Selamat Datang Di Blog Han Hyo Mi


widget

Selasa, 01 Januari 2013

[Fanfiction] Lee Hye Mi, FIGHTING!


Lee Hye Mi, Fighting!
Author          : Han Hyo Mi
Main Cast     : Lee Hye Mi as Lhia and Baekhyun-EXO-K
Supp Cast      : Krystal-f(x), Kris, Chanyeol, D.o dan Aron Nu’est
Genre            : Romantic
Soundtrack     : Davichi_One Person

Ketemu lagi bareng author alay kalian #ngarep ya thor. Hehehe, sesuai janji menjanji…ini ff request dari temen dekat author Lhiakillmstreem bla bla bla, nama facebooknya panjang bengat, author lupa deh ckckck XD. Nah, tanpa bacicot-bacicot-bacon author langsung bawa ke TBC (?) kok langsung TBC mulai aja belum, yah hahahaha XD mianhae biasa, gak pake peta jadi nyasar deh…yuks cekidot…

%%%%%%
13 tahun sebelumnya…
“Tentu saja. Saya akan merawatnya” jawab seorang yeoja adik dari ayah Hye Mi.
“Ini ada surat wasiat dan surat warisan dari appa Hyemi. Semua ini atas namakan Hye Mi. Tapi, surat ini berhak digunakannya ketika Hye Mi berumur 17 tahun” ujar seorang pengacara.
“Oh, ne arraseoh” jawab ahjumma Hye Mi.
“Saya sangat berharap kepada anda” ucap pengacara pribadi ayah Hye Mi.
“Percayalah, saya dapat diandalkan” jawab Krystal yang adalah ahjumma Hye Mi sambil memusut lembut pucuk kepala Hye Mi yang duduk disampingnya.
13 tahun kemudian…
“Aku pulang!” ucap Hye Mi masuk kedalam rumahnya.
“Kau sudah pulang?” tanya Krystal.
“Ne” jawab Hye Mi tersenyum.
“Gantilah pakaianamu, kemudian makan siang. Setelah itu, ahjumma sedikit ada yang ingin dibicarakan denganmu” ujar Krystal dengan lembut.
“Oh, ne” jawab Hye Mi mantap.
            Hye Mi pun mengganti pakaiannya dan kemudian bergegas makan siang. Ia makan dengan lahapnya. Setelah selesai, ia bereskan meja makan, lalu mencuci piring dan gelasnya. Krystal sudah menunggu diruang tengah. Tak lama, Hye Mi duduk menemui ahjummanya yang cantik itu.
“Ini, tolong tanda tangan disini!” perintah Krystal.
“Di kertas kosong ini?” tanya Hye Mi.
“Ne”
“Oh, baiklah” Hye Mi mengambil pulpen dan memberikan tanda tangannya ke kertas kosong itu.
“Sudah!” Hye Mi memberikan kertas itu kepada ahjummanya.
“Sekarang kau bisa kembali ke kamar” ujar Krystal merasa puas dengan hasil tanda tangan Hye Mi.
“Eh..ne” jawab Hye Mi bingung.
“Heheheh, hah…13 tahun aku menunggu, akhirnya aku mendapatkan semua ini” Krystal tertawa bahagia melihat tanda tangan Hye Mi.
Besok paginya, Hye Mi bangun lebih awal. Ia bersiap ke makam kedua orang tuanya untuk berdoa. Ia memakai baju hanbok hitam rapi. Ia membawa air suci di dalam sebuah tungku kecil. Ia berjalan ke luar sambih memegang tungku kecil itu.
“Mau kemana pagi-pagi begini?” tanya Krystal yang duduk diruang makan sambil membaca Koran.
“Ke makam appa dan eomma” jawab Hye Mi tersenyum.
“Jinjja? emh…ahjumma boleh ikut?” ujar Krystal.
“Hah? ne, tentu saja” jawab Hye Mi girang.
“Tunggu sebentar! ahjumma mau siap-siap dulu” ujar Krystal beranjak.
            Hye Mi pun duduk diruang tengah menunggu tantenya. Ia menatap tungku yang terdapat air suci itu. Tiba-tiba air mata Hye Mi mengalir jatuh ke atas tungku kecil itu. Ia segera menghapus air matanya di pipinya dan ditungku keil itu. Mengingat kedua orang tuanya yang meninggal mengenaskan karena ledakan gas di villa penginapan 13 tahun lalu. Dimana saat itulah adalah Ulang Tahun Hye Mi.
“Sudah 13 tahun berlalu. Sekarang aku sudah tumbuh besar. Aku kuat, sehat dan pintar. Ini berkat ahjumma yang sudah merawat ku dengan baik” ucap Hye Mi tersenyum.
“Kajja!” ajak Krystal yang sudah siap.
“Kenapa ahjumma memakai baju itu?” tanya Hye Mi yang melihat tantenya menggunakan dress berwarna kuning selutut.
“Wae?”
“Bukankah kita mau ke makam?”
“Memangnya harus memakai Hanbok hitam?”
“Ne. Itukan untuk menghormati mereka”
“Kau ini! Jangan banyak protes. Sekarang ayo kita berangkat” ketus Krystal yang berjalan duluan.
“…” Hye Mi hanya dapat diam dan mengikuti tantenya itu.
            Dalam perjalanan tak ada pembeciraan diantara mereka. Hye Mi hanya diam menatap bangunan yang megah di kota Seoul. Hye Mi masih memegang erat air suci itu. Krystal tampak terus menatap Hye Mi dengan tatapan yang tak biasa.
“Kenapa kita jalan terus? bukannya itu jalan ke makam?” tanya Hye Mi yang menunjuk ke arah perempatan.
“…” Krystal hanya diam.
“…” Hye Mi terdiam bingung dengan sikap ahjummanya itu.
            Hingga akhirnya mereka sampai disebuah Hotel yang besar. Hye Mi tampak kebingungan ketika melihat mereka singgah di sebuah Hotel. Krystal berjalan masuk ke dalama Hotel itu disusul oleh Hye Mi dibelakang.
“Kenapa kita ke Hotel ini?” tanya Hye Mi sambil menelusuri sudut ruangan Hotel.
“Ikuti saja aku. Kau cukup diam dan ikuti aku” jawab Krystal dengan nada dingin.
            Mereka memasuki sebuah lift dan menuju lantai 27. Sesampai disana, mereka menuju kamar nomor 105. Hye Mi merasa tidak enak di hatinya. Ia merasa gelisah dan gugup. Manalagi Krystal tidak mau menjawab pertanyaan.
Ting Tong, Ting Tong
“Permisi!” ujar Krystal sambil menekan tombol bel didepan pintu kamar.
“Ne, sebentar!” jawab seseorang dari dalam. Sentak Hye Mi terkejut mendengar suara seorang namja itu. Ia merasa takut dan semakin gugup.
“Kamar siapa ini, ahjumma?” tanya Krystal.
Kreeek (suara pintu)
“Annyeonghaseyo” sapa Krystal.
“Annyeong” jawab namja tampan dan masih muda itu.
“Mianhae, mengganggu mu” ucap Krystal.
“Ne, gwaencana” jawab namja itu.
“Ini yeoja yang kau inginkan itu. Kuharap kau segera membayarnya” ujar Krystal.
“Yeoja? bayar? apa maksud ahjumma?” pikir Hye Mi.
            Namja itu melihat Hye Mi dari ujung kaki sampai ujung kepala. Hye Mi tampak gemetaran dan tak berani menatap namja itu. Manalagi mata namja itu terlihat liar menurut Hye Mi.
“Baiklah. Jakanman!” ujar namja itu setelah puas melihat Hye Mi.
“Ini!” namja itu memberikan sebuah tas yang lumayan berat.
“Thank’s” jawab Krystal.
“Mulai sekarang kau tinggal dengannya. Dia namja yang baik” ujar Krystal.
“Hah? MWO?!” Hye Mi terkejut.
“Kajja!” namja itu mempersilahkan Hye Mi masuk.
“ANIYO. Apa yang ahjumma lakukan? apa kau menjualku?” tanya Hye Mi sambil berjalan mundur.
“Ani. Aku hanya menukarmu dengan uang” jawab Krystal tanpa rasa bersalah sedikit pun.
“M-mwo? hah…pasti ini lelucon kan? ahjumma tidak seriuskan?” tanya Hye Mi mulai tak dapat menahan air matanya. Matanya merah dan berair. Ia ingin menahan air matanya, tapi hatinya panas.
“Aku sudah cukup lelah merawat mu dari kecil. Anggap saja ini pembayaran mu atas aku sudah merawatmu dari kecil” jawabnya.
“Aku tidak percaya ini. Kau benar-benar tega menjual keponakan mu sendiri” ujar Hye Mi.
“Hah…kau tidak akan pernah mengerti betapa beratnya aku merawatmu. Sekarang kau sudah menjadi miliknya” ujar Krystal.
“Terserah mau kau apakan anak ini” ujar Krystal kepada namja itu.
“ANI” Hye Mi berteriak.
Sontak namja itu menarik Hye Mi kedalam kamarnya. Krystal tersenyum licik saat melihatnya. Hye Mi menatap penuh dendam kepada tantenya itu.
“Lepaskan aku!” Hye Mi memberontak ketika namja itu masih memegangnya dengan erat. Namja itu melepasnya tapi, ia mengunci kamarnya.
“Hah…hah…jangan mendekat!” ketus Hye Mi yang melihat namja itu mendekat. Ia semakin menangis.
“Aku tidak akan menyakiti mu” ujar namja itu.
“Aku tidak percaya. Apalagi namja buaya darat sepertimu” ujar Hye Mi yang berjalan mundur sambil mengusap air matanya.
DUUK
“Hah…” Hye Mi terjatuh karena tersandung tempat tidur.
“JANGAN MENDEKAT!” Hye Mi berteriak sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
SREEK…
“Hah?” Hye Mi terkejut saat namja itu menutup tubuhnya dengan selimut. Ia perlahan menatap namja itu dengan ketakutan. Tapi, dibalas namja itu dengan senyum. Hye Mi menundukkan wajahnya kembali.
“Siapa namamu?” tanya namja itu sambil duduk didepan Hye Mi berjongkok.
“…” Hye Mi tidak menjawabnya.
“Baiklah. Jeneun Baekhyun imnida. Aku tahu kau merasa takut. Tapi, aku menukarmu dengan uang bukan karena apa-apa. Karena aku akan membantumu” ujar namja itu.
“Heh, namja sekarang itu sama saja. Hanya ada nafsu birahi di otak mereka” sahut Hye Mi menatap namja itu dengan kebencian.
“Terserah. Jika, kau tidak percaya” jawab Baekhyun berdiri dan meninggalka Hye Mi yang terduduk dipinggir tempat tidur.
“Eomma, appa, eotteohke? sekarang aku telah dijual oleh ahjumma ku sendiri. Pasti ini semua karena harta kita. Kalau ku tahu ahjumma menginginkan itu, aku akan menyerahkan semua hartaku. Aku tidak butuh harta ku. Hah…hiks…” Hye Mi menekuk lututnya dan menangis sejadi-jadinya.
“Aku tidak akan memaafkanmu, Krystal” ujar Hye Mi dalam hati dengan penuh kebencian.
            Karena terlalu banyak menangis, Hye Mi merasa mengantuk dan tertidur. Tak lama, Baekhyun kembali ke kamarnya setelah keluar sebentar. Ia melihat Hye Mi tertidur dengan masih memeluk tungku kecilnya. Baekhyun letakkan tungku itu ke atas meja. Ia gendong Hye Mi ketempat tidur dan ia selimuti.
“Hah, kenapa yeoja seperti mu bisa memiliki nasib seperti ini?” ujar Bakehyun yang menatap Hye Mi.
“Tenang saja. Aku akan menyelamatkanmu. Aku akan melakukan semuanya sebisa ku” ujarnya Baekhyun penuh ke yakinan.
            Hari sudah menjelang sore, kelopak mata Hye Mi mulai terbuka. Ia merasakan sesuatu yang empuk ditubuhnya dan sesuatu yang menutupi tubuhnya. Ia buka matanya dan ia melihat ia sedang tidur di tempat tidur. Ia juga melihat Baekhyun juga tertidur di sofanya.
Drrrt, Drrrt
“Emh…” Baekhyun terbangun dan sontak Hye Mi menutup matanya kembali.
“Yoboeseyo?” Baekhyun mengangkat teleponnya.
“Ne. Ah…ne, ne”
“Jinjja? aku segera turun” ujar Baekhyun sambil meraih jaketnya dan bergegas keluar kamar.
“Dia kemana?” ujar Hye Mi yang bangun dari tempat tidurnya.
Kreeek (suara pintu)
“Pintunya tidak dikunci” ujar Hye Mi yang membuka pintu kamar.
“Ini kesempatan ku untuk kabur” ujar Hye Mi yang berlari ke sebuah lemari. Ia buka dan ia ambil 1 celana dan 1 baju kaos milik Baekhyun.
“Ah..aku pergi dengan apa? aku tidak bawa uang” ujar Hye Mi setelah selesai mengganti bajunya. Ia berpikir sejenak. Ia melihat sebuah dompet di atas sofa. Ia ambil dan ia melihat ada uang yang cukup banyak dan kartu ATM didalamnya. Hye Mi pun tersenyum lebar melihatnya.
Kreeek (suara pintu)
“Itu dia…” ujar Baekhyun yang terdiam.
“Dimana?” tanya temannya.
“Ta-tadi, disini, Chanyeol” ujar Baekhyun.
“Jangan bilang kalau dia kabur” ujar salah satu temannya lagi yang bernama D.o.
“Ani. Tadi, dia masih disini”
“Pintu saja tidak kau kunci” ujar Chanyeol.
“Ah, sial! pasti dia masih belum jauh dari sini” ujar Baekhyun.
“Kajja, kita cari dia” ujar D.o.
“Jakanman!” Baekhyun mencari dompetnya.
“Hah? dimana dompetku?” Baekhyun mencari-cari disofa.
“Mungkin…dibawa pergi yeoja itu” ketus Chanyeol.
“Akh…” Baekhyun jengkel.
“Ppali!” ajak D.o untuk segera mencari.
“Hah…sial! Hotel ini tinggi sekali” ujar Hye Mi yang akhirnya sampai diluar Hotel. Ia bergegas berlari dari Hotel itu.
            Hye Mi kesebuah Mall terdekat untuk membeli beberapa pakaian. Ia pergi ke Toko Pakaian. Ia ambil beberapa baju dan beberapa celana. Kemudian, ia membeli 1 buah kaca mata dan 1 buah topi dari bahan wol. Kemudian, ia langsung mengganti pakaianya dengan salah satu baju yang ia beli. Setelah selesai mengganti pakaian, ia pergi ke salon.
“Tolong potong rambut saya segi pendek!” ujar Hye Mi.
“Hah? segi pendek? sayang sekali. Rambut anda sudah panjang sekali” ujar kakak salon itu.
“Eh…” Hye Mi terdiam sambil memegang rambutnya yang panjang sepinggang itu.
“Potong saja” ucap Hye Mi dengan mantap.
            Dalama 15 menit, rambut Hye Mi sudah selesai di potong. Sungguh berbeda dari waktu ia berambut panjang. Memang itulah yang ia harapkan. Kemudian, ia bergegas pergi dari Mall itu sebelum Baekhyun menemukanya.
“Hah…dimana dia?” ujar D.o.
“Entahlah, aku sudah lelah mencarinya” jawab Baekhyun yang duduk di sebuah bangku taman.
“Kenapa juga kau terlalu ceroboh?” ketus Chanyeol.
“Ne, ne, mianhae” ujar Bakehyun.
“Kalau atasan sampai tahu soal ini, bagaimana nasib kita?” ujar D.o.
“Tugas begini dikasih ke kita” keluh kesah D.o.
“Kalau bukan permintaan appa yeoja itu, mungkin kita tidak seperti ini” ujar Baekhyun.
“Ya sudah, lebih baik kita kembali ke kantor. Kita bilang saja yeoja itu kabur” jelas D.o.
            Mereka pun memilih kembali ke kantor. Mereka melaporkan bahwa Hye Mi telah kabur dengan sendirinya. Apa daya, atasannya pun marah kepada mereka.
“Mwo? kenapa bisa? Hah, sudah ku duga pasti misi ini akan gagal” ujar atasan mereka yang bernama Kris.
“Mianhae, jeaongmal miahae” ucap Baekhyun.
“Ck…sekarang, tugas kalian adalah cari yeoja itu sampai dapat jika pangkat kepolisian kalian ingin dinaikkan” ujar Kris agak jengkel.
“Mwo? eh…kami harus mencarinya dimana?” tanya Baekhyun.
“Itu masalah kalian” jawab Kris.
%%% 6 Bulan kemudian %%%
“Ah…sudah semua!” teriak Hye Mi sambil mengangkat keranjang ikan.
“Jinjja? wah…daebak! padahal kau seorang yeoja, tapi tenaga namja” ujar seorang ahjumma.
“Hahaha, ahjumma bisa aja” Hye Mi malu-malu.
“Ini gajih mu” ujar ahjumma itu.
“Wah, banyak sekali!”
“Sebanding dengan pekerjaanmu”
“Hahaha, Khamsahamnida. Ya sudah, saya pulang dulu” ujar Hye Mi berpamitan.
“Ne” jawab ahjumma itu.
            Hye Mi pun melepaskan celemek, sarung tangan dan sepatu bot yang ia pakai. Ia ambil sepeda mininya dan melaju ke rumahnya. Rumah barunya di Jeju.
“Annyeong, Halmoni, Haraboji!” Hye Mi berteriak dan membuat seisi rumah makan tercengang olehnya.
“Hahah, mi-mianhae” ucap Hye Mi sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Sudah datang? kajja, bantu haraboji mengantar pesanan” ujar kakek angkat Hye Mi yang memberikan senampan makanan.
“Ah, ne” ujar Hye Mi yang langsung mengantar ke meja yang memesan makanan itu.
“Ini! Silahkan dinikmati” ujar Hye Mi ramah.
“Ne, khamsahamnida” ujar pelanggan itu.
“Permisi!” ujar salah seorang pelanggan memanggil Hye Mi.
“Ah, ne” ujar Hye Mi yang langsung menemui pelanggan tersebut.
“Ini menu pilihannya!” Hye Mi memberikan buku menu pada seorang namja. Namja itu berpakain rapi dengan stelan jass biru malamnya.
“Eh…saya pil…” kata-kata namja itu terpotong saat melihat wajah manis Hye Mi.
“Mwo?” tanya Hye Mi yang siap mencatat pesanan namja itu.
“Ah, i-ini!” ujar namja itu gagap sambil memilih makanan di buku menu.
“Ne. Makanan segera datang” ujar Hye Mi dengan semangat penuh.
            Hye Mi duduk di dekat ruang dapur menunggu pesanan namja itu. Ia mengayunkan kakinya dan menutup mulutnya yang menguap. Kelihatannya yeoja itu mengantuk.
“Kau yakin tidak ingin berkuliah?” tanya kakek angkatnya yang sedang sibuk menghitung pembayaran.
“Hah? ah, ne” jawab Hye Mi yang terkejut.
“Wae?”
“Karena ku rasa aku sudah cukup sampai SMA saja. Ku rasa ilmu sekretaris ku sudah lumayan” jawab Hye Mi sambil mengambil nampan pesanan namja itu.
“Sekretaris?” ujar namja yang memesan makanan tadi. Ia mendengar pembicaraan mereka.
“Tapi, akan lebih baik kau kuliah untuk menambah ilmu. Nanti Haraboji dan Halmoni yang membiayimu” ujar Nenek angkatnya.
“Hahaha. Ani” jawab Hye Mi mengantar pesanan namja itu ke mejanya.
“Ini pesanannya!” ujar Hye Mi meletakkan makanannya.
“Eh, kau lulusan SMA jurusan Sekretaris?” tanya namja itu.
“Ne. Wae?” tanya Hye Mi.
“Kau tahukan Kantor Jinhu Jeju?”
“Ne”
“Itu Kantor ku. Aku membutuhkan seorang sekretaris. Sekretaris ku yang dulu sudah berhenti karena dia sudah menikah. Kau mau jadi sekretaris ku?”
“Hah? Jin-jinjjayo? tapi, aku hanya lulusan SMA” ujar Hye Mi.
“Gwaencana. Asalkan kau sudah memiliki ilmu sekretaris, murut ku itu sudah cukup” ujar namja itu.
“Ini kartu namaku! jika kau berniat hubungi nomor itu atau kau datang saja ke kantor ku besok” ujar namja itu.
“Besok?” tanya Hye Mi sambil mengambil kartu nama namja itu.
“Ne. Aku membutuhkan sekretaris secepatnya” jawab namja itu.
 “Ah, ne. Aku akan pikirkan itu. Ah…silahkan dimakan!” ujar Hye Mi meninggalkan namja itu.
“Aron Kwak. Direktur? wah…masih muda jadi direktur? hebat sekali! pasti orang kaya” pikir Hye Mi membaca kartu nama itu.
“Siapa dia? kau mengenalnya?” tanya kakek Hye Mi.
“Ani. Dia itu direktur Jinhu Jeju yang terkenal itu” jawab Hye Mi.
“Hah? Jinjja? apa yang dikatakannya?” tanya nenek Hye Mi.
“Dia mencari seorang sekretaris untuknya dan dia menawarkannya kepadaku” jawab Hye Mi girang.
“Wah…baguslah kalau begitu. Kau terima saja” ujar kakeknya.
“Eh…entahlah. Aku pikir dulu” ujar Hye Mi.
            Malamnya, Hye Mi tampak bingung. Ia terus menatap kartu nama Aron sambil merebahkan tubuhnya di kasur.
“Kau belum tidur?” tanya neneknya masuk ke dalam kamar Hye Mi.
“Ah, halmoni. Halmoni belum tidur juga?”
“Ani. Karena halmoni lihat lampu dikamar mu belum dimatikan” ujar neneknya duduk di samping cucunya itu.
“Eh, itu…aku sedang memikirkan pekerjaan ini” ujar Hye Mi memperlihatkan kartu nama Aron.
“Oh, ikuti saja kata hati mu” saran neneknya.
“Ne” jawab Hye Mi.
“Sekarang, tidurlah. Arra?” ujar neneknya mulai berdiri meninggalkan cucunya itu.
“Emh” jawab Hye Mi sambil menarik selimutnya.
%%%%%%%
            Paginya, Hye Mi sudah mandi dan berpakaian rapi. Rapi seperti tidak biasanya. Ia memakai celana jeans, baju kaos dan jaket jass. Lalu, ia memakai bando putih dengan pita manis. Sebelum pergi, ia menyemprotkan sedikit parfum pembelian kakeknya.
“Halmoni, Haraboji, aku berangkat!” Hye Mi berteriak sambil mengambil sepedanya di samping rumah.
“Ne. Hati-hati, ya?” ujar neneknya.
“Ne” balas Hye Mi dengan mengayuh sepedanya.
            Dengan santai, Hye Mi mengayuh sepedanya dengan menghirup angin laut di pinggir pantai Jeju. Ia terus mengayuh hingga sedikit semburan gelombang air laut mengenai wajahnya.
“Ya! Hye Mi” seseoarang berteriak.
“Akh…hahaha, Annyeong” Hye Mi merem sepedanya dan berhenti tak jauh dari ahjumma-ahjumma yang sedang memindahkan kotak ikan.
“Cantik sekali kau hari ini, Hye Mi. Kau ingin berkencan?” tanya salah satu ahjumma dengan nada menggoda.
“Hahaha, ani. Aku ada urusan pekerjaan” jawab Hye Mi yang tak berhenti tersenyum.
“Oh, semoga sukses, ya?” ujar ahjumma itu.
“Ne” jawab Hye Mi yang melajukan sepedanya kembali.
            Tak lama Hye Mi sampai disebuah kantor yang besar dan terkenal di Korea. Yaitu, Jinhu Jeju. Ia parkir sepedanya berjajar dengan parkir mobil. Ia berjalan memasuki gedung kantor yang megah itu. Pintu kantor yang akan terbuka otomatis membuat mulut yeoja itu membentuk “O”.
“Permisi! bisakah saya bertemu dengan Tuan Aron?” tanya Hye Mi pada seorang resepsionis.
“Apakah anda sudah membuat janji?” tanyanya.
“Hah? ah…tapi, dia menyuruh ku untuk datang kemari” jawab Hye Mi.
“Oh, baiklah. Saya akan hubungi Tuan Aron dulu”
“Ne” jawab Hye Mi. Hye Mi pun menunggu resepsionis itu untuk menghubungi Aron.
“Silahkan temui beliau dilantai 5” ujarnya.
“Oh, ne. Khamsahamnida” ucap Hye Mi menundukkan kepalanya.
            Hye Mi menggunakan lift untuk naik ke lantai 5. Ia menunggu lift itu turun. Cukup lama hingga Hye Mi menekuk bibirnya. Ia menggoyang-goyangkan kakinya.
“Liftnya lama, yah?” tanya seseorang.
“Ne” jawab Hye Mi tanpa sadar.
“Hoh?” Hye Mi melihat ke sampingnya.
“Tuan Aron. Mi-mianhae” ucap Hye Mi gagap sambil menundukkan wajahnya.
“Gwaencana. Kau tidak perlu memanggil ku Tuan. Panggil saja Aron. Itu terdengar lebih nyaman di telingaku” jawab namja tampan itu dengan bijaksana.
“Ah, ne”
KLING (suara Lift)
“Kajja!” Aron mempersilahkan masuk.
“Ne” jawab Hye Mi.
            Sesampai di lantai 5, Aron langsung membawa Hye Mi ke ruangannya. Mereka langsung membicarakan soal pekerjaan Hye Mi di ruangan Aron.
“Arraseoh?” ujar Aron setelah selesai menjelaskan pekerjaan Hye Mi.
“Ne. Jadi, kapan aku mulai bekerja?”
“Besok. Pakailah pakaian kantor yang layak dan rapi” sarannya.
“O.k” jawab Hye Mi dengan tersenyum lebar.
Deg~
            Aron merasa gugup ketika melihat senyuman Hye Mi. Senyuman yang membuat hati Aron merasa nyaman ketika melihatnya. Aron pun membalasnya dengan senyuman.
            Setelah selesai urusan Hye Mi dengan Aron, Hye Mi pun bergegas pulang untuk membantu Haraboji dan Halmoni-nya di Rumah Makan. Ia meletakkan sepedannya dan berlari menuju rumah makan.
“Eotteohke?” tanya kakeknya setelah Hye Mi memakai celemeknya di dapur.
“Emh. Mulai besok, aku akan bekerja disana” jawab Hye Mi.
“Baguslah kalau begitu” jawab kakeknya sambil memusut lembut pundak cucunya itu.
%%%%%%%
            Tepat jam 7 pagi, Hye Mi sudah absen di kantor barunya. Ia langsung menuju ruangannya. Ia mulai melakukan pekerjaan sebagai seorang sekretaris. Ia tak hentinya terus tersenyum sambil menata ruangannya. Ia keluarkan sebuah poto dari kotak kardus miliknya. Poto dirinya bersama Ayah dan Ibunya. Ia duduk sejenak sambil menatap poto itu.
“Sekarang aku bekerja. Bekerja sesuai keinginan kalian. Menjadi seorang sekretaris professional” ucap Hye Mi sambil tersenyum menahan tangis.
“Sudah datang?” tanya Aron yang baru datang.
“Ah, tu..eh Aron, kau sudah datang?”
“Hehehm. Kau rajin sekali” pujinya.
“Hahaha, tidak juga” ujar Hye Mi sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Bekerjalah dengan baik” ujarnya tersenyum pada Hye Mi. Aron pun masuk ke ruangannya.
KRIIING, KRIIING (suara telepon)
“Annyeonghaseyo. Disini kantor Jinhu Jeju. Ada yang bisa saya bantu?” jawab Hye Mi mengangkat teleponnya.
“Annyeong. Bisakah saya berbicara dengan Tuan Aron?” ujar suara yeoja dari telepon itu.
“Ini dengan siapa?” tanya Hye Mi.
“Ini Krystal klien-nya” jawab yeoja itu.
“A…ah…” Hye Mi gagap dan tak dapat berbicara setelah mengetahui siapa yang menelpon. Perasaannya campur aduk tak karuan.
“Yeboeseyo? Yoboeseyo?”
“Ah, mi-mianhae. Saya akan tanyakan dahulu dengan Tuan Aron. Dimohon tunggu sebentar!” ujar Hye Mi gagap.
“Ne” jawabnya. Hye Mi pun mengambil telepon satunya untuk menanyakan kepada Aron.
“Ada telepon untuk anda, dari Krystal klien anda” ujar Hye Mi setelah telepon tersambung ke ruangan Aron.
“Oh, jinjja? sambungkan saja” ujar Aron.
“Ne” jawab Hye Mi. Kemudian, ia langsung menyambungkan telepon tantenya itu ke Aron.
            Hye Mi terduduk lemas saat mendengar suara tantenya itu. Perasaan marah, benci dan takut menyelimutinya. Badannya tiba-tiba panas dingin. Ada rasa trauma di dirinya. Padahal, ia sudah mulai melupakan kejadian 6 bulan yang lalu.
KRIIING, KRIIING (suara telepon)
“Annyeonghaseyo” jawab Hye Mi.
“Keruangan ku, sekarang!” ujar Aron.
“Ne” jawab Hye Mi. Hye Min pun segera ke ruangan atasannya itu.
“Ada apa?” tanya Hye Mi setelah duduk di kursi di depan meja Aron.
“Klien ku Krystal akan ke sini besok. Aku mengajaknya untuk bekerja sama penjualan saham kantor kita di Seoul. Jadi, aku meminta bantuanmu” ujarnya.
“Ak-aku?”
“Ne”
“Ah, n-ne” jawab Hye Mi gagap. Ia menahan rasa gugupnya sambil mengepal kedua tangannya di atas pahanya.
“Wae? kau kelihatan gugup” ujar Aron yang  menyadari keadaan Hye Mi.
“Hah, ani aniyo. Mungkin karena ini hari pertamaku bekerja. Jadi, aku agak sedikit canggung” jawab Hye Mi sambil terpaksa tersenyum.
“Oh…santai saja. Kau tidak perlu kaku seperti itu” ucap Aron tersenyum kepada Hye Mi.
“Ne” jawab Hye Mi mantap dengan senyumannya.
            Besoknya, Hye Mi dan Aron sudah menunggu diruangan Aron. Menunggu Krystal datang untuk melakukan kerja samanya dengan Aron. 5 menit kemudian, terdengar ketokan pintu.
TOK, TOK, TOK
“Masuk!” jawab Aron.
“Ne. Annyeonghaseyo” sapa Krystal sambil membuka pintu ruangan Aron.
“Ne. Annyeong” balas Aron.
“Silahkan duduk!” ujar Aron.
            Hye Mi tampak gugup. Ia terus mengepal tangannya di atas paha. Mencoba menahan rasa yang tak karuan di hatinya saat melihat Tantenya yang sangat kejam itu. Sekarang mereka sedang duduk berhadapan. Hye Mi berharap tantenya itu tidak mengenalinya.
“Permisi! saya akan membuatkan minuman sebentar” ujar Hye Mi.
“Ne” jawab mereka berdua bersamaan.
            Hye Mi pun keluar untuk ke dapur. Ia berjalan sambil melamun. Tatapannya begitu kosong dan tak berekspresi. Semua orang yang melihatnya begitu bingung. Setelah membuatkan 3 gelas teh, ia kembali ke ruangan Aron.
“Ini! silahkan diminum” ujar Hye Mi meletakkan segelas-segelas teh.
“Ne” jawab mereka berdua bersamaan.
“Berarti mulai besok aku boleh menjual saham ini?” tanya Krystal.
“Tentu. Tapi, dengan harga yang sesuai dengan kententuan. Kita akan bagi hasilnya 50%-50%” jawab Aron sambil meminum tehnya.
“Sepertinya, dia tidak mengenalku. Syukurlah kalau begitu. Berarti perubahan ku berhasil” pikir Hye Mi.
“Ne. Kalau begitu berkas ini akan ku bawa ke Seoul” ujar Krystal yang ingin pamit.
            Hye Mi masih terduduk kaku di kursinya. Aron mengantar Krystal ke depan pintu ruangannya. Ia menatap heran kearah Hye Mi yang gemetaran itu. Aron pun mencoba mendekatinya dan duduk disampingnya.
“Wae?” tanya Aron.
“Di-dia…” ujar Hye Mi gagap.
“Kenapa? ada apa dengan Krystal?” tanya Aron bingung.
“Dia ahjumma ku”
“Ahjumma mu?”
“Ne. Dia yang membuatku seperti ini”
“Membuat apa?”
“Hidupku sengsara. Dia bagaikan iblis. Dia…” Hye Mi menceritakan semua tentang kejahatan Krystal kepadanya.
“Jinjja? omo…” Aron terkejut mendengar cerita Hye Mi.
“Makanya, perasaan ku bercampur aduk saat melihatnya. Ada rasa benci, marah dan takut terhadapnya” jelas Hye Mi.
“Sabar. Kau harus kuat. Mendengar ceritamu, aku takut kalau saja dia menaikkan harga jual saham ku. Jadi, dia akan mendapatkan untung yang besar” ujar Aron.
“Aku akan meminta bantuan teman ku saja” ujar Aron menelpon seseorang dengan Hp-nya.
“Teman ku besok akan datang kemari. Jadi, kau yang akan membantunya menyelidiki Ahjumma mu. Karena aku tidak bisa meninggalkan kantor ku. Ku rasa dengan ini juga, kau bisa menyelidiki Ahjumma mu” ujarnya sambil memegang punggung tangan Hye Mi.
“Ah, n-ne” jawab Hye Mi gagap. Ia merasa hangat ketika sentuhan tangan Aron menyentuh kulit tanganya. Itu membuat hati Hye Mi merasa lebih baik.
%%%%%%%
TOK, TOK, TOK
“Masuk!” ujar Aron.
“Annyeong haseyo” sapa seorang namja yang adalah teman Aron.
“Apa kabar, Baekhyun?” ujar Aron memeluk teman lamanya itu.
“Baik. Kau sendiri?”
“Ya, beginilah”
“Hahaha, kau sekarang menjadi direktur” ujar Bakehyun duduk di kursi tamu.
“Permisi! ini minumannya” ujar Hye Mi masuk ke ruangan Aron membawakan teh.
“Hah? kau?” Baekhyun terkejut melihat Hye Mi. Baekhyun mengenali Hye Mi yang padahal sudah merubah dirinya itu.
“Kau? kenapa kau bisa disini?” Hye Mi panik.
“Ak-aku…” Baekhyun gagap.
“Kalian saling mengenal?” tanya Aron.
“Ani” jawab Hye Mi.
“Ne” jawab Baekhyun. Hye Mi mengerut dahinya.
“Baguslah kalau kalian saling mengenal. Jadi, urusan bisa cepat selesai. Baekhyun ini adalah seorang polisi bagian penyelidikan” ujar Aron sambil meminum tehnya.
“Ah…” Hye Mi tercengang dengan ucapan Aron.
“Dia yang membeli ku!” ujar Hye Mi membentak.
“Hah?” Aron bingung.
“Ani. Kau tidak megerti. Aku membeli mu kar…” kata-kata Baekhyun terpotong.
“Karena kau menginginkan tubuh ku? ya kan?” tanya Hye Mi semakin membentak.
“Ani. Dengarkan dulu. Aku melakukan ini untuk menyelidiki ahjumma mu. Ini pesan dari appa mu kepada atasan ku” jelas Baekhyun.
“Appa? Appa yang memintanya?” Hye Mi tertegun mendengar penjelasan Baekhyun.
“Kau tahu? selama 6 bulan ini aku dan teman-teman ku mencarimu. Ini untuk melakukan penyelidikan. Selain itu, kami juga sudah mencatat dua kesalahan Ahjumma mu, karena telah menjualmu dan mengambil hak warisan dengan paksa” ujar Baekhyun.
“Ne, arraseoh” jawab Hye Mi sendu.
“Berarti, kau juga bisa langsung menyelidiki ahjumma mu” ujar Aron.
“Ini tiket pesawat ke Seoul. Pesawat berangkat jam 12 lewat 30 menit” Aron memberikan 2 tiket pesawat.
“Emh” jawab Hye Mi dan Baekhyun bersamaan.
            Baekhyun dan Hye Mi sudah memasuki pesawat mereka. Mereka duduk bersebelahan. Ada perasaan senang karena Hye Mi kembali ke kota ke lahirannya. Ia berpikir untuk menyempatkan diri untuk pergi ke makam Appa dan Eommanya.
“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Baekhyun.
“Hah, ani” jawab Hye Mi.
“Mianhae, jika aku membuat mu takut waktu itu” ujar Baekhyun.
“Ah, gwaencana. Aku yang seharusnya mengatakan itu. Karena aku waktu itu terlalu panik dan aku menuduh mu yang tidak-tidak” ujar Hye Mi tersenyum kecil. Baekhyun hanya membalasnya dengan senyuman.
“Oh ya, mianhae soal dompet mu. Aku mengambilnya” ujar Hye Mi mengaku.
“Ah itu, aku sudah melupakannya. Walaupun awalnya aku agak sedikit jengkel” jawab Baekhyun.
            Karena Hye Mi merasa lelah, Hye Mi tertidur hingga kepalanya tertunduk. Baekhyun yang melihat itu merasa kasihan. Ia mencoba meletakkan kepala Hye Mi perlahan ke pundaknya untuk menyandarkannya. Baekhyun merasa nyaman ketika menyetuh kepala Hye Mi saat itu. Baekhyun hanya tersenyum kecil melihat wajah polos Hye Mi yang sedang tertidur itu.
%%% SEOUL %%%
“Hye Mi, Hye Mi!” panggil Baekhyun sambil menepuk pelan pundak Hye Mi.
“Ah…uh…HAH! Mi-mianhae” ujar Hye Mi terkejut melihat ia tertidur di pundak Baekhyun.
“Gwaencana. Kau pasti sangat lelah” ujar Baekhyun mengambilkan ransel Hye Mi di rak atas.
“Gomawo”
“Ne, cheonma. Kajja!” ajak Baekhyun untuk turun.
            Sesampai di bandaran Incheon, mereka langsung memanggil taksi untuk mengantar mereka ke Hotel. Tapi, sebelum ke Hotel, Hye Mi meminta Baekhyun untuk mengantarnya ke makam orang tuanya sebentar. Sesampai disana Baekhyun hanya menunggu di depan mobil taksi. Dari kejauhan ia dapat melihat Hye Mi yang menangis sambil meletakkan serangkaian bunga di atas makam kedua orang tuanya yang bersebelahan. Tak lama, Hye Mi datang menghampiri Baekhyun.
“Gomawo, sudah mau mengantar ku ke sini dulu” ujar Hye Mi mencoba menutupi wajahnya dengan senyuman yang baru saja basah karena air mata.
“Ne, cheonma. Kajja!” Baekhyun membukakan pintu mobil taksi untuk Hye Mi.
            Untuk hari ini, mereka beristirahat dulu sebelum melakukan penyelidikan terhadap tantenya Hye Mi. Baekhyun memesankan 2 kamar untuk mereka berdua. Kamar mereka bersebelahan. Hye Mi langsung memandikan dirinya setelah sampai di kamar. Setelah selesai ia duduk di balkon.
Drrrt, Drrrt
“Yoboeseyo?” Hye Mi mengangkat sebuah panggilan.
“Yoboeseyo. Apa kau sudah sampai?” tanya Aron.
“Ne. Aku sampai dengan selamat”
“Senang mendengarnya. Kau sudah makan?”
“Bel…” kata-kata Hye Mi terpotong.
TOK, TOK, TOK
“Ne. Sebentar!” jawab Hye Mi.
“Aku ada tamu. Lain kali akan ku telepon lagi” ujar Hye Mi.
“Ne” jawab Aron. Mereka pun mengakhiri teleponnya.
“Siapa?” tanya Hye Mi membuka pintu kamarnya.
“Kajja, kita makan malam!” ajak Baekhyun.
“Ne” jawab Hye Mi.
            Mereka berjalan menuju restoran melalui taman. Mereka berjalan dengan perasaan agak canggung dari sebelumnya. Dinginnya malam di musim panas membuat Hye Mi menggosok badannya dengan kedua telapak tangannya. Baekhyun menyadari itu.
“Pakailah ini!” ujar Baekhyun mencoba memberikan jaketnya.
“AWAS!” tiba-tiba Hye Mi berteriak.
DUUK
“Akh…” mereka berdua terjatuh. Sebuah ranting pohon yang cukup besar jatuh dari atas pohon.
“Hye Mi?” panggil Baekhyun.
“Hah?” Hye Mi membuka matanya dan menyadari bahwa dia berada di atas tubuh Baekhyun.
“Mi-mianhae…AUW!” Hye Mi menarik tiba-tiba kakinya dari ranting pohon yang menimpa kakinya.
“Gwaencanayo? kakimu terluka” ujar Bakehyun yang melihat luka di kaki kanan Hye Mi.
“Ah…hanya lecet saja” jawab Hye Mi berdiri.
“Kajja!” ujar Hye Mi mencoba menahan sakit sambil menyeret kakinya untuk berjalan.
“Sini!” Baekhyun menggendong Hye Mi ke punggung belakang secara tiba-tiba.
“Hah…ah…” Hye Mi tak dapat berkata-kata.
            Mereka sudah sampai di restoran. Hye Mi duduk menunggu Baekhyun mencarikan obat untuk kakinya yang terluka itu. Tak lama, Baekhyun membawa kotak P3K. Ia meletakkan kaki Hye Mi ke pahanya dan membersihkan lukanya terlebih dahulu. Setelah bersih, ia teteskan obat merah dan menutupnya dengan perban.
“Selesai!” ujar Baekhyun.
“Gomawo” ucap Hye Mi.
“Ne, cheonma” jawab Baekhyun.
“Ini makanannya! selamat dinikmati” ujar seorang pelayan setelah meletakkan pesanan Baekhyun dan Hye Mi di atas meja mereka.
“Ne” jawab mereka berdua bersamaan.
%%%%%%%
            Paginya, Hye Mi sudah siap untuk melakukan penyelidikan. Ia berharap penyelidikan ini berjalan dengan lancar. Mengingat tantenya, membuatnya semakin marah dan membenci tantenya. Tapi, disisi lain, ia merasa bersalah dengan perasaannya ini. Karena, berkat tantenyalah ia bisa tumbuh besar seperti sekarang.
TOK, TOK, TOK
“Ne, masuk saja!” ujar Hye Mi.
“Baekhyun?” ujar Hye Mi yang melihat Baekhyun masuk ke kamarnya dengan kotak P3K.
“Sebelum pergi, kita ganti dulu perbannya” ujar Baekhyun yang duduk di pinggir tempat tidur. Hye Mi pun ikut duduk di dekat Baekhyun.
            Baekhyun meletakkan kaki Hye Mi diatas tempat tidur. Baekhyun buka perlahan perban di kaki Hye Mi. Tiba-tiba terdengar isak tangis.
“Hiks…hiks…” Hye Mi menangis.
“W-wae?” tanya Baekhyun gagap karena melihat Hye Mi tiba-tiba menangis.
“Ani. Hanya saja aku merasa merindukan kedua orang tua ku. Hehehe” Hye Mi mengusap air matanya.
“…” Baekhyun terdiam menatap Hye Mi.
“Aku merindukan pelukkan mereka, kasih sayang mereka dan berkumpul dengan mereka” ujar Hye Mi yang menangis semakin menjadi.
“Hah…hah…aku tidak tahu. Kenapa aku menangis? hahaha” Hye Mi terkekeh dengan masih menangis. Baekhyun yang tak tega, langsung memeluknya.
“Hatiku sakit, sangat sakit. Apalagi setelah aku diperlakukan seperti itu oleh ahjumma ku sendiri” Hye Mi terus menangis hingga ia tak sadar telah memeluk erat Baekhyun. Baekhyun hanya membalas dengan pelukkan. Baekhyun memberikan kehangatan disana.
%%% Kantor Polisi %%%
“Baekhyun? kau sudah kembali?” ujar Chanyeol yang menghampiri temannya itu.
“Ne” jawab Baekhyun diikuti Hye Mi yang berdiri di sampingnya.
“Kris ada?” tanya Baekhyun.
“Ada. Masuk saja!” jawab Chanyeol. Hye Mi pun menundukkan kepalanya kepada Chanyeol.
            Mereka berdua pun masuk ke ruangan Kris. Bersih dan rapi, itulah suasana ruangan atasan Baekhyun. Terlihat laki-laki yang tampan dan tinggi semampai sedang menyusun buku-bukunya ke rak.
“Ah, Baekhyun? kau sudah kembali?” ucap Kris menyadari kehadiran mereka.
“Annyeonghaseyo” sapa Baekhyun diikuti Hye Mi yang menundukkan kepalanya.
“Duduklah” ujar laki-laki itu tersenyum.
“Oh…begitu” ujar laki-laki yang bernama Kris itu setelah mendengar semua penjelasan Baekhyun dan Hye Mi.
“Aku akan menyuruh D.o dan Chanyeol menemani kalian menemui ahjumma Hye Mi. Jika, dia memberontak, kalian bisa membawanya kemari” ujar Kris.
“Ne” jawab Baekhyun.
            Mereka pun langsung pergi menuju rumah Hye Mi dimana Krystal tinggal. Baekhyun memakai mobilnya untuk pergi. Hye Mi duduk didepan persis disamping Baekhyun. D.o dan Chaneyol duduk di belakang. Sesampai disana, Hye Mi sempat menelusuri sekeliling rumahnya.
“Tidak ada yang berubah” ujar Hye Mi.
TING TONG, TING TONG
“Ne” jawab seseorang yang membukakan pintu untuk mereka.
“Ada Nona Krystal?” tanya Baekhyun kepada seorang pelayan di rumah itu.
“Sepertinya dia pembantu baru?” pikir Hye Mi.
“Oh ada, silahkan masuk!” pembantu itu mempersilahkan mereka masuk.
            Mereka pun duduk di ruang tamu itu. Hye Mi tampak sedari terus melihat seisi rumah itu. Baekhyun menyadarinya. Baekhyun hanya membentuk senyuman melihat tingkah Hye Mi. Tatapan Hye Mi terhenti ketika melihat sebuah poto besar Krystal.
“Dimana potoku. eomma dan appa?” ujar Hye Mi dalam hati.
“Hah? k-kau…” Krystal terkejut melihat Baekhyun.
“Kami dari kepolisian, ingin meminta keterangan anda” ujar Baekhyun menyerahkan sebuah berkas kepada Krystal.
“M-mwo? polisi? kau polisi?” ujar Krystal gagap.
“Tenanglah. Duduklah dulu!” ujar Baekhyun. Krystal pun duduk dengan perasaan gelisah.
“Kau mengenalnya?” tanya Baekhyun menunjuk kearah Hye Mi.
“Siapa dia? jakanman…hah, kau Hye Mi?” ujar Krystal dengan matanya membulat.
“Ne” jawab Hye Mi pelan.
“Hye Mi? hah…apa-apaan? apa kalian bekerjasama untuk menjebakku? ah, bukankah kau sekretaris Aron?” ujar Krystal.
“Kami tidak menjebakmu. Tapi, kami sedang menyelidiki mu. Karena saat mendiang appa Hye Mi masih hidup, ia meminta kami untuk melindungi Hye Mi” jawab Baekhyun. Hye Mi sontak tercengang dengan jawaban Baekhyun. Hye Mi tersenyum medengarnya.
“Aigoo…kalian memang licik!” Krystal melempar berkas yang diberikan Baekhyun.
“Kami harus memeriksa mu, karena sudah menjual dan mengambil harta warisan Hye Mi dengan tipuanmu” ujar D.o yang mengeluarkan borgol dari saku celananya.
“Mwo? Andwe. Hye Mi, apa kau setega ini dengan ahjumma mu sendiri? kau tega berbuat seperti ini dengan orang yang sudah merawat mu?” ujar Krystal mengelak.
“Mianhae. Ku rasa akulah yang paling kau sakiti” jawab Hye Mi menundukkan kepalanya.
“Sekarang ikut kami ke kantor polisi!” ujar Chanyeol menarik Krystal keluar.
            Hye Mi terduduk di sofa, ia menangis sejadi-jadinya. Ia meluapkan semua perasaanya begitu saja. Baekhyun duduk di sampingnya dan menyandarkan kepala Hye Mi ke dadanya. Hye Mi memeluk erat Baekhyun hingga membasahi baju Baekhyun.
%%% Sidang %%%
TOK, TK, TOK
“Hukuman telah di tentukan, yaitu selama 15 tahun di penjara” Hakim telah memutuskan hukuman untuk Krystal.
“…” Krystal hanya menundukkan kepalanya. Ia telah di bawa ke penjara sesuai dengan hukumannya.
            Hye Mi yang mengikuti sidang itu merasa lebih tenang dan dapat tersenyum lega. Ia merasa ia dapat kembali lagi ke Seoul. Selain itu, ia memiliki rencana untuk membawa Kakek dan Nenek angkatnya ke Seoul. Ia masih duduk di bangku ruang sidang. Baekhyun tiba-tiba datang dan duduk di samping Hye Mi.
“Apa yang kau pikirkan?” tanya Baekhyun.
“Aku berpikir, aku akan kembali ke sini. Tapi, aku merasa sendiri sekarang” ucap Hye Mi dengan nada murung.
“Kau tidak sendiri. Mereka ada disini” ucap Baekhyun menunjuk ke dada Hye Mi.
“…” Hye Mi terdiam dan menyentuh dadanya. Ia merasakan sesuatu yang hangat di hatinya.
“Kau, apa kau akan melindungi ku? walaupun sekarang ahjumma sudah ditahan” tanya Hye Mi.
“Ne. Tapi, tidak sekarang”
“Wae?”
“Karena aku masih ada pekerjaan dan pekerjaan itu cukup jauh dari sini”
“Apa kau akan pergi?”
“Emh. Tidak akan lama”
“Jinjja?”
“Ne. Percalayah kepadaku” ujar Baekhyun memegang erat tangan Hye Mi.
Chup~
            Baekhyun mencium Hye Mi. Hye Mi hanya diam dan menutup matanya. Mereka saling menatap satu sama lain dan saling tersenyum.
3 Bulan kemudian…
            Pagi di musim gugur membuat Hye Mi harus bangun pagi untuk membersihkan halaman rumahnya yang dijatuhi dedaunan kering. Sekarang, adalah hari liburnya. Sejak ia tinggal di rumahnya lagi, Hye Mi sudah menjadi seorang direktur di perusahaan ayahnya. Ia juga dapat bantuan dari Aron untuk mengurus perusahaannya.
“Seangil Chukkae Hamnida” ucap seseorang dari belakang Hye Mi.
“Hah, Oppa?” ujar Hye Mi yang langsung menghampiri namjachingunya itu.
“Chukkae, chagi-ya” ucap Baekhyun sambil memeluk erat yeojachingunya itu.
“Ne. Gomawo”
“Ini!” Baekhyun memberikan serangkaian bunga kepada Hye Mi.
“Hemh…harum!” ujar Hye Mi.
“Seharum dirimu” ujar Baekhyun.

[The End]

Yuhu….tamat deh…nah gimana? bagus tidak? semoga bagus deh dan semoga memuaskna haus para readers #lo kira vampire thor. Mianhae kalau agak singkat atau terlalu lalu lula lulu lala #==’. Namanya juga banyak yang antri request, jadi giman gitu…#alay deh lo thor. Nah setelah ini aka nada ff yang main castnya Lay or Zhang Yi Xing dengan sups castnya member EXO. Ini akan ada sedikit hubunganya dengan karir mereka di dunia Entertainment, walaupun masih ada fiksinya. Jadi, di tunggu aja yah… annyeong gyeseyo ^^ pay pay #tebar kolor Kris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar