanpa bacicot-bacicot-bacon author langsung bawa ke TBC (?) kok langsung TBC
mulai aja belum, yah hahahaha XD mianhae biasa, gak pake peta jadi nyasar
deh…yuks cekidot…
%%%%%%
13 tahun
sebelumnya…
“Tentu saja.
Saya akan merawatnya” jawab seorang yeoja adik dari ayah Hye Mi.
“Ini ada surat
wasiat dan surat warisan dari appa Hyemi. Semua ini atas namakan Hye Mi. Tapi,
surat ini berhak digunakannya ketika Hye Mi berumur 17 tahun” ujar seorang
pengacara.
“Oh, ne
arraseoh” jawab ahjumma Hye Mi.
“Saya sangat
berharap kepada anda” ucap pengacara pribadi ayah Hye Mi.
“Percayalah,
saya dapat diandalkan” jawab Krystal yang adalah ahjumma Hye Mi sambil memusut
lembut pucuk kepala Hye Mi yang duduk disampingnya.
13 tahun
kemudian…
“Aku pulang!”
ucap Hye Mi masuk kedalam rumahnya.
“Kau sudah
pulang?” tanya Krystal.
“Ne” jawab Hye
Mi tersenyum.
“Gantilah
pakaianamu, kemudian makan siang. Setelah itu, ahjumma sedikit ada yang ingin
dibicarakan denganmu” ujar Krystal dengan lembut.
“Oh, ne” jawab
Hye Mi mantap.
Hye Mi pun mengganti pakaiannya dan
kemudian bergegas makan siang. Ia makan dengan lahapnya. Setelah selesai, ia
bereskan meja makan, lalu mencuci piring dan gelasnya. Krystal sudah menunggu
diruang tengah. Tak lama, Hye Mi duduk menemui ahjummanya yang cantik itu.
“Ini, tolong
tanda tangan disini!” perintah Krystal.
“Di kertas
kosong ini?” tanya Hye Mi.
“Ne”
“Oh, baiklah”
Hye Mi mengambil pulpen dan memberikan tanda tangannya ke kertas kosong itu.
“Sudah!” Hye Mi
memberikan kertas itu kepada ahjummanya.
“Sekarang kau
bisa kembali ke kamar” ujar Krystal merasa puas dengan hasil tanda tangan Hye
Mi.
“Eh..ne” jawab
Hye Mi bingung.
“Heheheh, hah…13
tahun aku menunggu, akhirnya aku mendapatkan semua ini” Krystal tertawa bahagia
melihat tanda tangan Hye Mi.
Besok paginya, Hye Mi bangun lebih awal. Ia bersiap ke makam
kedua orang tuanya untuk berdoa. Ia memakai baju hanbok hitam rapi. Ia membawa
air suci di dalam sebuah tungku kecil. Ia berjalan ke luar sambih memegang
tungku kecil itu.
“Mau kemana
pagi-pagi begini?” tanya Krystal yang duduk diruang makan sambil membaca Koran.
“Ke makam appa
dan eomma” jawab Hye Mi tersenyum.
“Jinjja?
emh…ahjumma boleh ikut?” ujar Krystal.
“Hah? ne, tentu
saja” jawab Hye Mi girang.
“Tunggu
sebentar! ahjumma mau siap-siap dulu” ujar Krystal beranjak.
Hye Mi pun duduk diruang tengah
menunggu tantenya. Ia menatap tungku yang terdapat air suci itu. Tiba-tiba air
mata Hye Mi mengalir jatuh ke atas tungku kecil itu. Ia segera menghapus air
matanya di pipinya dan ditungku keil itu. Mengingat kedua orang tuanya yang
meninggal mengenaskan karena ledakan gas di villa penginapan 13 tahun lalu.
Dimana saat itulah adalah Ulang Tahun Hye Mi.
“Sudah 13 tahun
berlalu. Sekarang aku sudah tumbuh besar. Aku kuat, sehat dan pintar. Ini
berkat ahjumma yang sudah merawat ku dengan baik” ucap Hye Mi tersenyum.
“Kajja!” ajak
Krystal yang sudah siap.
“Kenapa ahjumma
memakai baju itu?” tanya Hye Mi yang melihat tantenya menggunakan dress
berwarna kuning selutut.
“Wae?”
“Bukankah kita
mau ke makam?”
“Memangnya harus
memakai Hanbok hitam?”
“Ne. Itukan
untuk menghormati mereka”
“Kau ini! Jangan
banyak protes. Sekarang ayo kita berangkat” ketus Krystal yang berjalan duluan.
“…” Hye Mi hanya
dapat diam dan mengikuti tantenya itu.
Dalam perjalanan tak ada pembeciraan
diantara mereka. Hye Mi hanya diam menatap bangunan yang megah di kota Seoul.
Hye Mi masih memegang erat air suci itu. Krystal tampak terus menatap Hye Mi
dengan tatapan yang tak biasa.
“Kenapa kita
jalan terus? bukannya itu jalan ke makam?” tanya Hye Mi yang menunjuk ke arah
perempatan.
“…” Krystal
hanya diam.
“…” Hye Mi
terdiam bingung dengan sikap ahjummanya itu.
Hingga akhirnya mereka sampai
disebuah Hotel yang besar. Hye Mi tampak kebingungan ketika melihat mereka
singgah di sebuah Hotel. Krystal berjalan masuk ke dalama Hotel itu disusul
oleh Hye Mi dibelakang.
“Kenapa kita ke
Hotel ini?” tanya Hye Mi sambil menelusuri sudut ruangan Hotel.
“Ikuti saja aku.
Kau cukup diam dan ikuti aku” jawab Krystal dengan nada dingin.
Mereka memasuki sebuah lift dan
menuju lantai 27. Sesampai disana, mereka menuju kamar nomor 105. Hye Mi merasa
tidak enak di hatinya. Ia merasa gelisah dan gugup. Manalagi Krystal tidak mau
menjawab pertanyaan.
Ting Tong, Ting
Tong
“Permisi!” ujar
Krystal sambil menekan tombol bel didepan pintu kamar.
“Ne, sebentar!”
jawab seseorang dari dalam. Sentak Hye Mi terkejut mendengar suara seorang
namja itu. Ia merasa takut dan semakin gugup.
“Kamar siapa
ini, ahjumma?” tanya Krystal.
Kreeek (suara
pintu)
“Annyeonghaseyo”
sapa Krystal.
“Annyeong” jawab
namja tampan dan masih muda itu.
“Mianhae,
mengganggu mu” ucap Krystal.
“Ne, gwaencana”
jawab namja itu.
“Ini yeoja yang
kau inginkan itu. Kuharap kau segera membayarnya” ujar Krystal.
“Yeoja? bayar?
apa maksud ahjumma?” pikir Hye Mi.
Namja itu melihat Hye Mi dari ujung
kaki sampai ujung kepala. Hye Mi tampak gemetaran dan tak berani menatap namja
itu. Manalagi mata namja itu terlihat liar menurut Hye Mi.
“Baiklah.
Jakanman!” ujar namja itu setelah puas melihat Hye Mi.
“Ini!” namja itu
memberikan sebuah tas yang lumayan berat.
“Thank’s” jawab
Krystal.
“Mulai sekarang
kau tinggal dengannya. Dia namja yang baik” ujar Krystal.
“Hah? MWO?!” Hye
Mi terkejut.
“Kajja!” namja
itu mempersilahkan Hye Mi masuk.
“ANIYO. Apa yang
ahjumma lakukan? apa kau menjualku?” tanya Hye Mi sambil berjalan mundur.
“Ani. Aku hanya
menukarmu dengan uang” jawab Krystal tanpa rasa bersalah sedikit pun.
“M-mwo?
hah…pasti ini lelucon kan? ahjumma tidak seriuskan?” tanya Hye Mi mulai tak
dapat menahan air matanya. Matanya merah dan berair. Ia ingin menahan air
matanya, tapi hatinya panas.
“Aku sudah cukup
lelah merawat mu dari kecil. Anggap saja ini pembayaran mu atas aku sudah
merawatmu dari kecil” jawabnya.
“Aku tidak
percaya ini. Kau benar-benar tega menjual keponakan mu sendiri” ujar Hye Mi.
“Hah…kau tidak
akan pernah mengerti betapa beratnya aku merawatmu. Sekarang kau sudah menjadi
miliknya” ujar Krystal.
“Terserah mau
kau apakan anak ini” ujar Krystal kepada namja itu.
“ANI” Hye Mi
berteriak.
Sontak namja itu menarik Hye Mi kedalam kamarnya. Krystal
tersenyum licik saat melihatnya. Hye Mi menatap penuh dendam kepada tantenya
itu.
“Lepaskan aku!”
Hye Mi memberontak ketika namja itu masih memegangnya dengan erat. Namja itu
melepasnya tapi, ia mengunci kamarnya.
“Hah…hah…jangan
mendekat!” ketus Hye Mi yang melihat namja itu mendekat. Ia semakin menangis.
“Aku tidak akan
menyakiti mu” ujar namja itu.
“Aku tidak
percaya. Apalagi namja buaya darat sepertimu” ujar Hye Mi yang berjalan mundur
sambil mengusap air matanya.
DUUK
“Hah…” Hye Mi
terjatuh karena tersandung tempat tidur.
“JANGAN
MENDEKAT!” Hye Mi berteriak sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak
tangannya.
SREEK…
“Hah?” Hye Mi
terkejut saat namja itu menutup tubuhnya dengan selimut. Ia perlahan menatap
namja itu dengan ketakutan. Tapi, dibalas namja itu dengan senyum. Hye Mi
menundukkan wajahnya kembali.
“Siapa namamu?”
tanya namja itu sambil duduk didepan Hye Mi berjongkok.
“…” Hye Mi tidak
menjawabnya.
“Baiklah. Jeneun
Baekhyun imnida. Aku tahu kau merasa takut. Tapi, aku menukarmu dengan uang
bukan karena apa-apa. Karena aku akan membantumu” ujar namja itu.
“Heh, namja
sekarang itu sama saja. Hanya ada nafsu birahi di otak mereka” sahut Hye Mi
menatap namja itu dengan kebencian.
“Terserah. Jika,
kau tidak percaya” jawab Baekhyun berdiri dan meninggalka Hye Mi yang terduduk
dipinggir tempat tidur.
“Eomma, appa, eotteohke? sekarang aku telah dijual oleh ahjumma
ku sendiri. Pasti ini semua karena harta kita. Kalau ku tahu ahjumma menginginkan
itu, aku akan menyerahkan semua hartaku. Aku tidak butuh harta ku. Hah…hiks…” Hye Mi menekuk lututnya dan menangis sejadi-jadinya.
“Aku tidak akan memaafkanmu, Krystal” ujar Hye Mi dalam hati dengan penuh kebencian.
Karena terlalu banyak menangis, Hye
Mi merasa mengantuk dan tertidur. Tak lama, Baekhyun kembali ke kamarnya
setelah keluar sebentar. Ia melihat Hye Mi tertidur dengan masih memeluk tungku
kecilnya. Baekhyun letakkan tungku itu ke atas meja. Ia gendong Hye Mi ketempat
tidur dan ia selimuti.
“Hah, kenapa
yeoja seperti mu bisa memiliki nasib seperti ini?” ujar Bakehyun yang menatap
Hye Mi.
“Tenang saja.
Aku akan menyelamatkanmu. Aku akan melakukan semuanya sebisa ku” ujarnya
Baekhyun penuh ke yakinan.
Hari sudah menjelang sore, kelopak mata
Hye Mi mulai terbuka. Ia merasakan sesuatu yang empuk ditubuhnya dan sesuatu
yang menutupi tubuhnya. Ia buka matanya dan ia melihat ia sedang tidur di
tempat tidur. Ia juga melihat Baekhyun juga tertidur di sofanya.
Drrrt, Drrrt
“Emh…” Baekhyun terbangun
dan sontak Hye Mi menutup matanya kembali.
“Yoboeseyo?”
Baekhyun mengangkat teleponnya.
“Ne. Ah…ne, ne”
“Jinjja? aku
segera turun” ujar Baekhyun sambil meraih jaketnya dan bergegas keluar kamar.
“Dia kemana?”
ujar Hye Mi yang bangun dari tempat tidurnya.
Kreeek (suara
pintu)
“Pintunya tidak
dikunci” ujar Hye Mi yang membuka pintu kamar.
“Ini kesempatan
ku untuk kabur” ujar Hye Mi yang berlari ke sebuah lemari. Ia buka dan ia ambil
1 celana dan 1 baju kaos milik Baekhyun.
“Ah..aku pergi
dengan apa? aku tidak bawa uang” ujar Hye Mi setelah selesai mengganti bajunya.
Ia berpikir sejenak. Ia melihat sebuah dompet di atas sofa. Ia ambil dan ia
melihat ada uang yang cukup banyak dan kartu ATM didalamnya. Hye Mi pun
tersenyum lebar melihatnya.
Kreeek (suara
pintu)
“Itu dia…” ujar
Baekhyun yang terdiam.
“Dimana?” tanya
temannya.
“Ta-tadi, disini,
Chanyeol” ujar Baekhyun.
“Jangan bilang
kalau dia kabur” ujar salah satu temannya lagi yang bernama D.o.
“Ani. Tadi, dia
masih disini”
“Pintu saja
tidak kau kunci” ujar Chanyeol.
“Ah, sial! pasti
dia masih belum jauh dari sini” ujar Baekhyun.
“Kajja, kita
cari dia” ujar D.o.
“Jakanman!” Baekhyun
mencari dompetnya.
“Hah? dimana
dompetku?” Baekhyun mencari-cari disofa.
“Mungkin…dibawa
pergi yeoja itu” ketus Chanyeol.
“Akh…” Baekhyun
jengkel.
“Ppali!” ajak
D.o untuk segera mencari.
“Hah…sial! Hotel
ini tinggi sekali” ujar Hye Mi yang akhirnya sampai diluar Hotel. Ia bergegas
berlari dari Hotel itu.
Hye Mi kesebuah Mall terdekat untuk
membeli beberapa pakaian. Ia pergi ke Toko Pakaian. Ia ambil beberapa baju dan beberapa
celana. Kemudian, ia membeli 1 buah kaca mata dan 1 buah topi dari bahan wol.
Kemudian, ia langsung mengganti pakaianya dengan salah satu baju yang ia beli. Setelah
selesai mengganti pakaian, ia pergi ke salon.
“Tolong potong
rambut saya segi pendek!” ujar Hye Mi.
“Hah? segi
pendek? sayang sekali. Rambut anda sudah panjang sekali” ujar kakak salon itu.
“Eh…” Hye Mi
terdiam sambil memegang rambutnya yang panjang sepinggang itu.
“Potong saja”
ucap Hye Mi dengan mantap.
Dalama 15 menit, rambut Hye Mi sudah
selesai di potong. Sungguh berbeda dari waktu ia berambut panjang. Memang
itulah yang ia harapkan. Kemudian, ia bergegas pergi dari Mall itu sebelum
Baekhyun menemukanya.
“Hah…dimana
dia?” ujar D.o.
“Entahlah, aku
sudah lelah mencarinya” jawab Baekhyun yang duduk di sebuah bangku taman.
“Kenapa juga kau
terlalu ceroboh?” ketus Chanyeol.
“Ne, ne, mianhae”
ujar Bakehyun.
“Kalau atasan
sampai tahu soal ini, bagaimana nasib kita?” ujar D.o.
“Tugas begini
dikasih ke kita” keluh kesah D.o.
“Kalau bukan
permintaan appa yeoja itu, mungkin kita tidak seperti ini” ujar Baekhyun.
“Ya sudah, lebih
baik kita kembali ke kantor. Kita bilang saja yeoja itu kabur” jelas D.o.
Mereka pun memilih kembali ke kantor.
Mereka melaporkan bahwa Hye Mi telah kabur dengan sendirinya. Apa daya,
atasannya pun marah kepada mereka.
“Mwo? kenapa
bisa? Hah, sudah ku duga pasti misi ini akan gagal” ujar atasan mereka yang
bernama Kris.
“Mianhae,
jeaongmal miahae” ucap Baekhyun.
“Ck…sekarang,
tugas kalian adalah cari yeoja itu sampai dapat jika pangkat kepolisian kalian
ingin dinaikkan” ujar Kris agak jengkel.
“Mwo? eh…kami
harus mencarinya dimana?” tanya Baekhyun.
“Itu masalah
kalian” jawab Kris.
%%% 6 Bulan
kemudian %%%
“Ah…sudah
semua!” teriak Hye Mi sambil mengangkat keranjang ikan.
“Jinjja?
wah…daebak! padahal kau seorang yeoja, tapi tenaga namja” ujar seorang ahjumma.
“Hahaha, ahjumma
bisa aja” Hye Mi malu-malu.
“Ini gajih mu”
ujar ahjumma itu.
“Wah, banyak
sekali!”
“Sebanding
dengan pekerjaanmu”
“Hahaha,
Khamsahamnida. Ya sudah, saya pulang dulu” ujar Hye Mi berpamitan.
“Ne” jawab
ahjumma itu.
Hye Mi pun melepaskan celemek,
sarung tangan dan sepatu bot yang ia pakai. Ia ambil sepeda mininya dan melaju
ke rumahnya. Rumah barunya di Jeju.
“Annyeong,
Halmoni, Haraboji!” Hye Mi berteriak dan membuat seisi rumah makan tercengang
olehnya.
“Hahah,
mi-mianhae” ucap Hye Mi sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Sudah datang?
kajja, bantu haraboji mengantar pesanan” ujar kakek angkat Hye Mi yang
memberikan senampan makanan.
“Ah, ne” ujar
Hye Mi yang langsung mengantar ke meja yang memesan makanan itu.
“Ini! Silahkan
dinikmati” ujar Hye Mi ramah.
“Ne,
khamsahamnida” ujar pelanggan itu.
“Permisi!” ujar
salah seorang pelanggan memanggil Hye Mi.
“Ah, ne” ujar
Hye Mi yang langsung menemui pelanggan tersebut.
“Ini menu
pilihannya!” Hye Mi memberikan buku menu pada seorang namja. Namja itu
berpakain rapi dengan stelan jass biru malamnya.
“Eh…saya pil…”
kata-kata namja itu terpotong saat melihat wajah manis Hye Mi.
“Mwo?” tanya Hye
Mi yang siap mencatat pesanan namja itu.
“Ah, i-ini!”
ujar namja itu gagap sambil memilih makanan di buku menu.
“Ne. Makanan
segera datang” ujar Hye Mi dengan semangat penuh.
Hye Mi duduk di dekat ruang dapur
menunggu pesanan namja itu. Ia mengayunkan kakinya dan menutup mulutnya yang
menguap. Kelihatannya yeoja itu mengantuk.
“Kau yakin tidak
ingin berkuliah?” tanya kakek angkatnya yang sedang sibuk menghitung
pembayaran.
“Hah? ah, ne”
jawab Hye Mi yang terkejut.
“Wae?”
“Karena ku rasa
aku sudah cukup sampai SMA saja. Ku rasa ilmu sekretaris ku sudah lumayan”
jawab Hye Mi sambil mengambil nampan pesanan namja itu.
“Sekretaris?”
ujar namja yang memesan makanan tadi. Ia mendengar pembicaraan mereka.
“Tapi, akan lebih
baik kau kuliah untuk menambah ilmu. Nanti Haraboji dan Halmoni yang
membiayimu” ujar Nenek angkatnya.
“Hahaha. Ani”
jawab Hye Mi mengantar pesanan namja itu ke mejanya.
“Ini
pesanannya!” ujar Hye Mi meletakkan makanannya.
“Eh, kau lulusan
SMA jurusan Sekretaris?” tanya namja itu.
“Ne. Wae?” tanya
Hye Mi.
“Kau tahukan
Kantor Jinhu Jeju?”
“Ne”
“Itu Kantor ku.
Aku membutuhkan seorang sekretaris. Sekretaris ku yang dulu sudah berhenti
karena dia sudah menikah. Kau mau jadi sekretaris ku?”
“Hah? Jin-jinjjayo?
tapi, aku hanya lulusan SMA” ujar Hye Mi.
“Gwaencana.
Asalkan kau sudah memiliki ilmu sekretaris, murut ku itu sudah cukup” ujar
namja itu.
“Ini kartu
namaku! jika kau berniat hubungi nomor itu atau kau datang saja ke kantor ku
besok” ujar namja itu.
“Besok?” tanya
Hye Mi sambil mengambil kartu nama namja itu.
“Ne. Aku
membutuhkan sekretaris secepatnya” jawab namja itu.
“Ah, ne. Aku akan pikirkan itu. Ah…silahkan dimakan!”
ujar Hye Mi meninggalkan namja itu.
“Aron Kwak. Direktur? wah…masih muda jadi direktur? hebat
sekali! pasti orang kaya” pikir Hye Mi membaca kartu
nama itu.
“Siapa dia? kau
mengenalnya?” tanya kakek Hye Mi.
“Ani. Dia itu
direktur Jinhu Jeju yang terkenal itu” jawab Hye Mi.
“Hah? Jinjja?
apa yang dikatakannya?” tanya nenek Hye Mi.
“Dia mencari
seorang sekretaris untuknya dan dia menawarkannya kepadaku” jawab Hye Mi
girang.
“Wah…baguslah
kalau begitu. Kau terima saja” ujar kakeknya.
“Eh…entahlah.
Aku pikir dulu” ujar Hye Mi.
Malamnya, Hye Mi tampak bingung. Ia
terus menatap kartu nama Aron sambil merebahkan tubuhnya di kasur.
“Kau belum
tidur?” tanya neneknya masuk ke dalam kamar Hye Mi.
“Ah, halmoni.
Halmoni belum tidur juga?”
“Ani. Karena
halmoni lihat lampu dikamar mu belum dimatikan” ujar neneknya duduk di samping
cucunya itu.
“Eh, itu…aku
sedang memikirkan pekerjaan ini” ujar Hye Mi memperlihatkan kartu nama Aron.
“Oh, ikuti saja
kata hati mu” saran neneknya.
“Ne” jawab Hye
Mi.
“Sekarang, tidurlah.
Arra?” ujar neneknya mulai berdiri meninggalkan cucunya itu.
“Emh” jawab Hye
Mi sambil menarik selimutnya.
%%%%%%%
Paginya, Hye Mi sudah mandi dan
berpakaian rapi. Rapi seperti tidak biasanya. Ia memakai celana jeans, baju
kaos dan jaket jass. Lalu, ia memakai bando putih dengan pita manis. Sebelum
pergi, ia menyemprotkan sedikit parfum pembelian kakeknya.
“Halmoni,
Haraboji, aku berangkat!” Hye Mi berteriak sambil mengambil sepedanya di
samping rumah.
“Ne. Hati-hati,
ya?” ujar neneknya.
“Ne” balas Hye
Mi dengan mengayuh sepedanya.
Dengan santai, Hye Mi mengayuh
sepedanya dengan menghirup angin laut di pinggir pantai Jeju. Ia terus mengayuh
hingga sedikit semburan gelombang air laut mengenai wajahnya.
“Ya! Hye Mi”
seseoarang berteriak.
“Akh…hahaha,
Annyeong” Hye Mi merem sepedanya dan berhenti tak jauh dari ahjumma-ahjumma
yang sedang memindahkan kotak ikan.
“Cantik sekali
kau hari ini, Hye Mi. Kau ingin berkencan?” tanya salah satu ahjumma dengan
nada menggoda.
“Hahaha, ani.
Aku ada urusan pekerjaan” jawab Hye Mi yang tak berhenti tersenyum.
“Oh, semoga
sukses, ya?” ujar ahjumma itu.
“Ne” jawab Hye
Mi yang melajukan sepedanya kembali.
Tak lama Hye Mi sampai disebuah
kantor yang besar dan terkenal di Korea. Yaitu, Jinhu Jeju. Ia parkir sepedanya
berjajar dengan parkir mobil. Ia berjalan memasuki gedung kantor yang megah
itu. Pintu kantor yang akan terbuka otomatis membuat mulut yeoja itu membentuk
“O”.
“Permisi!
bisakah saya bertemu dengan Tuan Aron?” tanya Hye Mi pada seorang resepsionis.
“Apakah anda
sudah membuat janji?” tanyanya.
“Hah? ah…tapi,
dia menyuruh ku untuk datang kemari” jawab Hye Mi.
“Oh, baiklah.
Saya akan hubungi Tuan Aron dulu”
“Ne” jawab Hye
Mi. Hye Mi pun menunggu resepsionis itu untuk menghubungi Aron.
“Silahkan temui
beliau dilantai 5” ujarnya.
“Oh, ne. Khamsahamnida”
ucap Hye Mi menundukkan kepalanya.
Hye Mi menggunakan lift untuk naik
ke lantai 5. Ia menunggu lift itu turun. Cukup lama hingga Hye Mi menekuk
bibirnya. Ia menggoyang-goyangkan kakinya.
“Liftnya lama,
yah?” tanya seseorang.
“Ne” jawab Hye
Mi tanpa sadar.
“Hoh?” Hye Mi
melihat ke sampingnya.
“Tuan Aron.
Mi-mianhae” ucap Hye Mi gagap sambil menundukkan wajahnya.
“Gwaencana. Kau
tidak perlu memanggil ku Tuan. Panggil saja Aron. Itu terdengar lebih nyaman di
telingaku” jawab namja tampan itu dengan bijaksana.
“Ah, ne”
KLING (suara
Lift)
“Kajja!” Aron
mempersilahkan masuk.
“Ne” jawab Hye
Mi.
Sesampai di lantai 5, Aron langsung
membawa Hye Mi ke ruangannya. Mereka langsung membicarakan soal pekerjaan Hye
Mi di ruangan Aron.
“Arraseoh?” ujar
Aron setelah selesai menjelaskan pekerjaan Hye Mi.
“Ne. Jadi, kapan
aku mulai bekerja?”
“Besok. Pakailah
pakaian kantor yang layak dan rapi” sarannya.
“O.k” jawab Hye
Mi dengan tersenyum lebar.
Deg~
Aron merasa gugup ketika melihat
senyuman Hye Mi. Senyuman yang membuat hati Aron merasa nyaman ketika
melihatnya. Aron pun membalasnya dengan senyuman.
Setelah selesai urusan Hye Mi dengan
Aron, Hye Mi pun bergegas pulang untuk membantu Haraboji dan Halmoni-nya di
Rumah Makan. Ia meletakkan sepedannya dan berlari menuju rumah makan.
“Eotteohke?”
tanya kakeknya setelah Hye Mi memakai celemeknya di dapur.
“Emh. Mulai
besok, aku akan bekerja disana” jawab Hye Mi.
“Baguslah kalau
begitu” jawab kakeknya sambil memusut lembut pundak cucunya itu.
%%%%%%%
Tepat jam 7 pagi, Hye Mi sudah absen
di kantor barunya. Ia langsung menuju ruangannya. Ia mulai melakukan pekerjaan
sebagai seorang sekretaris. Ia tak hentinya terus tersenyum sambil menata
ruangannya. Ia keluarkan sebuah poto dari kotak kardus miliknya. Poto dirinya
bersama Ayah dan Ibunya. Ia duduk sejenak sambil menatap poto itu.
“Sekarang aku
bekerja. Bekerja sesuai keinginan kalian. Menjadi seorang sekretaris
professional” ucap Hye Mi sambil tersenyum menahan tangis.
“Sudah datang?”
tanya Aron yang baru datang.
“Ah, tu..eh
Aron, kau sudah datang?”
“Hehehm. Kau
rajin sekali” pujinya.
“Hahaha, tidak
juga” ujar Hye Mi sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Bekerjalah
dengan baik” ujarnya tersenyum pada Hye Mi. Aron pun masuk ke ruangannya.
KRIIING, KRIIING
(suara telepon)
“Annyeonghaseyo.
Disini kantor Jinhu Jeju. Ada yang bisa saya bantu?” jawab Hye Mi mengangkat
teleponnya.
“Annyeong.
Bisakah saya berbicara dengan Tuan Aron?” ujar
suara yeoja dari telepon itu.
“Ini dengan
siapa?” tanya Hye Mi.
“Ini Krystal
klien-nya” jawab yeoja itu.
“A…ah…” Hye Mi
gagap dan tak dapat berbicara setelah mengetahui siapa yang menelpon.
Perasaannya campur aduk tak karuan.
“Yeboeseyo?
Yoboeseyo?”
“Ah, mi-mianhae.
Saya akan tanyakan dahulu dengan Tuan Aron. Dimohon tunggu sebentar!” ujar Hye
Mi gagap.
“Ne” jawabnya. Hye Mi pun mengambil telepon satunya untuk menanyakan
kepada Aron.
“Ada telepon
untuk anda, dari Krystal klien anda” ujar Hye Mi setelah telepon tersambung ke
ruangan Aron.
“Oh, jinjja?
sambungkan saja” ujar Aron.
“Ne” jawab Hye
Mi. Kemudian, ia langsung menyambungkan telepon tantenya itu ke Aron.
Hye Mi terduduk lemas saat mendengar
suara tantenya itu. Perasaan marah, benci dan takut menyelimutinya. Badannya
tiba-tiba panas dingin. Ada rasa trauma di dirinya. Padahal, ia sudah mulai
melupakan kejadian 6 bulan yang lalu.
KRIIING, KRIIING
(suara telepon)
“Annyeonghaseyo”
jawab Hye Mi.
“Keruangan ku,
sekarang!” ujar Aron.
“Ne” jawab Hye
Mi. Hye Min pun segera ke ruangan atasannya itu.
“Ada apa?” tanya
Hye Mi setelah duduk di kursi di depan meja Aron.
“Klien ku
Krystal akan ke sini besok. Aku mengajaknya untuk bekerja sama penjualan saham
kantor kita di Seoul. Jadi, aku meminta bantuanmu” ujarnya.
“Ak-aku?”
“Ne”
“Ah, n-ne” jawab
Hye Mi gagap. Ia menahan rasa gugupnya sambil mengepal kedua tangannya di atas
pahanya.
“Wae? kau
kelihatan gugup” ujar Aron yang
menyadari keadaan Hye Mi.
“Hah, ani aniyo.
Mungkin karena ini hari pertamaku bekerja. Jadi, aku agak sedikit canggung”
jawab Hye Mi sambil terpaksa tersenyum.
“Oh…santai saja.
Kau tidak perlu kaku seperti itu” ucap Aron tersenyum kepada Hye Mi.
“Ne” jawab Hye
Mi mantap dengan senyumannya.
Besoknya, Hye Mi dan Aron sudah
menunggu diruangan Aron. Menunggu Krystal datang untuk melakukan kerja samanya
dengan Aron. 5 menit kemudian, terdengar ketokan pintu.
TOK, TOK, TOK
“Masuk!” jawab
Aron.
“Ne.
Annyeonghaseyo” sapa Krystal sambil membuka pintu ruangan Aron.
“Ne. Annyeong”
balas Aron.
“Silahkan
duduk!” ujar Aron.
Hye Mi tampak gugup. Ia terus
mengepal tangannya di atas paha. Mencoba menahan rasa yang tak karuan di
hatinya saat melihat Tantenya yang sangat kejam itu. Sekarang mereka sedang
duduk berhadapan. Hye Mi berharap tantenya itu tidak mengenalinya.
“Permisi! saya
akan membuatkan minuman sebentar” ujar Hye Mi.
“Ne” jawab
mereka berdua bersamaan.
Hye Mi pun keluar untuk ke dapur. Ia
berjalan sambil melamun. Tatapannya begitu kosong dan tak berekspresi. Semua
orang yang melihatnya begitu bingung. Setelah membuatkan 3 gelas teh, ia
kembali ke ruangan Aron.
“Ini! silahkan
diminum” ujar Hye Mi meletakkan segelas-segelas teh.
“Ne” jawab mereka
berdua bersamaan.
“Berarti mulai
besok aku boleh menjual saham ini?” tanya Krystal.
“Tentu. Tapi,
dengan harga yang sesuai dengan kententuan. Kita akan bagi hasilnya 50%-50%”
jawab Aron sambil meminum tehnya.
“Sepertinya, dia
tidak mengenalku. Syukurlah kalau begitu. Berarti perubahan ku berhasil” pikir Hye Mi.
“Ne. Kalau
begitu berkas ini akan ku bawa ke Seoul” ujar Krystal yang ingin pamit.
Hye Mi masih terduduk kaku di
kursinya. Aron mengantar Krystal ke depan pintu ruangannya. Ia menatap heran
kearah Hye Mi yang gemetaran itu. Aron pun mencoba mendekatinya dan duduk
disampingnya.
“Wae?” tanya
Aron.
“Di-dia…” ujar
Hye Mi gagap.
“Kenapa? ada apa
dengan Krystal?” tanya Aron bingung.
“Dia ahjumma ku”
“Ahjumma mu?”
“Ne. Dia yang
membuatku seperti ini”
“Membuat apa?”
“Hidupku
sengsara. Dia bagaikan iblis. Dia…” Hye Mi menceritakan semua tentang kejahatan
Krystal kepadanya.
“Jinjja? omo…”
Aron terkejut mendengar cerita Hye Mi.
“Makanya,
perasaan ku bercampur aduk saat melihatnya. Ada rasa benci, marah dan takut
terhadapnya” jelas Hye Mi.
“Sabar. Kau
harus kuat. Mendengar ceritamu, aku takut kalau saja dia menaikkan harga jual
saham ku. Jadi, dia akan mendapatkan untung yang besar” ujar Aron.
“Aku akan
meminta bantuan teman ku saja” ujar Aron menelpon seseorang dengan Hp-nya.
“Teman ku besok
akan datang kemari. Jadi, kau yang akan membantunya menyelidiki Ahjumma mu.
Karena aku tidak bisa meninggalkan kantor ku. Ku rasa dengan ini juga, kau bisa
menyelidiki Ahjumma mu” ujarnya sambil memegang punggung tangan Hye Mi.
“Ah, n-ne” jawab
Hye Mi gagap. Ia merasa hangat ketika sentuhan tangan Aron menyentuh kulit
tanganya. Itu membuat hati Hye Mi merasa lebih baik.
%%%%%%%
TOK, TOK, TOK
“Masuk!” ujar
Aron.
“Annyeong
haseyo” sapa seorang namja yang adalah teman Aron.
“Apa kabar,
Baekhyun?” ujar Aron memeluk teman lamanya itu.
“Baik. Kau
sendiri?”
“Ya, beginilah”
“Hahaha, kau
sekarang menjadi direktur” ujar Bakehyun duduk di kursi tamu.
“Permisi! ini minumannya”
ujar Hye Mi masuk ke ruangan Aron membawakan teh.
“Hah? kau?”
Baekhyun terkejut melihat Hye Mi. Baekhyun mengenali Hye Mi yang padahal sudah
merubah dirinya itu.
“Kau? kenapa kau
bisa disini?” Hye Mi panik.
“Ak-aku…”
Baekhyun gagap.
“Kalian saling
mengenal?” tanya Aron.
“Ani” jawab Hye
Mi.
“Ne” jawab
Baekhyun. Hye Mi mengerut dahinya.
“Baguslah kalau
kalian saling mengenal. Jadi, urusan bisa cepat selesai. Baekhyun ini adalah
seorang polisi bagian penyelidikan” ujar Aron sambil meminum tehnya.
“Ah…” Hye Mi
tercengang dengan ucapan Aron.
“Dia yang
membeli ku!” ujar Hye Mi membentak.
“Hah?” Aron
bingung.
“Ani. Kau tidak
megerti. Aku membeli mu kar…” kata-kata Baekhyun terpotong.
“Karena kau
menginginkan tubuh ku? ya kan?” tanya Hye Mi semakin membentak.
“Ani. Dengarkan
dulu. Aku melakukan ini untuk menyelidiki ahjumma mu. Ini pesan dari appa mu kepada
atasan ku” jelas Baekhyun.
“Appa? Appa yang
memintanya?” Hye Mi tertegun mendengar penjelasan Baekhyun.
“Kau tahu?
selama 6 bulan ini aku dan teman-teman ku mencarimu. Ini untuk melakukan
penyelidikan. Selain itu, kami juga sudah mencatat dua kesalahan Ahjumma mu,
karena telah menjualmu dan mengambil hak warisan dengan paksa” ujar Baekhyun.
“Ne, arraseoh”
jawab Hye Mi sendu.
“Berarti, kau
juga bisa langsung menyelidiki ahjumma mu” ujar Aron.
“Ini tiket
pesawat ke Seoul. Pesawat berangkat jam 12 lewat 30 menit” Aron memberikan 2
tiket pesawat.
“Emh” jawab Hye
Mi dan Baekhyun bersamaan.
Baekhyun dan Hye Mi sudah memasuki
pesawat mereka. Mereka duduk bersebelahan. Ada perasaan senang karena Hye Mi
kembali ke kota ke lahirannya. Ia berpikir untuk menyempatkan diri untuk pergi
ke makam Appa dan Eommanya.
“Apa yang sedang
kau pikirkan?” tanya Baekhyun.
“Hah, ani” jawab
Hye Mi.
“Mianhae, jika
aku membuat mu takut waktu itu” ujar Baekhyun.
“Ah, gwaencana.
Aku yang seharusnya mengatakan itu. Karena aku waktu itu terlalu panik dan aku
menuduh mu yang tidak-tidak” ujar Hye Mi tersenyum kecil. Baekhyun hanya
membalasnya dengan senyuman.
“Oh ya, mianhae
soal dompet mu. Aku mengambilnya” ujar Hye Mi mengaku.
“Ah itu, aku
sudah melupakannya. Walaupun awalnya aku agak sedikit jengkel” jawab Baekhyun.
Karena Hye Mi merasa lelah, Hye Mi
tertidur hingga kepalanya tertunduk. Baekhyun yang melihat itu merasa kasihan.
Ia mencoba meletakkan kepala Hye Mi perlahan ke pundaknya untuk
menyandarkannya. Baekhyun merasa nyaman ketika menyetuh kepala Hye Mi saat itu.
Baekhyun hanya tersenyum kecil melihat wajah polos Hye Mi yang sedang tertidur
itu.
%%% SEOUL %%%
“Hye Mi, Hye
Mi!” panggil Baekhyun sambil menepuk pelan pundak Hye Mi.
“Ah…uh…HAH!
Mi-mianhae” ujar Hye Mi terkejut melihat ia tertidur di pundak Baekhyun.
“Gwaencana. Kau
pasti sangat lelah” ujar Baekhyun mengambilkan ransel Hye Mi di rak atas.
“Gomawo”
“Ne, cheonma.
Kajja!” ajak Baekhyun untuk turun.
Sesampai di bandaran Incheon, mereka
langsung memanggil taksi untuk mengantar mereka ke Hotel. Tapi, sebelum ke
Hotel, Hye Mi meminta Baekhyun untuk mengantarnya ke makam orang tuanya
sebentar. Sesampai disana Baekhyun hanya menunggu di depan mobil taksi. Dari
kejauhan ia dapat melihat Hye Mi yang menangis sambil meletakkan serangkaian
bunga di atas makam kedua orang tuanya yang bersebelahan. Tak lama, Hye Mi
datang menghampiri Baekhyun.
“Gomawo, sudah
mau mengantar ku ke sini dulu” ujar Hye Mi mencoba menutupi wajahnya dengan
senyuman yang baru saja basah karena air mata.
“Ne, cheonma.
Kajja!” Baekhyun membukakan pintu mobil taksi untuk Hye Mi.
Untuk hari ini, mereka beristirahat
dulu sebelum melakukan penyelidikan terhadap tantenya Hye Mi. Baekhyun
memesankan 2 kamar untuk mereka berdua. Kamar mereka bersebelahan. Hye Mi
langsung memandikan dirinya setelah sampai di kamar. Setelah selesai ia duduk
di balkon.
Drrrt, Drrrt
“Yoboeseyo?” Hye
Mi mengangkat sebuah panggilan.
“Yoboeseyo. Apa
kau sudah sampai?” tanya Aron.
“Ne. Aku sampai
dengan selamat”
“Senang
mendengarnya. Kau sudah makan?”
“Bel…” kata-kata
Hye Mi terpotong.
TOK, TOK, TOK
“Ne. Sebentar!”
jawab Hye Mi.
“Aku ada tamu.
Lain kali akan ku telepon lagi” ujar Hye Mi.
“Ne” jawab Aron.
Mereka pun mengakhiri teleponnya.
“Siapa?” tanya
Hye Mi membuka pintu kamarnya.
“Kajja, kita
makan malam!” ajak Baekhyun.
“Ne” jawab Hye
Mi.
Mereka berjalan menuju restoran
melalui taman. Mereka berjalan dengan perasaan agak canggung dari sebelumnya.
Dinginnya malam di musim panas membuat Hye Mi menggosok badannya dengan kedua
telapak tangannya. Baekhyun menyadari itu.
“Pakailah ini!”
ujar Baekhyun mencoba memberikan jaketnya.
“AWAS!”
tiba-tiba Hye Mi berteriak.
DUUK
“Akh…” mereka
berdua terjatuh. Sebuah ranting pohon yang cukup besar jatuh dari atas pohon.
“Hye Mi?”
panggil Baekhyun.
“Hah?” Hye Mi membuka
matanya dan menyadari bahwa dia berada di atas tubuh Baekhyun.
“Mi-mianhae…AUW!”
Hye Mi menarik tiba-tiba kakinya dari ranting pohon yang menimpa kakinya.
“Gwaencanayo?
kakimu terluka” ujar Bakehyun yang melihat luka di kaki kanan Hye Mi.
“Ah…hanya lecet
saja” jawab Hye Mi berdiri.
“Kajja!” ujar
Hye Mi mencoba menahan sakit sambil menyeret kakinya untuk berjalan.
“Sini!” Baekhyun
menggendong Hye Mi ke punggung belakang secara tiba-tiba.
“Hah…ah…” Hye Mi
tak dapat berkata-kata.
Mereka sudah sampai di restoran. Hye
Mi duduk menunggu Baekhyun mencarikan obat untuk kakinya yang terluka itu. Tak
lama, Baekhyun membawa kotak P3K. Ia meletakkan kaki Hye Mi ke pahanya dan
membersihkan lukanya terlebih dahulu. Setelah bersih, ia teteskan obat merah
dan menutupnya dengan perban.
“Selesai!” ujar
Baekhyun.
“Gomawo” ucap
Hye Mi.
“Ne, cheonma”
jawab Baekhyun.
“Ini makanannya!
selamat dinikmati” ujar seorang pelayan setelah meletakkan pesanan Baekhyun dan
Hye Mi di atas meja mereka.
“Ne” jawab
mereka berdua bersamaan.
%%%%%%%
Paginya, Hye Mi sudah siap untuk
melakukan penyelidikan. Ia berharap penyelidikan ini berjalan dengan lancar.
Mengingat tantenya, membuatnya semakin marah dan membenci tantenya. Tapi,
disisi lain, ia merasa bersalah dengan perasaannya ini. Karena, berkat
tantenyalah ia bisa tumbuh besar seperti sekarang.
TOK, TOK, TOK
“Ne, masuk
saja!” ujar Hye Mi.
“Baekhyun?” ujar
Hye Mi yang melihat Baekhyun masuk ke kamarnya dengan kotak P3K.
“Sebelum pergi,
kita ganti dulu perbannya” ujar Baekhyun yang duduk di pinggir tempat tidur.
Hye Mi pun ikut duduk di dekat Baekhyun.
Baekhyun meletakkan kaki Hye Mi
diatas tempat tidur. Baekhyun buka perlahan perban di kaki Hye Mi. Tiba-tiba
terdengar isak tangis.
“Hiks…hiks…” Hye
Mi menangis.
“W-wae?” tanya
Baekhyun gagap karena melihat Hye Mi tiba-tiba menangis.
“Ani. Hanya saja
aku merasa merindukan kedua orang tua ku. Hehehe” Hye Mi mengusap air matanya.
“…” Baekhyun
terdiam menatap Hye Mi.
“Aku merindukan
pelukkan mereka, kasih sayang mereka dan berkumpul dengan mereka” ujar Hye Mi
yang menangis semakin menjadi.
“Hah…hah…aku
tidak tahu. Kenapa aku menangis? hahaha” Hye Mi terkekeh dengan masih menangis.
Baekhyun yang tak tega, langsung memeluknya.
“Hatiku sakit,
sangat sakit. Apalagi setelah aku diperlakukan seperti itu oleh ahjumma ku
sendiri” Hye Mi terus menangis hingga ia tak sadar telah memeluk erat Baekhyun.
Baekhyun hanya membalas dengan pelukkan. Baekhyun memberikan kehangatan disana.
%%% Kantor
Polisi %%%
“Baekhyun? kau
sudah kembali?” ujar Chanyeol yang menghampiri temannya itu.
“Ne” jawab
Baekhyun diikuti Hye Mi yang berdiri di sampingnya.
“Kris ada?” tanya
Baekhyun.
“Ada. Masuk
saja!” jawab Chanyeol. Hye Mi pun menundukkan kepalanya kepada Chanyeol.
Mereka berdua pun masuk ke ruangan
Kris. Bersih dan rapi, itulah suasana ruangan atasan Baekhyun. Terlihat
laki-laki yang tampan dan tinggi semampai sedang menyusun buku-bukunya ke rak.
“Ah, Baekhyun?
kau sudah kembali?” ucap Kris menyadari kehadiran mereka.
“Annyeonghaseyo”
sapa Baekhyun diikuti Hye Mi yang menundukkan kepalanya.
“Duduklah” ujar
laki-laki itu tersenyum.
“Oh…begitu” ujar
laki-laki yang bernama Kris itu setelah mendengar semua penjelasan Baekhyun dan
Hye Mi.
“Aku akan
menyuruh D.o dan Chanyeol menemani kalian menemui ahjumma Hye Mi. Jika, dia
memberontak, kalian bisa membawanya kemari” ujar Kris.
“Ne” jawab
Baekhyun.
Mereka pun langsung pergi menuju
rumah Hye Mi dimana Krystal tinggal. Baekhyun memakai mobilnya untuk pergi. Hye
Mi duduk didepan persis disamping Baekhyun. D.o dan Chaneyol duduk di belakang.
Sesampai disana, Hye Mi sempat menelusuri sekeliling rumahnya.
“Tidak ada yang
berubah” ujar Hye Mi.
TING TONG, TING
TONG
“Ne” jawab
seseorang yang membukakan pintu untuk mereka.
“Ada Nona
Krystal?” tanya Baekhyun kepada seorang pelayan di rumah itu.
“Sepertinya dia
pembantu baru?” pikir Hye Mi.
“Oh ada,
silahkan masuk!” pembantu itu mempersilahkan mereka masuk.
Mereka pun duduk di ruang tamu itu.
Hye Mi tampak sedari terus melihat seisi rumah itu. Baekhyun menyadarinya.
Baekhyun hanya membentuk senyuman melihat tingkah Hye Mi. Tatapan Hye Mi
terhenti ketika melihat sebuah poto besar Krystal.
“Dimana potoku.
eomma dan appa?” ujar Hye Mi dalam hati.
“Hah? k-kau…”
Krystal terkejut melihat Baekhyun.
“Kami dari
kepolisian, ingin meminta keterangan anda” ujar Baekhyun menyerahkan sebuah
berkas kepada Krystal.
“M-mwo? polisi?
kau polisi?” ujar Krystal gagap.
“Tenanglah.
Duduklah dulu!” ujar Baekhyun. Krystal pun duduk dengan perasaan gelisah.
“Kau
mengenalnya?” tanya Baekhyun menunjuk kearah Hye Mi.
“Siapa dia?
jakanman…hah, kau Hye Mi?” ujar Krystal dengan matanya membulat.
“Ne” jawab Hye Mi
pelan.
“Hye Mi?
hah…apa-apaan? apa kalian bekerjasama untuk menjebakku? ah, bukankah kau
sekretaris Aron?” ujar Krystal.
“Kami tidak
menjebakmu. Tapi, kami sedang menyelidiki mu. Karena saat mendiang appa Hye Mi
masih hidup, ia meminta kami untuk melindungi Hye Mi” jawab Baekhyun. Hye Mi
sontak tercengang dengan jawaban Baekhyun. Hye Mi tersenyum medengarnya.
“Aigoo…kalian
memang licik!” Krystal melempar berkas yang diberikan Baekhyun.
“Kami harus
memeriksa mu, karena sudah menjual dan mengambil harta warisan Hye Mi dengan
tipuanmu” ujar D.o yang mengeluarkan borgol dari saku celananya.
“Mwo? Andwe. Hye
Mi, apa kau setega ini dengan ahjumma mu sendiri? kau tega berbuat seperti ini
dengan orang yang sudah merawat mu?” ujar Krystal mengelak.
“Mianhae. Ku rasa
akulah yang paling kau sakiti” jawab Hye Mi menundukkan kepalanya.
“Sekarang ikut
kami ke kantor polisi!” ujar Chanyeol menarik Krystal keluar.
Hye Mi terduduk di sofa, ia menangis
sejadi-jadinya. Ia meluapkan semua perasaanya begitu saja. Baekhyun duduk di
sampingnya dan menyandarkan kepala Hye Mi ke dadanya. Hye Mi memeluk erat
Baekhyun hingga membasahi baju Baekhyun.
%%% Sidang %%%
TOK, TK, TOK
“Hukuman telah
di tentukan, yaitu selama 15 tahun di penjara” Hakim telah memutuskan hukuman
untuk Krystal.
“…” Krystal
hanya menundukkan kepalanya. Ia telah di bawa ke penjara sesuai dengan
hukumannya.
Hye Mi yang mengikuti sidang itu
merasa lebih tenang dan dapat tersenyum lega. Ia merasa ia dapat kembali lagi
ke Seoul. Selain itu, ia memiliki rencana untuk membawa Kakek dan Nenek
angkatnya ke Seoul. Ia masih duduk di bangku ruang sidang. Baekhyun tiba-tiba
datang dan duduk di samping Hye Mi.
“Apa yang kau
pikirkan?” tanya Baekhyun.
“Aku berpikir,
aku akan kembali ke sini. Tapi, aku merasa sendiri sekarang” ucap Hye Mi dengan
nada murung.
“Kau tidak
sendiri. Mereka ada disini” ucap Baekhyun menunjuk ke dada Hye Mi.
“…” Hye Mi
terdiam dan menyentuh dadanya. Ia merasakan sesuatu yang hangat di hatinya.
“Kau, apa kau
akan melindungi ku? walaupun sekarang ahjumma sudah ditahan” tanya Hye Mi.
“Ne. Tapi, tidak
sekarang”
“Wae?”
“Karena aku
masih ada pekerjaan dan pekerjaan itu cukup jauh dari sini”
“Apa kau akan
pergi?”
“Emh. Tidak akan
lama”
“Jinjja?”
“Ne. Percalayah
kepadaku” ujar Baekhyun memegang erat tangan Hye Mi.
Chup~
Baekhyun mencium Hye Mi. Hye Mi
hanya diam dan menutup matanya. Mereka saling menatap satu sama lain dan saling
tersenyum.
3 Bulan
kemudian…
Pagi di musim gugur membuat Hye Mi
harus bangun pagi untuk membersihkan halaman rumahnya yang dijatuhi dedaunan
kering. Sekarang, adalah hari liburnya. Sejak ia tinggal di rumahnya lagi, Hye
Mi sudah menjadi seorang direktur di perusahaan ayahnya. Ia juga dapat bantuan
dari Aron untuk mengurus perusahaannya.
“Seangil Chukkae
Hamnida” ucap seseorang dari belakang Hye Mi.
“Hah, Oppa?”
ujar Hye Mi yang langsung menghampiri namjachingunya itu.
“Chukkae,
chagi-ya” ucap Baekhyun sambil memeluk erat yeojachingunya itu.
“Ne. Gomawo”
“Ini!” Baekhyun
memberikan serangkaian bunga kepada Hye Mi.
“Hemh…harum!”
ujar Hye Mi.
“Seharum dirimu”
ujar Baekhyun.
[The End]
Yuhu….tamat
deh…nah gimana? bagus tidak? semoga bagus deh dan semoga memuaskna haus para
readers #lo kira vampire thor. Mianhae kalau agak singkat atau terlalu lalu
lula lulu lala #==’. Namanya juga banyak yang antri request, jadi giman
gitu…#alay deh lo thor. Nah setelah ini aka nada ff yang main castnya Lay or
Zhang Yi Xing dengan sups castnya member EXO. Ini akan ada sedikit hubunganya
dengan karir mereka di dunia Entertainment, walaupun masih ada fiksinya. Jadi,
di tunggu aja yah… annyeong gyeseyo ^^ pay pay #tebar kolor Kris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar