Selamat Datang Di Blog Han Hyo Mi


widget

Selasa, 01 Januari 2013

[Fanfiction] Not Just A Dream


Not Just A Dream
Author           : Han Hyo Mi
Main Cast       : Xiau Mei Yu as Readers & Zhang Yi Xing
Sups Cast       : All Member EXO
Genre            : Fantasy & Romantic
Soundtrack     : Brave Guys_Farther Away

Pertama-tama, Happy New Year…#TUT TUUUUT (terompet amang pentol) hehehe XD. Selamat tahun baru, semoga di tahun 2013 ini menjadi tahun yang lebih dan lebih baik dari tahun 2012, Amiiin. Nah sesuai janji author, ini ff spesial. Cuz, ini diambil dari fakta Lay langsung di SMTown Singapura. Entah kenapa, wajah Lay itu inspirasi banget. Apalagi setelah liat Lay jatuh di panggung waktu di SMTown Singapura, aduuuh…inspirasi banget #Lay tumbuh jenggot(?). Hehehe, mianhae oppa ^^v, kita damai yah? ya sudah, dari pada telinga readers lumutan dengarin ocehan author, yuks…kejedots(?)

=_=_=_=_=
            Terang sekali, dimana ini? kenapa hanya ada aku disini? apa aku sedang bermimpi ditidurku? ada angin disini. Angin yang tenang berhembus. Aku merasakan disekujur tubuhku.
“Oppa kemana saja? aku sudah lama menunggu disini?” ucap seseorang dari sampingku.
“K-kau…” aku tak dapat berkata-kata. Dia memegang erat tangan kananku. Dia tersenyum manis kepadaku.
“Sini permen kapasku!” ucap yeoja itu mengambil permen kapas dari tangan kiriku. Permen kapas? sejak kapan aku memegang permen kapas?
“Emh…manis sekali!” ucap yeoja itu setelah memakan permen kapasnya.
“Kajja! kita jalan-jalan” ucap yeoja itu lagi. Dia menarik lenganku. Sentuhannya begitu lembut. Sangat lembut. Aku tidak dapat menolaknya.
            Semua pemandangan yang tadi begitu terang dan putih, berubah menjadi taman Disneyland dimana aku dan yeoja yang aku kenal ini pernah kemari. Tapi….hanya ada aku dan dirinya. Kemana orang-orang disini? mengapa semua permainan bergerak dengan sendirinya?
“Dimana orang-orang? kenapa hanya ada kita?” tanyaku.
“Ini dunia kita. Hanya milik kita” jawabnya menatapku.
“Mengapa kau ada di mimpi ku? bukankah selama ini kau tak pernah muncul lagi dikehidupanku? wae?” tanyaku menghentikannya.
“…” dia hanya diam dan menatapku dengan sendu. Kemudian, dia kembali tersenyum. Dia menyentuh pipi kananku dengan lembut. Aku menutup mataku merasakan kehangatannya. Aku terhanuyt oleh sentuhannya.
“Hah…hah…” aku terbangun dari mimpiku. Aku mencoba mengatur nafas ku. Aku meletakkan punggung tangan ku ke jidadku.
            Aku bangun dari temapt tidur. Kulihat Lu Han teman satu kamar ku begitu tenangnya tidur. Aku berjalan keluar menuju dapur. Ku ambil segelas air putih dan duduk di kursi meja makan untuk meminumnya. Pikiran ku sedikit kacau setelah bermimpi tentangnya. Tentang yeojachinguku.
“Kau bermimpi buruk?” tanya Duizang Kris kepadaku yang datang menghampiriku.
“Ani. Aku hanya merasa haus” jawabku dan meminum minuman ku.
“Kau tidak perlu berbohong. Lihatlah dirimu! kau keringat dingin seperti itu. Kau kira aku tidak pernah bermimpi buruk?” ujar Duizang mengambil segelas air putih juga.
“Hanya mimpi buruk biasa” jawabku lagi.
“Kembalilah tidur. Besok kita harus berangkat ke Singapura” ujar Duizang meninggalkan ku.
            Aku pun kembali kekamar dan merebahkan tubuhku lagi. Aku mencoba memejamkan mataku perlahan dan mencoba tidur dengan tenang sekarang.
Paginya…
“Aduh…Hyung ppali! aku sudah tidak tahan lagi” ucapku sambil meloncat-loncat menahan sampah di perut ku.
“Jakanman! aku sedang membilas tubuhku” jawab Lu Han dari dalam kamar mandi dengan santainya.
“Ya! ppali” aku berteriak.
BRUUK (suara pintu)
“Hah…segar!” ucap Lu Han dengan leganya.
“Minggir!” aku mendorong Lu Han menjauh dari depan pintu.
“Akh…ya!” Lu Han menjerit.
            Setelah selesia membuang sampah ku dari perut, aku langsung memandikan tubuhku. Setelah selesai, aku berpakaian dan membawa tas ranselku keluar. Diruang tengah, semua temanku sudah berkumpul. Tampaknya mereka sedang menunggu Bus kami. Aku duduk disamping Duizang yang tampak asik mengobrol bersama Tao.
“Singapura adalah SMtown selanjutnya. Kurasa latihan selama 1 bulan lebih itu cukup untuk mempersiapkannya. Jadi, marilah satukan tangan kita” ujar Duizang mengangkat tangannya. Kami pun menyatukan tangan satu sama lain. Kami berdoa dan berharap di SMTown selanjutnya akan menjadi yang spektakuler. Amin.
“We are ONE!!!” ujar kami bersama-sama.
            Bus pun datang. Kami bergegas keluar dan masuk ke dalam Bus yang cukup besar itu. Ya, karena kami ada 12 orang tentunya bersama 2 menejer kami. Aku duduk disamping Duizang di kursi pertama.
“Apa Sunbae yang lain sudah ada di bandara?” tanya D.o.
“Ne. Hanya kita dan f(x) yang masih dalam perjalanan. Ini sarapan kalian. Makanlah!” jawab sang menejer EXO-K sambil memberikan kami kotak-kotak sarapan pagi.
“Khasahamnida” ucap kami hampir serentak.
“Hyung terlihat gugup?” tanya Kai yang duduk diseberangku sambil membuka kotak sarapannya.
“Hah? ani” jawabku mantap.
“Ku harap begitu. Karena Hyung akan terganggu, jika Hyung tidak berkosentrasi penuh di atas panggung nanti. Emh…sarapan yang enak!” ujar Kai melahap sarapan paginya.
“Ku harap begitu juga” ucapku pelan. Aku memakan sarapanku dengan nyaman dan tenang.
            Akhirnya kami sampai di bandara Incheon. Terlihat banyak fans yang sudah menunggu kami dari depan bandara. Aku sangat bahagia melihat mereka begitu setia kepada kami. Aku masih mengira ini mimpi. Aku mencintai fans ku. Sangat mencintai mereka. Aku akan melakukan yang terbaik untuk mereka. Itulah yang ku rasakan sekarang.
            Kami turun dari Bus berjalan menuju Bandara. Penjagaan yang ketat telah diberikan kepada kami. Aku terus melambaikan tangan dan tersenyum ke setiap sudut kamera dan fans ku. Aku tak pernah berhenti memperlihatkan lesung pipi ku kepada mereka. Kami sampai diruang tunggu penerbangan Singapura. Aku melihat Sunbae-sunbae kami juga ada disana. Mereka tampak asik mengobrol.
=_=_=_=_=
            Akhirnya kami sampai di Singapura dengan perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan. Ketika kami keluar dari ruangan penerbangan Singapura, sudah terdengar teriakan fans yang menunggu kami. Setelah kami keluar, sungguh banyak fans yang tak dapat ku hitung jumlahnya. Aku langsung tersenyum dan menundukkan kepalaku disetiap ada yang menerikki namaku. Aku tak berhenti tersenyum sampai kami akhirnya masuk ke dalam Bus kami.
            Kami langsung menuju Hotel untuk beristirahat dahulu sebelum kami latihan di The Float, Marina Bay. Aku sekamar dengan Kris, Lu Han dan Tao. Kamar yang cukup luas dan megah untuk kami. Konser akan diselenggarkan besok jam 7 malam. Jadi, untuk hari ini kami akan latihan untuk Persiapan besok.
“Duizang, sebaiknya kau yang mandi duluan. Aku masih membereskan barang-barangku” ujar Lu Han menyuruh Kris.
“Ne” jawab Kris membawa handuk ke kamar mandi.
TOK, TOK, TOK
“Ne. Jakanman!” jawabku menuju pintu.
“Mwo?” tanya ku melihat Chanyeol.
“Permisi! aku sudah kebelet. WC diakamr ku sedang digunakan Baekhyun” jawab Chayeol menerobos ku dan menuju kamar mandi.
“YAA!” Kris berteriak dan membuat gema di seisi kamar.
“Hah, mianhae. Jeongmal mianhae!” ujar Chanyeol menutup kembali kamar mandinya.
“Kenapa Hyung tidak bilang, hah?” ujar Chanyeol yang masih menahan kencingnya.
“Aku mau bilang, tapi kau sudah menerobosku” jawab ku kembali membereskan barang-barangku.
“Ya! Chanyeol. Kau ini, asal masuk saja ke kamar mandi orang” ujar Kris mengomel setelah keluar dari kamar mandi.
“Hah…aku TIDAK TAHAN LAGI!” Chanyeol berteriak dan berlari ke kamar mandi.
“Hahahaha” aku hanya tertawa melihatnya.
“Lay, Sehun mengajak ku jalan-jalan. Kau mau ikut? ya nunggu-nunggu Chayeol dan Tao mengantri” tanya Lu Han.
“Emh, Boleh” jawabku.
“Kajja!” ajak Lu Han.
            Aku, Lu Ha dan Sehun berjalan ke patung singa yang terkenal di Singapura. Kami berjalan di pinggir sungai dimana terdapat patung Singa itu. Aku sungguh menikmati pemandangan yang bersih dan indah disini. Walaupun cukup panas disini.
“Hyung, tolong poto kami!” ujar Sehun meminta kepadaku. Aku pun mengambil Hp-nya.
“Hana, Dul, Tse…(click) sudah” ujar ku memberikan Hp-nya kepada Sehun.
“Gomawo. Sekarang Hyung Lay dengan Hyung Lu Han lagi” ujar Sehun yang hendak memoto kami.
“mom, I want cotton candy” ucap seorang anak kecil yang tak jauh dari kami.
“uncle, one for the cotton candy” ujar sang ibu.
“This! hopefully enjoy” ucap penjual permen kapas itu.
“Oppa, aku ingin permen kapas juga” suara itu, suara Mei Yu. Suara itu mengiang ditelingaku.
“Lay, tersenyumlah!” ujar Lu Han.
“Hah? a…hahaha. Ne” jawab ku terkekeh. Aku pun tersenyum kearah kamera.
            Sore telah tiba, kami semua menuju The Float. Aku menyandarkan tubuhku di kursi Bus. Aku menutup mata sambil menghanyutkan diriku dalam alunan lagu dari Hp-ku. Tak terasa kami sudah sampai di The Float tempat kami besok menyelenggarakan SMTown.
“Lay, Lay bangun!” seseorang membangunkan ku.
“Emh…sudah sampai?” tanyaku kepada Suho yang sudah membangunkanku.
“Ne. Kajja!” jawabnya.
            Kami langsung menuju panggung dimana kami akan pentas nanti. Dari gerbang depan, aku dapat melihat sebuah panggung yang berdiri ditengah danau yang besar. Panggung itu terapung di atas airnya. Benar-benar megah dan spektakuler. Aku yakin ini akan memeriahkan konsernya.
“Kita akan berlatih disini? wah…benar-benar keren. Benarkan Chaneyol?” ujar Baekhyun yang langsung mempercepat jalannya menuju panggung.
“Ne” jawab Chanyeol menghampiri Baekhyun.
“Kajja!” ajak Lu Han menarik lengan tanganku.
“Dimana D.o?” tanya Suho mencarai D.o.
“Aku disini!” D.o berteriak dari atas panggung.
            Kami meunggu giliran latihan sesuai urutan yang sudah direncaakan. Kami tampil kedua setelah f(x). Setelah f(x) selesai kami pun akhirnya latihan di atas panggung nan megah itu. Aku mengeluarkan seluruh kemampuanku disana. Aku membuktikan bahwa aku adalah Lead Dancer yang profesional. Kami menyanyikan lagu History untuk yang pertama. Kemudian, disusul dengan lagu MAMA andalan kami.
            Setelah, latihan selesai. Kami langsung diajak untuk pulang ke Hotel. Kami harus beristirahat penuh untuk persiapan besok. Kami ingin tampil semaksimal mungkin diatas panggung nanti. Kami sampai di Hotel tepat jam 6 malam.
“Ah…latihan yang melelahkan” ujar Tao menghempas tubuhnya di tempat tidur.
“Aku mandi duluan” ucapku bergegas ke kamar mandi sebelum ada yang masuk. Aku mengunci pintunya. Kalau saja hal yang terjadi pada Kris terjadi padaku.
“Jangan lama-lama!” teriak Lu Han menggoda.
            Waktu tidur sudah tiba. Tao, Kris dan Lu Han sudah tidur dengan nyenyak. Aku masih belum bisa tidur. Rasanya sangat gelisah. Aku merasakan ada sesuatu yang menarik dari dalam hatiku. Aku meletakkan punggung tanganku ke jidad dan mencoba menutup mataku.
            Ada yang memegang pipiku. Sentuhan yang hangat. Aku membuka perlahan mataku. Aku melihat sosok yeoja yang sedang tersenyum kepadaku. Ya, itu Mei Yu. Yeojachingku. Dia sedang menatap mataku dengan dalam.
“Lebih baik, kita bermain saja” ucapnya menarik lenganku.
“Kemana?” tanya ku bingung.
“Komedi putar saja” jawabnya.
            Kami pun menaiki komedi putar itu. Aku duduk disebelahnya. Dia memainkan balon sabunnya. Dia tersenyum dan sesekali menatapku. Dia tak hentinya tersenyum kepadaku. Aku pun tersenyum. Disaat kami tersenyum, sebuah sinar nan terang membuat penglihatan ku tak jelas. Aku tak bisa melihat Mei Yu.
“Mei Yu, Mei Yu!” aku memanggilnya.
“Lay, Lay!” panggil seseorang memukul pipiku.
“Hoh?” mata ku membulat saat melihat Lu Han.
“Kau mimpi buruk?” tanyanya. Aku mendudukan tubuh ku. Lu Han duduk disampingku.
“Minumlah dulu!” ujar Lu Han. Aku pun mengambil segelas air putih dari meja lampu.
“Kau tadi memanggil Mei Yu. Kau memimpikannya?” tanya Lu Han.
“Ah…” aku ragu untuk menjawabnya.
“Ceritakanlah! itu akan membuat mu merasa nyaman” ujar Lu Han.
“Ne, aku meminpikannya. Dari kemarin aku terus memimpikannya”
“Mungkin dia merindukanmu. Mungkin juga, dia menginginkan kau ke makamnya untuk memberikannya do’a” ujar Lu Han.
“Mungkin”
“Apa kau ada ke makamnya?”
“Ne. Tapi, satu minggu yang lalu. Aku aka ke makamnya ketika pulang ke China” jawabku yang kembali merebahkan tubuhku.
“Tidurlah dengan nyenyak” ucap Lu Han yang kembali ke tempat tidurnya.
“Ne” jawab ku sambil menutup mata.
=_=_=_=_=
“Woh…lihat! itu Duizang dan Suho” Chen beteriak.
“Ne. Perbesar suaranya” ucapku duduk didepan televisi.
“Duizang sangat tampan” Xiumin memuji.
“Yunho Sunbae berkarisma sekali” Sehun memuji.
            Kami sedang menonton Sunbae-sunbae kami di Konferensipers di Televisi. Kami sudah bersiap untuk konser malam ini setelah Konferensipers selesai. Aku merasa begitu gugup. Aku selalu menghela nafas panjang agar melegakan perasaanku.
“Kau tidak perlu gugup” ujar Lu Han yang menyadari itu.
“Ah, ne. Aku tidak akan gugup. Percayalah!” jawabku meyakinkannya.
“Ne, aku percaya kepadamu” jawabnya.
            Konferensipers selesai, kami bersiap-siap ke belakang panggung. Karena kami tampil yang kedua setelah f(x). Aku menggoyang-goyangkan tubuhku untuk menjauhkan rasa gugupku. Aku melakuka dance kecil. Tak disangka, Kai malah ikut dance bersamaku.
BYUUUUR (suara air)
            Tak disangka hujan mengguyur Singapura. Hatiku tiba-tiba merasa tidak enak setelah mendengar derasnya hujan. Kris dan Sehun pun tampak merasa gelisah. Wajah mereka berdua tampak tegang. Oh, tidak. Aku tidak boleh merasa tidak nyaman saat ini. Ini bisa membuat ku berantakan.
“Kajja, kita satukan tangan kita!” ujar Suho.
“We are ONE!!!” kami berteriak bersama.
“Let’s go!” ujarku.
“Hati-hati!” ucap Sulli yang turun dari panggung.
“Wae?” tanya Kai melihat Sulli menggontongkan Luna turun panggung.
“Aku terpeleset di panggung” jawab Luna.
“Mwo? apa panggungnya basah?” tanya D.o.
“Ne. Tapi, sepertinya sudah dibersihkan” jawab Krystal.
            Mendengar Luna jatuh, perasaan ku semakin tidak karuan. Nafasku sedikit tidak menentu dan hatiku merasa gelisah. Huft…aku harus santai dan jangan tegang. Kami menaikki panggung dan menunggu kami tampil. Kami mulai dengan lagu History. Yang pertama tampil adalah EXO-K. Kami akan masuk ketika lirik bait kedua.
            Tepat mulainya nyanyian History bagian “Listen” aku melihat Sehun terpeleset. Tapi, ia dengan profesional spontan langsung berdiri kembali. Melihat Sehun seperti, aku merasa semakin gugup. Detag jantungku semakin keras dan terasa sedikit sesak. Wajah Lu Han pun tampak terkejut dan menegang.
“Pasti ini gara-gara air hujan. Kita harus berhati-hati dengan panggungnya” ucap Kris menenangkan kami.
“Ne” jawab kami pelan.
            Akhirnya datanglah giliran kami. Kami berjalan ketengah panggung. EXO-K kembali ke samping panggung. Kami memulai dari bait ke 2. Aku mengeluarkan seluruh tenaga dan semangatku. Aku tetap mengeluarkan ekspresi sesuai lagunya. Aku merasakan sedikit licin untuk lantai panggungnya. Ku tatap seluruh penonton dengan semangat yang luar biasa. Mataku terhenti ketika melihat sosok yeoja dengan senyumanya ciri khasnya.
“Mei Yu” ucapku dalam hati.
BUUUK
            Aku terpleset karena tersandung kaki Chen. Aku kehilangan kosentrasi. Aku lupa dengan posisiku. Aku terdiam dan tak dapat bergerak. Microphone ku terjatuh. Aku harus berdiri. Aku harus bangkit. Aku berdiri dan kembali melanjutkan dancenya. Dari saat itu, aku tak ikut bernyanyi sampai lagu selesai. Rasanya sangat mengecewakan.
“Kalian benar-benar ceroboh. Kenapa kalian bisa terjatuh, hah?” menejer kami memarahi kami.
“Sehun, Lay, kenapa kalian bisa jatuh, hah?” tanyanya kepada kami.
“Aku merasa sepatu ku licin. Panggungnya basah” jawab Sehun sambil menundukkan kepalanya.
“Kau?” tanya menejer kepadaku.
“Sama” jawabku pelan.
“Tapi, kenapa kau sempat terdiam? bukankah kau seharusnya cepat berdiri? apa yang kau pikirkan?” bentaknya kepadaku.
“Aniyo” jawabku pelan lagi.
“Tidak mungkin tidak ada apa-apa. kau sempat terdiam kaku disana. kau sudah jatuh dua kali di konser mu” ucapnya membentakku.
“Mianhae. Jeongmal mianhae. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi” aku memohon padanya.
“Ini juga salah ku. Kaki ku sempat menghalanginya saat itu” ucap Chen.
“Kalian sama saja. Hah…istirahatlah dulu. Aku harap aku tidak melihat kejadian ini lagi” ujar menejer kami meninggalkan kami.
“Mianhae, Hyung” ucap Chen kepadaku.
“Aniyo. Ini kesalahan ku. Aku kehilangan kosentrasi” ujar ku duduk di kursi.
“Kau memikirkannya?” tanya Lu Han seolah-olah tahu apa yang aku pikirkan.
“Mwo?” tanyaku bingung.
“Mei Yu” ujarnya.
“Ne” jawabku.
“Aku tahu, pasti sangat sakit mengingat kejadian waktu itu. Aku juga benar-benar terkejut” ujar Lu Han duduk disampingku sambil mencoba menenangkanku.
“Hah…sampai sekarang aku tidak tahu penyebab kematiannya. Aku benar-benar kecewa dengan pihak kepolisian yang menutup kasusnya” ujarku yang mencoba menenangkan nafasku.
“Aku ingin minum” ujar ku berdiri.
“AKH…” aku terjatuh.
“Wae? Gwaencanayo?” tanya Su Ho menghampiri ku.
“Kaki ku sakit. Rasanya keram sekali” jawab ku mencoba berdiri.
“Jangan-jangan, kau cedera karena jatuh tadi?” ujar Xiumin.
“Mungkin” jawabku pelan.
Rumah sakit…
“Seperti mumi” ujar ku melihat kaki ku di beri gips dengan perban putih.
“Hanya kakimu saja” Duizang terkekeh.
“Istirahatlah yang cukup. Kami akan ke sini besok” ujar menejer kami.
“Ne” jawab mereka.
“Ani. Aku akan menemaninya disini” ujar Lu Han.
“Baiklah. Semoga cepat sembuh” ujar menejer memusut lembut pundakku.
“Ne, gomawo” jawabku.
“Heh…istirahatlah. Ini sudah jam 11 malam. Aku juga lelah” ucap Lu Han menutup pintu ruanganku dan merebahkan tubuh di sofa.
“Ne” jawab ku untuk tidur.
            Kenapa gelap? aku tidak bisa melihat apa-apa. Semua gelap. Dimana aku? mengapa terasa sangat sesak pada nafasku? Hah…hah…
“Oppa? Oppa? bangun” ucap seseorang memegang lembut pipiku. Aku terebah di pahanya.
“Mei Yu? kita dimana?” tanyaku mencoba duduk.
“Di taman. Wae?” tanyanya mengeluarkan sekotak makanan dari keranjang piknik.
“Ani” jawabku. Aku melihat kakiku. Kakiku baik-baik saja. Malah bisa digerakkan.
“Ini! makanlah. Aku yang membuatnya untuk Oppa” ucap Mei Yu memberikan sepotong Sandwitch kepadaku.
“Waeyo? kenapa kau selalu muncul dimimpiku? bukankah kau tak pernah lagi muncul dikehidupanku? wae?” tanya ku sedikit membentak.
“…” Mei Yu terdiam. Ia meletakkan kembali Sandwitchnya ke keranjang piknik.
“Mianhae, jika aku sudah menggangu kehidupan Oppa” ucapnya sendu. Sangat sendu.
“Wae?” tanyaku pelan.
“Aku merindukan Oppa. Aku takut sendirian di tempat yang gelap tidak ada siapa-siapa. Aku kesakitan. Tubuhku hancur. Hatiku hancur berkeping-keping. Aku sudah kehilangan segalanya, Oppa. Hanya Oppa yang aku punya sekarang” jawabnya yang tiba-tiba menangis. Aku hanya terdiam. Aku tidak tahu ingin melakukan apa.
“Tidak ada yang memperdulikan kematianku. Aku kecewa, Oppa. Hiks…hiks…heh…Aku benar-benar hancur. Hidupku hancur, Oppa. Aku yeoja yang tak suci lagi. Aku sudah ternodai” ujarnya menundukkan wajahnya. Dapatku lihat air matanya menetes di atas telapak tangannya. Air mata yang suci.
            Aku mendekat kesampingnya. Aku memeluknya. Mencoba memberikan ketenangan dan kehangatan disana. Dia membalas pelukkan ku dengan erat. Sangat erat. Tubuhnya gemetaran dan dingin. Air matanya sangat deras. Aku merasa dadaku basah oleh air matanya.
“Tolong aku, Oppa! Tolong! aku tidak bisa tenang diduniaku, jika kematianku tidak diketahui” ucapnya lagi.
“Tatap mataku, Oppa. Lihatlah!” ujarnya memegang kedua pipiku.
            Aku menatap putik matanya yang sangat indah dan berair itu. Wajahnya yang polos membuat hati ku begitu luluh dan tak dapat berkutik. Aku melihat sesuatu dimatanya. Sesuatu seperti…
[Flashback=> Mei Yu POV]
1 tahun yang lalu….
            Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan. Untuk pertama kalinya aku berkencan dengan namjachinguku Lay. Kami sudah menjalin hubungan ini selama 5 bulan. Maka dari itu, inilah kencan pertama kami. Aku sangat mengerti posisi Lay sekarang yang menjadi seorang Boyband terkenal. Jadi, aku selalu sabar menunggu untuknya.
“Kau mau main apa?” tanya Lay lembut.
“Emh…kemana yah? main komedi putar saja” jawabku menunjuk kearah komedi putar yang tak jauh dari kami.
“Jinjja? o.k” jawabnya menarik lembut lenganku.
“Jakanman!” ujar ku menghentikannya.
“Wae?” tanyanya.
“Aku ingin permen kapas itu. Jebal, belikan untuk ku!” aku meminta dengan puppy eyes kepadanya.
“Ne, ne. Tunggu sebentar disini! jangan kemana-mana o.k?” jawabnya.
“Sip Boss” jawabku sambil hormat kepadanya.
            Aku duduk dipinggir air mancur untuk menunggu Lay membelikan permen kapas untukku. Disini sungguh ramai, karena hari ini adalah hari minggu. Banyak keluarga dan masyarakat bermain di Disneyland ini. Termasuk kami yang sedang berkencan.
“Permisi!” ucap seseorang. Ada dua namja yang paruh baruh menghampiriku. Yang satunya tinggi besar dan yang satunya sedang.
“Ne, ada apa?” tanyaku.
“Kami menjual tiket untuk menonton film 3D disana. Itu tempat film baru yang dibuka” ujar yang berbadan tinggi itu.
“Ne. Kami ingin kau melihat kesana untuk memastikan tempatnya. Takutnya kau tidak percaya” ujar yang berbadan sedang.
“Emh. Nanti kami akan berikan tiket nontonnya discon 50% untuk pelanggan yang kami tawarkan” ujar yang berbadan tinggi itu lagi.
“Tapi, aku se…” kata-kata ku terpotong.
“Ayolah! sebentar saja. Nanti kau kembali lagi kesini” ujar yang berbadan tinggi kepadaku sambil menarik pelan lenganku.
“Ba-baiklah” jawabku ragu.
            Mereka membawa ke gedung yang besar dan megah. Tapi, yang kulihat hanya kesunyian. Tak ada siapa-siapa disana. Tempatnya pun gelap. Perasaan ku mulai tak enak. Aku memegang tekuk leher ku yang menjadi hangat ini.
“Ini dia tempatnya!” ucap yang berbadan sedang.
“Dimana? hanya gelap” jawabku.
“Disini!” ujar yang berbadan tinggi.
BUUUK
“Akh…” aku jatuh terpental.
            Aku merasakan sakit yang luar biasa di kepala bagian belakangku. Semuanya tampak buram. Dua namja paruh baya itu pun menjadi seperti ada dua. Aku mencoba bangun, walaupun rasa yang sakit luar biasa ini.
“Kau duluan!” ucap yang berbadan sedang.
“Baiklah. Mari kita bermain!” ucap namja yang berbada tinggi dan besar itu.
            Ia menarik lenganku dengan kasar. Ia melempar ku ke tengah ruangan yang gelap ini. Kepala ku sangat pusing luar biasa. Aku tak dapat melihat apa-apa. Ada cahaya. Hanya ada satu cahaya yang hidup di ruangan ini. Aku sedikit dapat melihat namja bertubuh besar dihadapanku itu.
“M-mau apa kalian?” tanya ku mencoba duduk.
“Diam saja kau! ini tidak akan sakit” ucapnya yang berbadan besar yang duduk dihadapanku sekarang. Ia membuka jaketnya dan memegang pundak ku. Ia merebahkan tubuhku.
“Hah? mau apa kau? lepaskan aku! lepaskan!” aku berteriak sekuat-kuatnya dan memukul tangan yang besar dipundakku itu.
“Diam! atau kau akan kesakitan” ucapnya mendorongku hingga terebah.
“Akh…ah…” aku menendang perutnya.
“AKH…DASAR YEOJA GILA!” namja bertubuh besar itu menahan sakit diperutnya.
“Tangkap dia BODOH!” ucap yang berbadan besar itu lagi.
Aku mencoba merangkak untuk berdiri. Aku berusaha berdiri. Tapi, jaket ku ditarik oleh namja parub baya yang berbadan sedang itu. Ia melemparku hingga ku terpental ke sebuah dinding.
“Akh…khok..khok..” aku terbatuk-batuk menahan sakit dipunggung belakangku.
“Berani sekali kau memberontak, HAH!” ucap namja berbadan tinggi menghampiri ku.
“Ku mohon, jangan sakiti aku. Aku mohon…jika kalian mau melepaskan aku, aku akan melupakan kejadian ini. Aku bersumpah” ucapku yang mulai tak dapat menahan rasa takut dengan tangisanku.
“Heh, kau kira kami mau? kami tidak akan melewatkan kesempatan emas ini” ucap yang berbadan tinggi dan besar itu.
            Ia menarik kerah jaket ku dan berusaha menciumku. Tapi, aku mengelaknya. Aku selalu memalingkan wajahku darinya. Aku menamparnya.
PLAAAK
“Kurang ngajar!” ucap yang berbadan tinggi itu.
BUUUK
            Ia menendang perut ku hingga terpental lagi. Sekarang, aku merasakan darah segar keluar dari hidung dan mulutku. Tanganku tak dapat digerakkan, karena terhempas ke lantai dengan sangat keras. Jam tangan pemberian Lay pun terbuang jauh ke bawah sebuah meja. Kini nafas ku terengah-engah.
“Cepat saja! aku tak sabar” ucap namja berbadan sedang itu.
            Namja bertubuh besar itu, menampar wajahku berkali-kali. Ia merobek semua pakaian ku. Kini aku tak dapat mewalannya lagi. Semua tubuh ku merasakan sakit yang luar biasa. Hanya ada sedikit nafas yang aku miliki sekarang dan hanya suara hatiku yang bisa bicara.
“Oppa, cepat kesini! tolong aku, aku sedang disakiti, Oppa. aku tak dapat melawannya lagi. Aku sangat lemah sekarang” hatiku berbicara.
            Akhirnya, kesucian ku hilang. Mataku sangat sayu. Aku….aku tidak kuat lagi. Semua tubuhku sangat sakit. Aku akan sangat membenci orang-orang yang menyiksaku ini. Aku tidak akan memaafkan mereka. Sampai akhir hayatku. Sekarang, aku benar-benar sudah menutup mata. Kematian sudah menjemputku. Jasad yang malang tergeletak di ruangan yang gelap.
Paginya…
            Seorang petugas kebersihan, membawa sapu dan sebuah bak kedalam ruangan dimana aku disiksa. Dia menyalakan seluruh lampu ruangan. Ia sangat shock melihat jasadku di pinggir ruangan.
TAAK (sapu terjatuh)
“HAH? A-AIGO…Ya tuhan!” ucapnya.
Rumah sakit Polisi…
“Dimana anakku?” tanya eomma dan appaku.
“Disini” jawab seorang dokter keruangan jenazah.
“Hah…ani…an-aniyo, hik…hah…hiks….anak ku. Ada apa dengan mu?” ujar eomma menangis sambil memeluk jasadku.
“Setelah kami selidiki, sepertinya dia diperkosa oleh seseorang. Karena semua pakaiannya robek” jawab seorang polisi.
“Diper-kosa?” tanya appa gagap.
“Ne” jawab polisi.
“Ja-jangan-jangan, Lay? dia kemarin pergi bersama Lay” ucap eomma asal.
“Jangan menuduh dulu, eomma. Kita tak punya bukti” ujar appa menenangkan eomma.
“Bukti apa lagi? jelas-jelas Mei Yu pergi bersamanya kemarin. Aku yakin Lay yang memperkosanya” ujar eomma yang keras kepala.
“Mei Yu?” ucap Lay yang datang.
“Itu dia! dia yang membuat anak ku seperti INI!” eomma menangis histeris. Appa mencoba memegang tubuh eomma untuk menenangkannya.
“Hah? m-mwo? aku?” ujar Lay bingung.
“Kau kan yang memperkosa anak ku, HAH? Dasar artis BRENGSEK!” ujar eomma melempar tasnya ke wajah Lay.
“Ani, ahjumma. Aku saja semalam mencarinya bersama polisi di Disneyland” Lay membela diri.
“Ne. Lay benar. Dia kehilangan Mei yu waktu itu. Makanya dia langsung melaporkan ke kantor keamanan di sana” ucap Polisi mencoba meluruskannya.
“Lalu siapa, HAH?” eomma masih keras kepala.
“Kami akan segera menemukannya. Kami sudah mengetahui cirri-ciri pelaku. Mereka ada dua orang” jawab polisi dengan tenang.
“Mereka harus dihukum MATI” ketus eomma dengan emosi meluap-luap.
            Polisi terus mencari dan mencari pelakunya. Tapi, mereka kehilangan jejak. Sepertinya pelaku itu sangat pintar, karena mereka dengan mudah menghapus jejaknya. Hingga akhirnya pencarian berjalan selama 6 bulan lamanya, polisi juga tidak dapat menemukannya. Mereka memilih untuk menutup kasusku. Karena kesulitan mencari informasi.
[Flashback end=> back to Lay]
“Hah…hahah…hiks..hiks…” aku menangis. Tubuhku lemah saat melihat semua itu dari mata Mei Yu.
Aku benar-benar tak dapat menahan air mataku sekarang. Aku langsung memeluk erat yeojachinguku. Aku tak ingin melepaskannya. Aku memusut lembut punggung belakangnya. Dia juga memelukku erat dan menangis sejadi-jadinya.
“Mianhae, jeongmal mianhae chagi-ya. Seharunya aku tidak meninggalkanmu saat itu. Seharunya aku menagjakmu bersamaku” ucapku yang masih tak mau melepaskan pelukkan ku.
“Ani. Ini bukan salah, Oppa. Mungkin ini sudah jalan hidupku. Aku sudah senang dengan Oppa memeluk ku seperti ini” jawabnya. Aku merasakan basah dipundakku. Air matanya yang hangat mengalir dipundakku.
“Aku akan membuka kembali kasusmu. Aku akan menangkap dua penjahat itu. Mereka harus dihukum. Aku janji!” janji ku kepadanya.
“Ne, Oppa. Aku percaya” jawabnya melepaskan pelukkanku. Ia menatap ku dengan tersenyum. Tapi, air matanya masih mengalir deras.
            Aku menghapus air matanya dengan kedua ibu jariku. Betapa lembutnya pipinya. Aku menatap seluruh wajahnya. Aku mendekatkan wajahnya ke wajahku dan ku cium keningnya. Kucium dengan kehangatan disana.
“Hah…hah…” nafasku sesak. Aku mencoba untuk duduk. Aku memegang pipiku yang basah. Pasti aku menangis.
“Gwaencanayo?” tanya Lu Han yang menyadariku sedang terbangun.
“Ne” jawabku menghapus air mataku.
“Kau menangis?” tanya Lu Han menghampiriku.
“Ani. Aku hanya…” kata-kata ku terpotong.
“Mimpi buruk?” tanya Lu Han yang mengetahuinya.
“Ne” jawabku sendu.
“Mei Yu lagi?” tanyanya.
“Ne. Lu Han, aku tahu kenapa dia meninggal. Aku tahu siapa yang membunuhnya” ujarku dengan penuh keyakinan.
“Siapa?” tanyanya.
“Besok, kita harus kembali ke China. Katakan itu kepada Duizang” ucapku.
“Wae? kenapa kita tidak ke Korea dulu? kau tidak ingin kumpul-kumpul dulu?”
“Ani. Aku harus menyelesaikan ini. Aku harus mengungkapkan kasus ini” jawabku denga penuh keyakinan.
“Baiklah. Aku akan menghubunginya” ujar Lu Han menagmbil Hp-nya.
=_=_=_=_=
            Besok paginya, kami akan langsung pulang ke China sesuai keinginanku. Syukurnya aku memiliki teman yang dapat mengerti perasaan ku. Aku sangat bangga kepada mereka. Kami berangkat jam 9 pagi tepat. Aku duduk bersama Chen di kursi VIP.
            Dengan perjalanan yang cukup jauh, akhirnya kami sampai di China. Aku langsung meminta Lu Han meminjam mobil menejer untuk mengantarku ke kantor Polisi. Syukurnya menejer mau meminjamkannya. Kami langsung berangkat menuju kantor Polisi.
“Permisi, Selamat Siang. Saya bisa bertemu dengan bapak Huang Lau?” tanyaku kepada resepsionis di kantor polisi itu.
“Wah…tepat sekali, Beliau baru saja datang. Silahkan langsung ke ruangannya saja, disebelah sana” tunjuknya kearah kiri.
“Khamsahamnida”ucap ku yang lansgung menuju ruangannya. Lu Han dengan setia masih mengikutiku di belakang.
TOK, TOK, TOK
“Masuk!” ucap seseorang dari dalam ruangan tersebut. Kami pun masuk ke dalam ruangan itu.
“Saya Lay, mungkin anda masih ingat dengan saya” ucapku setelah aku duduk.
“A…ne, ne. Kau namjachingunya Mei yu itu, kan?” tanyanya.
“Ne” jawabku.
“Ada apa?”
“Begini, aku ingin kau membuka kembali kasus Mei Yu. Aku tahu siapa pelakunya” jawabku dengan penuh keyakinan.
“Mianhae, bukan maksudnya saya tidak bisa, tapi kasus ini sulit” jawabnya.
“Aku mohon! aku akan membantu penyelidikan ini” ujar Lay memelas.
“Eh…” Huang Lau tampak ragu.
“Jebal!” ucapku dengan sangat memohon.
“Baiklah” jawabnya mantap.
“Khamsahamnida” ujarku sambil tersenyum lebar. Aku langsung menjabat tangannya.
            Akhirnya kasus Mei Yu dibuka kembali. Aku mencari seorang pengacara handal untuk persidangan nanti dan ini disetujui orang tua Mei Yu. Aku menjelaskan seluruh kejadian pemerkosaan Mei Yu kepada Polisi. Awalnya Polisi tidak percaya dengan penjelasankanku. Tapi, setelah diselidiki semua terbukti. Kami menemukan jam tangan Mei Yu yang terlempar saat itu di bawah meja. Itu menjadi salah satu barang bukti.
            Kami sudah mendapatkan alamat pelaku. Mereka ada di Daejun. Polisi pun langsung berangkat ke Daejun menangkap mereka. Ternyata mereka tidak hanya melakukan kejahatan semata, mereka juga penjual narkoba yang dikirimkan melalui Australia. Mereka akhirnya ditahan di penjara.
            Sidang menyatakan mereka akan dihukum mati. Karena sudah melampaui batas kejahatan. Akhirnya aku dapat melihat kedua orang tua Mei Yu tersenyum kembali setelah puas dengan hukuman itu. Aku pun juga. Kini hatiku snagatlah lega dan tenang.
=_= Makam Mei Yu =_=
“Ini untukmu!” ucapku meletakkan serangkai bunga mawar.
“Eotteohke? kau merasa senang disana?” tanyaku yang duduk disamping makamnya.
“Pasti, kau pasti bahagia. Aku bangga bisa menepati janjiku padamu chagi-ya” ucapku yang mulai meneteskan air mata lagi.
“Ne, aku bahagia” ucap seseorang dari sampingku.
“Hah? Me-mei yu?” ujar ku gagap melihatnya duduk disampingku.
“Aku sangat bahagia. Aku beruntung memiliki mu. Walaupun aku sudah tidak ada lagi, tapi aku masih bisa merasakan betapa kuatnya cintamu kepadaku” ucap Mei Yu.
“Jinjja? apakah cintaku sangat besar?” tanyaku dengan tangisan yang semakin deras.
“Emh. Sangat” jawabnya memegang kedua pipiku.
            Untuk ketiga kalinya, aku merasakan kelembutan tangannya menyentuh pipiku. Dia menghapus air mataku. Dia tersenyum kepadaku. Wajahnya yang cantik dan polos itu bercahaya bagaikan malaikat. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mencium keningku, seperti yang pernah aku lakukan padanya.

[The End]

Closeng Song=>Hyesung_It’s be nice if it were you
Lay, Lay, Lay, Lay, Lay, Lay panggil acil si jablay #cetarrr, badai menyelimuti. Gimana? dapat feelnya gak? author gak yakin readers bakal nangis baca ff-nya. Cuz, author kaga bisa lihat #dasar author somplak +_+’. Ini ff butuh perjuangan. Harus mencucurkan keringat dan ingus. Cuz, author harus ikut nangis waktu bikinnya. Biar dapat feelnya gituh. Nah, sudah kebayarkan hutangnya? Setelah ini ada ff lagi. Jadi, di tunggu aja yah..o.k? o.k? o.k? Annyeong gyeseyo, Pay pay #tebar keringat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar